Nasional & DuniaWest Papua Diundang Saksikan Referendum Bougainville Pekan Depan

West Papua Diundang Saksikan Referendum Bougainville Pekan Depan

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Organisasi Papua Merdeka (OPM) TPNPB secara resmi diundang Bougainville Revolution Army (BRA) dan The Bougainville Unification Core Groups (UBCG) untuk menyaksikan jalannya proses Referendum Bougainville dari Pemerintah PNG di bawa PBB pada tanggal 23 November hingga 7 Desember 2019.

Sebby Sambom, Juru Bicara OPM TPNPB melalui siaran persnya tertanggal 15 November 2019 menyatakan pada hari ini (15 November 2019), BRA dan UBCG secara resmi menyerahkan undangan atas nama rakyat Bougainville kepada rakyat bangsa Papua oleh Kepala Pertahanan (Chief of Defence) BRA, Mr. Ishmael Toroama kepada Ketua OPM TPNPB Mr.Jeffry Bomanak di Port Moresby yang disaksikan oleh President dari PNG Union for Free West Papua, Mr. Kenn Mondiai dan Ketua Solidaritas Rakyat Melanesia, Mr. Tonny Fofoe.

Menurut Sambom, undangan itu adalah hasil kesepakatan bersama antara BRA dan OPM yang disebut “Sun I Kamap to Sun I Go Daun” (dari negeri matahari terbit hingga negeri matahari terbenam), dimana berkomitmen bersama dalam memperjuangkan bangsa Papua dan bangsa Bougainville untuk merdeka dan berdaulat sama seperti negara lain.

Baca Juga:  Pihak Oposisi Mempersoalkan Status Pemerintah Persatuan Nasional

Baca juga: Gereja GIDI dan Baptis Diterima Keanggotaannya di Konferensi Gereja Pasifik

Hal itu kata Sambom, merupakan komitmen untuk dijalankan dengan penuh tanggungjawab, ke disiplinan dan keyakinan bahwa suatu ketika kedua bangsa dari matahari terbit Bougainville dan matahari terbenam West Papua akan merdeka, sesuai cita-cita leluhur rakyat Bougainville dan West Papua.

Saat penandatangan Mr. Ishmael Toroama, pimpinan BRA-UBCG menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk West Papua terus dijajah oleh Indonesia dan perjuangan bangsa Papua akan menjadi prioritas bagi rakyat Bougainville ketika impiannya tercapai dalam proses referendum ini.

Surat undangan dari BRA dan UBCG Bougainville kepada OPM TPNPB. (Dok.OPM TPNPB)

Mr. Jeffrey Bomanak, Ketua OPM TPNPB menyampaikan undangan ini merupakan sebuah kehormatan untuk menghadiri dan menyaksikan jalannya Referendum rakyat Bougainville.

Baca Juga:  Menteri Perempuan Fiji Lynda Tabuya Menyerukan Undang-Undang Online yang Lebih Kuat

Ia lalu mengatakan, proses kerjasama BRA dan OPM-TPNPB ini adalah sebuah proses yang tidak mudah untuk dijaga oleh pimpinan Bougainville dan West Papua.

Baca juga: Eight Danes on a Plastic Expedition in Jayapura, Papua

“OPM-TPNPB menyampaikan banyak trimaksih kepada Tuhan dan rakyat Bougainville yang mengundang kami bangsa Papua untuk menyaksikan Referendum di Bougainville. Kami akan datang atas nama bangsa Papua,” kata Bomanak.

Ia juga mengakui bahwa kehadiran pihaknya akan penuh dengan berlumuran darah dan air mata rakyat Papua.

“Kami akan tiba dengan berlumuran darah dan air mata rakyat kami West Papua untuk menyaksikan negara baru yang akan lahir di negeri mata hari terbit. Jika mata hari itu terbit pasti ada terbenamnya, maka itu rakyat bangsa Papua bersama OPM-TPNPB saat ini sangat sadar bahwa semua yang sudah dilakukan dan disepakati bersama dalam penjanjian Sun I Kamap to Sun I Go Down.”

Baca Juga:  PNG dan Indonesia Meratifikasi Perjanjian Pertahanan Untuk Memperluas Kerja Sama Keamanan

Baca juga: Forum Kebebasan Media Melanesia Dideklarasikan di Australia

Bougainville Revolution Army (BRA) atau Tentara Revolusi Bougainville. (Dok.OPM TPNPB)

Akhirnya ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah PNG yang mampu menghargai hak politik rakyat Bougainville dalam proses referendum. Semoga Indonesia, Amerika dan PBB yang sudah salah dalam implementasikan referendum bagi rakyat Papua pada Pepera 1969 akan belajar dan meminta maaf kepada rakyat bangsa Papua hingga secara terbuka mengakui dan memberikan Hak politik bagi rakyat Papua untuk menentukan nasib politiknya.

“Kolonial Indonesia harus mengakui bahwa rakyat Papua sudah punya Embrio negara 1 Desember 1961 dan deklarasi negara West Papua pada 1 July 1971. Berdasarkan itu OPM-TPNPB sebagai organisasi induk perjuangan bangsa Papua yang memiliki legitimaci dan otoritas tertinggi terhadap perjuangan bangsa Papua menyampaikan selamat menyukseskan proses referendum hingga Bougainville Merdeka.”

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

1 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

KBRI dan Universitas Nasional Fiji Gelar Seminar Prespektif Kelaborasi yang Lebih...

0
Di mana dalam sesi pertama di bawakan oleh Dr, Melyana R Pugu SIP MSI dengan judul Indonesian democratic perspectives. Pembelajaran yang dapat dibagikan kepada Fiji, termasuk sejarah dan proses demokratisasi di Indonesia.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.