MANOKWARI, SUARAPAPUA.com— Edy Klaus Kirihio, Anggota Majelis Rakyat Papua Barat, mengatakan pembangunan bandara udara Utarom, Kaimana yang diresmikan Jokowi bersamaan dengan bandara udara Wamena 2015 belum didarati pesawat berbadan besar.
Hal ini diungkapkan Kirihio kepada suarapapua.com pada Jumat, (15/11/2019) kemarin.
Ia mengatakan, bandara Utarom sudah siap didarati pesawat besar. Sebab, dari segi fasilitas, ruang tunggu sudah layak, badan landasan pacu panjangnya sudah memenuhi standar 2 km dan lebar 45 meter dengan runwey arah utara dan arah selatan.
“Bandara ini lebih panjang dari bandara Rendani Manokwari, kenapa bandara yang begitu siap sampai hari ini tidak ada satu pesawat besar yang turun,” tanya Kirihio mempertanyakan.
Sementara, jelas dia, kelayakan bandara Utarom yang hampir berstandar internasional, tetapi hingga saat ini masih menggunakan [didarati] pesawat kecil yang melayani masyarakat.
“Sejak dibangun sampai sekarang pesawat kecil seperti susi Air, wings Air saja yang mendarat. Tapi yang kami mau adalah pesawat berbadan besar bisa mendarat dan melayani masyarakat,” katanya.
Edy menjelaskan, pembangunan bandara tersebut mulai dibangun Belanda, kemudian sempat digunakan Jepang lalu diteruskan pembangunannya oleh Indonesia dengan anggaran APBN yang besar dan RAPnya jelas.
Tapi, ketika pembangunan bandara sudah mau berakhir, ada laporan masyarakat diterima MRP Papua Barat tentang hak ulayat masyarakat adat yang belum dibayar.
“Kebetulan saya yang diutus dari Manokwari langsung turun bertemu dengan mereka untuk mengumpulkan dokumen nanti laporan itu akan kami MRPB pelajari dengan baik kemudian menindaklanjuti ke Ditjen perhubungan udara di Jakarta dan saya akan sampaikan kepada ketua untuk menyurati KPK untuk memeriksa konstruksi pembangunan bandara khusus landasan pacu,” ujarnya.
Sebagai perwakilan masyarakat Papua tentang hak dan perlindungan masyarakat melihat pembangunan yang berdampak positif dan dirasakan masyarakat, sebuah daerah maju karena fasilitas bandara udara dan fasilitas pelabuhan laut
Sementara itu, Lukas Borai salah satu pemuda Kaimana membenarkan informasi tersebut. Katanya, bandara udara yang dibangun lima tahun silam itu sampai sekarang belum ada pesawat jenis boeing yang mendarat.
“Waktu itu tepat kedatangan presiden ke Papua dan Papua Barat, maka peresmian bandara Kaimana ini dilakukan oleh presiden sendiri. Tapi sampai sekarang, pesawat kecil saja yang mendarat,” katanya ketika dimintai keterangannya melalui saluran telepon.
Ia juga belum mengetahui secara jelas tentang apa penyebab hingga belum ada pesawat besar rute penerbangan Utarom kaimana.
Hingga berita ini disiarkan, belum ada konfirmasi kepada pihak perhubungan udara provinsi papua barat
Pewarta : SP-CR14
Editor: Arnold Belau