DPPKBD Paniai Bikin Musyawarah Pencanangan Kampung KB di Pasir Putih

0
1228

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Daerah (DPPKBD) kabupaten Paniai, menggelar kegiatan pertemuan forum musyawarah kampung Keluarga Berencana (KB) tingkat desa dan distrik, di kampung Pasir putih, distrik Ekadide, Paniai, Jumat (8/11/2019).

Kegiatan yang digelar di ruang aula SMP Negeri 1 Ekadide ini, melibatkan peserta dari berbagai kalangan. Diantaranya, mama-mama hamil dan menyusui, kadar KB kampung, kader posyandu, kader PKK, petugas kesehatan puskesmas, para kepala desa dan kepala distrik.

Kegiatan itu sendiri digelar dalam rangka pencanangan kampung KB. Farialice Tatogo, Kepala Dinas DPPKBD Paniai, dalam sambutannya mengatakan dari 2016 kampung, sebanyak 24 kampung yang akan dicanangkan (ditetapkan) sebagai kampung KB.

“Ini sesuai jumlah 24 distrik yang ada. Per distrik satu kampung. Sehingga sebelum melangkah ke situ, kegiatan sosialisasi tentang kampung KB ini sengaja kami gelar. Karena memang penting dan harus dilakukan supaya semua memahami tujuan dan maksudnya,” kata dia mengawali sambutan, kepada para peserta yang datang dari distrik yang tergolong dalam wilayah III, yakni distrik Topiyai, Ekadide, Agadide, Aweida, Fajar Timur, Bogobaida, Youtadi dan distrik Baya Biru.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Deiyai Siap Digelar

Tujuannya kampung KB, menurutnya, untuk menekan angka kemiskinan demi menciptakan atau menjadikan sumber daya manusia anak, dari terbentuk janin (nol bulan) hingga umur 2 tahun (setelah melahirkan), yang berkualitas secara otak dan fisik.

ads

“Miskin disini bukan artinya miskin secara ekonomi (makan-minum). Tetapi maksudnya adalah bagaimana kita membentuk anak dari pertama kali terbentuk janin hingga umur 2 tahun setelah melahirkan dengan cara-cara yang sehat,” ujarnya.

Ia menyebut cara-cara sehat diantaranya, selama kehamilan ibu harus konsumsi makanan bergizi/gizi seimbang, ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan, memberikan simulasi pada janin dalam kandungan dan memberikan asi eksklusif selama 6 bulan setelah melahirkan.

“Jadi orang bilang ikut KB itu membatasi atau tidak bisa dapat anak, itu sangat tidak benar. KB itu menjaga jarak kelahiran. Jadi bagi bapak dan ibu yang mau anak banyak silahkan saja tapi harus jaga jarak. Jaraknya bisa 2 tahun, 3 atau 4 tahun dan  baru anak seterusnya. Jangan umur 6 bulan atau satu tahun ibu hamil lagi. Tidak boleh, karena ini demi kepentingan keluarga, ibu, bapak dan anak,” terangnya.

Ia menekankan jika ada keluarga yang ingin ikut KB harus terlebih dahulu lakukan persetujuan bersama antara suami dan istri.

Baca Juga:  Dewan Adat dan Intelektual Moi Mendukung Kepemimpinan Silas Ongge Kalami

“Untuk ibu-ibu yang mau ikut KB harus ijin suami. Kalau suami bilang tidak, ya tidak boleh. Karena aturan ikut KB memang begitu. Kepada petugas kesehatan di puskesmas jangan mau layani ibu-ibu yang mau ikut KB diam-diam,” tekan dia.

Ia berharap agar semua tentang kampung KB yang disampaikan dalam kegiatan tersebut dapat diteruskan ke masyarakat di kampung masing-masing.

Untuk pencanangan kampung KB, kata dia, akan dilakukan akhir bulan November. “Yang tentukan nanti kami bersama dengan pengurus KB dari provinsi. Setelah itu kalian (yang pengurus kampung KB) kami Lantik dan berikan SK supaya langsung bekerja. Ini tahapan kerja tahun (2019) ini. Untuk tahun 2020, kami akan lanjut dengan program kampung KB percontohan,” ungkapnya.

Sementara itu, Agus Muyapa, kepala desa kampung Tagiya, distrik Agadide, dalam sesi tanya jawab, mengatakan siap mendukung program tersebut lewat program dana desa. Sehingga  dinas DPPKBD diminta dapat bekerjasama dengan dinas DPMK.

“Karena ini demi masa depan anak-anak kita, kita pada prinsipnya siap mendukung. Kami akan usulkan program tahun depan (2020), yang berkaitan dengan anak dan ibu. Macam pemberian makanan tambahan (PMT) tuk anak dan ibu hamil dan lain-lainnya. Untuk itu kami harap juga dinas DPPKBD bisa bekerja sama dengan dinas DPMK dalam hal ini,” harapnya.

Baca Juga:  Vince Tebay, Perempuan Mee Pertama Raih Gelar Profesor

Ketua pelaksana kegiatan, Yohanes Kobepa, usai kegiatan kepada suarapapua.com, mengaku senang karena masyarakat menyatakan akan mendukung program yang akan dijalankan pihaknya.

“Nilai plus yang saya petik adalah gaya berpikir masyarakat sekarang sudah maju. Karena memang tujuan dari ikut KB itu untuk menjaga jarak kelahiran. Bukan untuk batasi dapat anak dan lain-lain yang tidak benar,” pungkasnya.

Materi yang bawakan dalam kegiatan ini, “1000 (seribu) hari pertama kehidupan”. Pematerinya, Otniel Mote, kepala bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga dinas DPPKBD kabupaten Paniai.

Kegiatan musyawarah ini dilakukan bergiliran sesuai pembagian wilayah, wilayah I, II dan III. Wilayah I belum, akan dilakukan dalam waktu dekat. Sedangkan wilayah II dan III sudah. Wilayah II di Obano, Rabu (6/11/2019) dan wilayah III hari (8/11/2019) ini di kampung Pasir Putih, Ekadide.

Pewarta: Stevanus Yogi

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaSoal DOB, Kotouki: Pusat Harusnya Dengar Masyarakat, Bukan Elit Politik
Artikel berikutnyaMungkinkah Papua Tanah Damai?