Nasional & DuniaGereja GIDI dan Baptis Diterima Keanggotaannya di Konferensi Gereja Pasifik

Gereja GIDI dan Baptis Diterima Keanggotaannya di Konferensi Gereja Pasifik

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Para pemimpin gereja Pasifik telah menerima Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dan Gereja Baptis Papua sebagai anggota Konferensi Gereja-Gereja Pasifik atau Pacific Conference of Churches (PCC).

Proses penerimaan keanggotaan dua gereja Papua itu dilakukan dalam pertemuan para pimpinan gereja Pasifik yang dilakukan pekan kemarin di Pacific Theological Collage (PTC) Suva, Fiji.

Selain itu, sebagaimana release yang diterima suarapapua.com pekan ini, para pimpinan gereja juga telah memutuskan untuk terus berkonsentrasi menangani persoalan pelanggaran HAM oleh pasukan keamanan Indonesia di tanah Papua.

Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Baca juga: Forum Kebebasan Media Melanesia Dideklarasikan di Australia

Pertemuan selama tiga hari di PTC Fiji itu juga dilakukan pembicaraan sesi tertutup para pimpinan gereja dan Departemen Luar Negeri Australia dan perdagangan atas kolaborasi yang lebih dekat pada isu-isu keadilan sosial untuk tahun 2020.

Keanggotaan dua gereja dari Papua dilakukan dengan diawali pengajuan aplikasi dari gereja GIDI dan gereja Baptis Papua.

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

Prinsip keanggotaan gereja-gereja di tanah Papua ke Pacific Conference of Churches ini telah disetujui tahun 2014, terutama GKI di Tanah Papua, Kingmi Papua, GIDI dan Baptis Papua.

Sementara, Gereja Kristen Injili di Tanah Papua adalah salah satu anggota pendiri Pacific Conference of Churches pada tahun 1961, namun keanggotaannya perna berakhir setelah pendudukan Indonesia atas bekas wilayah Belanda pada tahun 1969.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

Baca juga: Uniting Church Minta Indonesia Menarik Pasukan dan Undang PBB ke Papua

Para pemimpin membahas kolaborasi mengenai langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim, kompensasi bagi para korban uji coba nuklir di Maohi Nui (Polinesia Prancis) dan penentuan nasib sendiri untuk masyarakat Pasifik.

Pertemuan itu juga melihat kembalinya dua gereja Pasifik Utara dari Negara Federasi Mikronesia setelah selang 10 tahun.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

0
"Jangan [gelar aksi] tiba-tiba - itu saja. Kalau mau melakukan pengejaran, aparat harus sampaikan ke pemerintah supaya diumumkan ke masyarakat. Maksudnya selama pengejaran masyarakat harus tinggal di mana seperti itu, supaya aman. Ini saya sampaikan salah satu solusi terbaik supaya tidak ada masyarakat yang dikorbankan," tukasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.