TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com— Masyarakat Kampung Bikar, Distrik Bikar, Kabupaten Tambrauw soroti guru yang jarang berada di tempat dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak berjalan seperti biasanya.
Masyarakat soroti aktivitas KBM di SMP Negri Bansu yang berada di kampung Bikar, Distrik Bikar. Teperyanus Yeblo, seorang masyarakat kampung Bikar mengungkapkan, KBM sudah tidak jalan dengan baik dalam beberapa bulan terakhir karena guru- guru jarang berada di tempat.
“Beberapa bulan terakhir guru-guru jarang berada di tempat. KBM untuk siswa tidak berjalan dengan baik. Sejak bulan Desember 2018 kepala sekolah tidak ada tanpa alasan yang jelas,” ungkapnya kepada suarapapua.com pada Sabtu (9/11/2019) kemarin.
Ia menjelaskan, ada delapan guru yang mengajar, namun selama ini guru-guru pergi tanpa alasan yang jelas. Hanya seorang guru honorer yang bersama murid-murid sini.
“Hanya guru honor saja yang hadir di sekolah. Selain itu tidak ada,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, kepala sekolah jarang di tempat. Kepala sekolah hanya datang saat ulangan atau ujian, setelah itu pergi lagi.
“Kepala sekolah datang saat ujian saja. Setelah itu pergi lagi,” jelasnya.
Dikatakan, Yeblo, sekarang banyak orang tua yang sudah memilih untuk memindahkan anak anak mereka ke sekolah lain karena KBM tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan.
“Karena guru-guru banyak yang tidak jalankan KBM, orang tua murid beberapa pindahkan anaknya ke sekolah lain,” katanya.
Ia menambahkan, saat pertemuan orang tua murid dan tokoh masyarakat beberapa waktu lalu, katanya, pihaknya sudah sepakat akan surati pemerintah dalam waktu dekat untuk segera mengatasi masalah ini.
“Aspirasi sudah ada. Tinggal tunggu waktu saja. Kami sudah siapkan aspirasi dan akan serahkan ke pemkab Tambrauw. Beberapa poin penting yang akan kami pertegaskan itu antara lain ganti kepala sekolah dan guru yang malas mengajar. Bila perlu pecat,” tegasnya.
Sementara itu, seorang murid di SMP Negri Bansu yang ditemui suarapapua.com mengatakan, selama ini ada guru tetapi tidak lengkap.
“Hanya ada dua atau tiga guru saja. Yang lain tidak ada,” ungkapnya.
Selain itu, salah satu guru yang tidak ingin menyebut namanya mengungkapkan, jumlah siswa saat ini 24 orang dan aktif semua.
“Saya tidak mau bicara soal guru, biar nanti masyarakat sendiri yang menilai. Masyarakat punya hak untuk menilai,” katanya.
Ia membeberkan, semua guru yang ada berjumlah delapan orang. Tiga orang guru adalah guru kontrak dan semua saat ini aktif mengajar.
“Tiga orang guru sedang cuti karena mengandung,” katanya.
Pewarta: CR-SP12
Editor: Arnold Belau