PasifikMenlu Selandia Baru: Inggris 'Walk Out' Dari Pasifik

Menlu Selandia Baru: Inggris ‘Walk Out’ Dari Pasifik

AUCKLAND, SUARAPAPUA.com — Winston Peters, Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengatakan anggaran bantuan Inggris untuk Pasifik terlalu kecil dan bahkan satu persen dari total bantuan asingnya akan membuat perbedaan besar.

Berbicara di sebuah konferensi di Auckland pada hari Jumat, Peters menghardik diplomat Inggris yang hadir.

Baca juga: Marshall Islands Terpilih Sebagai Anggota Dewan HAM PBB

Baca Juga:  Masalah Politik Mendominasi Kunjungan Menteri Prancis Gérald Darmanin di Kaledonia Baru

“Kau berjalan di atas kami dan meninggalkan semuanya pada Selandia Baru dan Australia. Bagaimana mungkin dari kekaisaranmu tidak pernah mengatur hal itu kepada kami? Jadi, ayolah, beri kami kesempatan yang adil di sini. Ini demi kepentingan demokrasi kami,” kata Peters tegas.

Komentar itu muncul sebagai kejutan bagi seorang pejabat senior Inggris, yang mengatakan Inggris tampaknya tidak dipilih secara adil oleh Peters.

Baca Juga:  FIFA Akan Mempromosikan Hubungan 'non-partisan, non-politik' Antara Fiji dan Indonesia

Baca juga: Australia Sambut Pemimpin Keamanan Pasifik Dalam Sebuah Pertemuan di Brisbane 

Pada bulan Juli, Komisaris Tinggi Inggris untuk Selandia Baru dan Samoa, Laura Clarke, mengatakan negaranya “telah banyak undur” dari Pasifik.

Komentarnya muncul tak lama setelah Inggris mengumumkan strategi Pacific Uplift, yang akan membuat tiga misi diplomatik baru dibuka di kawasan tersebut.

Baca Juga:  Hasil GCC: Ratu Viliame Seruvakula Terpilih Sebagai Ketua Adat Fiji

Sumber: radionz.co.nz

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

0
“Kami berharap setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat menerapkan materi secara praktis ke dalam aktivitas usahanya sehingga melalui program PBP YET akan lahir lebih banyak pengusaha asli Papua sukses ke depannya,” kata Nathan Kum.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.