SD Negeri Wadio Tengah Dipalang

0
1145

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Sekolah Dasar (SD) Negeri Wadio Tengah, akhirnya dipalang pemilik lokasi, lantaran Dinas Pendidikan dan Pengajaran kabupaten Nabire tak membayar lokasi gedung sekolah dibangun.   

Pemilik lokasi, Agustina Zonggonau mengatakan sudah memasuki tahun 2019, namun Pemkab Nabire melalui dinas terkait, tidak pernah bertanggung jawab atas sekolah yang didirikan.

“Kalau Pemkab maupun dinas tidak bisa bertanggung jawab, lebih baik tidak usah mendirikan sekolah,” tegasnya kepada suarapapua.com, Senin (11/11/2019).

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Lebih lanjut, Agustina mengatakan sebagai pemilik lokasi, dirinya merasa kecewa melihat tingkah yang ditunjukkan pemerintah maupun dinas pendidikan terlalu egois.

“Ya, pemerintah dan dinas pendidikan itu tahu bangun sekolah, tetapi tidak mampu bertanggung jawab, masa sekolah ini dibiarkan sekian tahun,” tuturnya.

ads

Agustina mengakui bahwa dirinya sengaja menyuruh para pemuda untuk dipalang, karena sudah lama dinas pendidikan tak pernah menyelesaikan tunggakannya.

“Saya suruh pemuda mereka supaya palang, karena dinas hanya tahu janji saja, namun janji itupun sudah lewat sekitar satu tahun lalu,” imbuhnya.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Salah seorang guru SD Negeri Wadio Tengah, Soter Belau membenarkan hal tersebut. Menurutnya, memang sudah dua tahun lamanya, dinas tipu-tipu kami terus.

“Kami pun ditipu dan pemilik lahan juga ditipu,” ungkapnya.

Belau menambahkan bahwa bukan hanya soal tanah itu saja, tetapi honorarium para guru pun sering tidak dibayar.

“Kami punya honor itu mereka biasa tahan, jadi saya bingung sebenarnya dinas yang tahan atau kepala sekolah,” pungkasnya.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Soter menambahkan pihaknya pernah mamberitahukan [persoalan] ke dinas, tetapi mereka [dinas] bilang tunggu jawaban dari bupati.

“Janganlah permainkan kami seperti bola, kalau tidak mampu kasih tahu terus terang,” pungkasnya.

Ia mengharapkan agar kedepannya pemilik lokasi dan pihak sekolah, dapat diperhatikan dengan serius.

Pewarta: Yance Agapa 

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaSiswa Katolik Jubilee Ajak Pemimpin Organisasi Bahas Masalah Papua
Artikel berikutnyaKonferensi Internasional Pemuda dan Cendekiawan Papua ke-1 Siap Digelar