Jenazah Alm. Bernard Agapa akan Dimakamkan di Dogiyai

Jenazah Alm. Bernard Disambut Isak Tangis Keluarga di Nabire

1
1467
Jenazah Alm. Bernard Agapa saat tiba di rumah orang tuanya di Nabire sebelum dibawa ke Dogiyai lewat jalan darat, Minggu (24/11/2019) sore. (Yance Agapa - SP)
adv
loading...

NABIRE, SUARAPAPUA.com—  Setelah menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, pada Sabtu, (23/11/2019) kemarin, akhirnya jenazah Bernard Paskalis Agapa tiba di Nabire pukul 15.00. Setibanya di Nabire ia disambut isak tangisan dari keluarga.

Setibanya di Nabire, jenazah almarhum dibawah ke rumah orang tuanya di Yapis, lalu mengganti peti jenazah dan kemudian langsung dibawah ke kampungnya tempat ia dilahirkan di Kampung Idakebo, distrik Kamuu Utara, Kab. Dogiyai, Papua.

Yance Agapa, salah satu orang tua almarhum yang ikut menjemput jenazah mengatakan, pihak keluarga juga bingun dengan kepergian anak terkasih. Meski demikian, keluarga menerima kepergian sang anak.

“Kami juga tidak tahu kenapa dia (alm. Bernard Agapa) meninggal tiba-tiba, mungkin Tuhan lebih menyayanginya. Kami seluruh keluarga pasrah menerima kenyataan ini, karena pasti kita juga akan pergi bila dipanggil Allah,” ungkap Agapa kepada suarapapua.com saat diwawancarai dikediamannya Yapis, Nabire, Minggu, (24/11/2019).

Agapa, yang juga menjabat sebagai  Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Dogiyai tersebut mengatakan bahwa kedepannya semua pemuda tidak boleh merasa kehilangan dan putus asa.

ads

“Semua misi perjuangan harus dilanjutkan dan tetap diperjuangkan untuk bertahan hidup,” tuturnya.

Direktur Yayasan Pusaka Bentala Rakyat, Franky Samperante yang ikut bersama rombongan kepada media ini mengatakan, kepergian Bernard sangat mengejutkan.

Baca Juga:  KPU Deiyai Tuntaskan Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 Tingkat Kabupaten

“Kami sangat terkejut. Bukan hanya bagi saya tetapi juga kawan-kawan lain yang dekat dengannya,” ungkapnya.

Franky mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Bernard yang baginya Bernard adalah sosok pekerja yang bertanggungjawab dan tekun dalam pekerjaan.

“Saya sangat kehilangan kawan kerja, sahabat dan saudara. Bernard mempunyai kerja khusus di Yayasan Pusaka Bentala Rakyat untuk advokasi dan pendokumentasian pelanggaran HAM. Dia sangat bertanggung jawab dalam pekerjaan,” ungkap Franky.

Almarhum Bernard Agapa bergabung dan bekerja bersama Yayasan Pusaka pada tahun 2016 dan bersama Yayasan Pusaka ikut secara aktif dalam mendampingi masyarakat adat di Papua yang kian terancam akan sawit dan investasi.

“Kami sangat kehilangan dia (alm. Bernard Agapa) dan akan merindukannya selalu,” katanya.

Ia mengharapkan agar keluarga dapat diberikan kekuatan dan kesabaran, atas kepergian adik Bernard dan juga untuk semua kawan-kawan yang mengenalnya, dan Yayasan Pusaka sendiri.

“Kami memohon maaf atas kekurangan dalam membantu keluarga sejak perawatan di rumah sakit, hingga mengantarkan jenazah beliau bertemu keluarga besar.

Mobil ambulans yang membawa alm. dari bandara Nabire ke rumah duka setelah tiba dari Jakarta, 24/11/2019. (Yance Agapa – SP)

Arnold Belau, pimpinan redaksi Suara Papua di Jayapura mengaku sangat shok mendengar berita kepergian Alm. Bernard. Sebab, kata dia, malam sebelum dinyatakan meninggal, almarhum masih sempat saling sapa lewat saluran komunikasi.

Arnold juga mengatakan, Bernard sejak 2016 sudah bergabung Suara Papua di bagian IT website.

Baca Juga:  Hilang 17 Hari, Anggota Panwaslu Mimika Timur Jauh Ditemukan di Potowaiburu

“Kami sangat kehilangan seorang anak Papua yang cerdas, tekun dan bertanggungjawab. Saya sangat shock karena malam sebelum dinyatakan meninggal kami masih saling berkomunikasi. Dia adalah satu anak Papua paling potensial yang bisa mengerjakan banyak hal dalam advokasi isu-isu Papua di Jakarta. Terlebih dalam mengadvokasi masyarakat adat,” kata Arnold Belau.

Belau mengungkapkan, Bernard sangat berjasa bagi Suara Papua semasa hidupnya. Karena di masa-masa sulit Bernard menjadi orang paling depan dalam menghadapi banyak kesulitan yang dihadapi.

“Kami ingat betul saat Suara Papua diblokir pada November – Desember 2016, Bernard bersama kawan-kawan di Jakarta bersuara keras melawan pemblokiran yang dilakukan oleh negara. Bernard juga yang bekerja siang malam ketika website Suara Papua diserang selama empat bulan dari Januari – April 2017 lalu. Dia tidak pernah minta bayaran dan kerja sukarela. Tetapi dia sangat berperan penting ketika Suara Papua berada di dalam masa-masa sulit,” ungkap Belau menjelaskan.

Meski demikian, Belau mengatakan, setiap orang punya waktu yang berbeda untuk dipanggil Tuhan. Sehingga ia berharap agar keluarga yang ditinggalkan diberikan penghiburan dan ketabahan.

“Kami semua tidak terima dengan kepergian ini. Tetapi yang pasti, setiap manusia punya waktunya untuk dipanggil Tuhan. Sehingga meskipun sedih, kami ikhlaskan. Saya harap keluarga yang ditinggalkan diberikan penghiburan dan ketabahan,” terangnya.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Semasa hidupnya, sejak ia kuliah di Jakarta, alm. Bernard ikut aktif dalam gerakan Aliansi Mahasiswa Papua sejak tahun 2009, aktif di Ikatan Mahasiswa Papua, KontraS, ikut dirikan Nasional Papua Solidarity, ikut dirikan Papua Itu Kita hingga aktif mengadvokasi masyarakat adat yang tanahnya dirampas  dan digusur bersama Yayasan Pusaka.

Untuk diketahui, Almarhum Bernard meninggal di Rumah Sakit St. Carolus di Jakarta, 23 November 2019 pada usia 29 tahun.

Dikutip dari Jubi, pada Jumat 22 November malam, Elias Petege, seorang aktivis Papua di Jakarta mengatakan, Bernard  bersama sejumlah aktivis melakukan pertemuan di kantor LBH Jakarta, Jl. Pangeran Diponegoro, Menteng, Kota Jakarta Pusat, dilanjutkan makan pukul 03.00 WIB.

Dalam perjalanan pulang, saat itu bersama seorang teman, Bernard mengaku sakit lambung lalu pingsan. Teman yang bersamanya membawa ia ke Rumah Sakit St. Carolus.

Setibanya di sana ia diinfus lalu diperiksa, kata pihak medis ada penyumbatan jantung. Lalu dikabarkan Agapa meninggal dunia.  Meski demikian, Istri dari mendiang mengaku selama ini suaminya tidak pernah ada riwayat sakit lambung.

 Pewarta: Yance Agapa

Artikel sebelumnyaIPM Welben Siapkan Kader Terbaik
Artikel berikutnyaAkses Turis ke Papua Dibatasi, Pelaku Usaha Wisata Mengaku Pendapatan Menurun