AUCKLAND, SUARAPAPUA.com — Kepala Kepolisian Papua di Indonesia memberikan jaminan bahwa tidak ada jihadis yang tiba di Papua.
Komentar Paulus Waterpauw muncul setelah kelompok garis keras Muslim Indonesia, Front Jihad Islam, atau FJI, mengeluarkan seruan untuk mempersenjatai di Provinsi Papua yang diperintah Pemerintah Indonesia setelah para pendatang non-Papua termasuk di antara para korban kekerasan baru-baru ini di sana.
Baca juga: Papuan ‘separatists’ vs Jihadi ‘terrorists’: Indonesian policy dilemmas
Kerusuhan telah melonjak di wilayah Papua sejak Agustus, termasuk hari kerusuhan dan kekerasan di kota pegunungan tengah Wamena dua minggu lalu ketika sekitar 30 orang tewas.
Kerusuhan itu terjadi dilatarbelakangi demonstrasi yang meluas oleh orang Papua Barat yang memprotes rasisme dan menyerukan referendum kemerdekaan dari Indonesia.
FJI telah sibuk menyebarkan pesannya secara online, dimana sebuah akunt video membakar Bendera Bintang Pagi Papua dan spanduk yang menyerukan agar para Jihadis direkrut karena berperang di Papua melawan orang Papua.
Baca juga: PM Kepulauan Solomon Mengadakan Pembicaraan di Cina
Waterpauw mengatakan kepada kantor berita Antara bahwa sekitar 40 anggota kelompok Islam terpisah, Jama’ah Tabligh, telah mengunjungi kota terbesar di Papua, Jayapura sejak tahun lalu.
Tetapi tidak ada jihadis yang pernah ke wilayah itu, dan katanya polisi Papua akan bertemu dengan anggota Jamaah Tabligh di Jayapura.
Sumber: radionz.co.nz
Editor: Elisa Sekenyap