Jakarta Tutup Masalah Papua, Amber dan OAP Terpenjara dalam Ruang Ketakutan

2
1655

Oleh: Awikaituma)*

Papua walau damai, di atas tanah ini ada sekam-sekam yang tiap saat siap terbakar. Sekam itu akar masalah politik yang tidak terselesaikan dan kesenjangan sosial yang tidak terajut.

Kata-kata monyet itu bukan masalah. Itu Cuma ujaran biasa yang bila tidak ada sekam-sekamnya, negara ini tidak perlu cari oknum tentara di Surabaya atau benci oknum ibu guru di Wamena yang ucapkan kata monyet. Atau juga cari oknum aparat di Oksibil yang keluarkan kata cemoohan sampai terjadi kerusuhan dan kebakaran di Papua.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Ini sebuah negara bukan kabupaten! Di mana wibawa negara ini kalau selalu cari tikus-tikus kecil?

Sementara buaya besar disembunyikan, sementara akar masalah dibiarkan berlarut. Sekam-sekamnya ditutupi dan dipelihara. Bara api dibiarkan tapi asapnya yang dipadamkan.

ads

Tiada satu pun presiden indonesia yang berani selesaikan akar masalah papua, malahan dioper dari presiden yang satu ke presiden selanjutnya.

 Sepertinya itu taktik negara ini. Taktik yang akan habiskan energi dan waktu dan menyudutkan wibawa indonesia, keroposkan kedaulatan negara ini.

Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

Kita harapkan, setidak-tidaknya akar masalah sosial dirajutkan, kita tau walaupun sebagai satu NKRI, amber dan OAP yanga da di tanah Cenderawasih ini hidup sebatas sebagai pedagang dan pembeli. Bukan sebagai keluarga dalam satu tungku api.

Sudah 50 tahun hidup seperti itu. Apakah harus 50 tahun lagi OAP dan amber hidup tidak nyaman di atas tanah tanah ini? Tentu tidak! Kenyamanan itu lebih penting dari kebutuhan makan dan minum. Nyawa manusia itu lebih penting dari pada merah putih atau kejora.

Baca Juga:  Freeport dan Kejahatan Ekosida di Wilayah Suku Amungme dan Suku Mimikawee (Bagian 4)

Peristiwa belakangan ini memberi signal, bahwa api sewaktu-waktu siap terbakar. Kawan jadi lawan dan sahabat jadi suanggi.

Kalau DPRD Setanah Papua minta pemerintah dialog, pemerintah jakarta keberatan dan anulir? Wiranto dan Jokowi, lakukanlah. Karena itu wakil rakyat yang datang. Mereka tau akar masalah.

Jangan penjarakan masyarakat amber dan OAP dalam ruang ketakutan di atas Tanah Papua ini. Jangan ada lagi pertumpahan darah. Ini tanah Damai yang sudah dinubuat.

Awi jr negeri yali 19

)* Penulis adalah intelektual Papua

Artikel sebelumnyaMahasiswa Tolak Pembangunan Makodim di Kab. Tambrauw
Artikel berikutnyaGKI Continues to Voice the Suffering of Her Congregation