Harga Sirih di Pasar Sanggeng Naik Drastis

0
1688

MANOKWARI, SUARAPAPUA.com — Selama satu bulan ini harga sirih di pasar Sanggeng Manokwari, Papua Barat, naik drastis 160 ribu rupiah perkilo dari sebelumnya 60 ribu rupiah.

Lamilu, pengecer sirih di pasar Sanggeng, mengaku, naiknya harga sirih karena distributor sirih di Jayapura juga naik.

“Dampaknya ke kita. Rata-rata sirih yang dijual di sini berasal dari Jayapura. Kami biasanya beli 30 kg per kulboks, harganya tiga juta lebih,” katanya saat ditemui suarapapua.com, Sabtu (16/11/2019) sore.

Ia menjelaskan, sirih dibeli di kapal dengan harga 1 Kg 120 ribu. “Kami jual di pasar 160 perkilo, kalau setengah kilo 80 ribu. Terus, sirih eceran lima ribu 6 batang, itu pun tergantung ukuran dan jenis sirih,” katanya.

Selama ini, lanjut Lamilu, rata-rata semua penjual beli sirih dari Jayapura, satu-satunya induk suplai sirih terbesar di Papua.

ads
Baca Juga:  Rapat Pleno Terbuka Tingkat Kabupaten Tambrauw Masih Berlanjut

“Di Jayapura kemungkinan sirih kurang kita semua pedagang sirih beli di Jayapura karena kebun sirih terbesar ada di sana,” ujarnya.

Penjual ini mengaku sirih yang dibeli dengan harga 30-40 Kg perkulboks dijual kembali dan mendapatkan keuntungan perhari mencapai satu jutaan.

Sementara, Maria Krey penjual sirih di depan pasar Sanggeng mengungkapkan, harga sirih naik melambung tinggi dari biasanya. Maria mengaku ia biasanya beli di penjual sirih dari Saukorem dan Subeba.

“Sirihnya masih segar, sehingga menarik perhatian pembeli sirih yang mereka jual segar-segar tapi harga sirih disamakan dengan harga yang ada karena mereka perhitungan biaya transportasi pulang pergi 600 ribu, jadi kalau mereka ikut harga normal sama saja mereka datang jual untuk uang taksi pulang terpaksa kami beli saja dengan harga itu,” tuturnya.

Baca Juga:  FAO Bareng Masyarakat Yoboi Tanam dan Kelola Sagu Sebagai Pangan Lokal

Martina Manggaprow salah satu pembeli juga penjual pinang, mengatakan, harga sirih mahal menyebabkan penjual pinang susah mendapatkan sirih segar agar tahan lama ia mengaku, sirih yang kadang dibeli dari pasar tidak bertahan lama.

“Pinang memang banjir di pasar tapi sirih yang mahal, kadang saya beli dan jual dengan pinang lewat satu dua hari sirih sudah masak kami beli dengan kilo sudah mahal kita jual sama saja rugi,” katanya.

Martina mengatakan, dampak harga sirih naik menyebabkan penjual pinang menaikan harga pinang bahkan sebagain penjual tidak berjualan karena rugi modal usaha.

Baca Juga:  Demo KPU, Massa Aksi Tuntut Keterwakilan Tambrauw di DPR PBD

Susance Monika Rumainum, salah satu pembeli pinang mengaku kaget jumlah buah pinang yang dijual berkurang dari biasanya hargapun berubah mahal.

“Tadi saya sempat beli pinang tiga buah lima ribu ada yang 10 ribu tergantung isi buah pinang kalau kental (bagus) kaget juga dengan jumlah buah pinang yang sedikit baru harga mahal, jadi saya tanyakan mama, kenapa pinang sedikit baru harga lima ribu. Mama jelaskan kalau sekarang sirih lagi mahal di pasar jadi jual begitu,” katanya dengan dialek Papua.

Diberitakan media ini sebelumnya, harga sirih di pasar naik karena cuaca di Jayapura tak menentu membuat sirih tak berbuah dengan baik berdampak mahalnya harga sirih di pasar.

Pewarta: SP-CR14
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaP3MKH Terima 40 Mahasiswa Baru
Artikel berikutnyaDialog Tidak akan Terwujud Jika ULMWP dan Indonesia Tidak Bertemu