Kronologis Kematian Alm. Bernard Agapa

0
1594

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Bernard Paskalis Agapa, staf Yayasan PUSAKA, aktivis Papua Itu Kita (PIK), staf IT Suara Papua dan pendiri National Papuans Solidarity (NAPAS) telah meninggal dunia pada Sabtu, 23 November 2019 Pkl 04.32 WIB di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, dalam usia 29 tahun.

Suara Papua menerima kronologis kematian Alm. Bernard Agapa dari Papua Itu Kita di Jakarta, Senin (25/11/2019). Berikut kronologisnya:

Jumat, 22 November 2019

Pada pukul 16.15 WIB, PapuaItuKita (PIK) menyelenggarakan pertemuan koordinasi bertempat di Kantor PUSAKA. Hadir dalam pertemuan itu pengurus dan anggota PIK, antara lain: Alves Fonataba, Bernard, Suci, Sekar dan Alam. Rapat dimulai dengan pembahasan agenda strategis tahunan PIK dan agenda respon kampanye serta advokasi Papua yang mendesak, diantaranya peringatan Paniai Berdarah dan Pertemuan Honai Bersama untuk Advokasi Papua di Jayapura yang direncanakan pada Desember 2019.

Sekitar Pukul 18.30 WIB, Michael Himan, anggota PIK yang juga merupakan advokat pembela 6 tahanan Papua di Jakarta ikut bergabung dalam forum pertemuan yang sedang berlangsung. Sebelumnya Mike dan anggota PIK lainnya yang tergabung dalam tim pembela hukum mengunjungi 6 tahanan Papua di Rutan Salemba untuk persiapan praperadilan yang akan digelar pada hari Senin (25/11/2019).

ads

Sekitar pukul 19.45 WIB, seorang anggota PIK lainnya, Aya ikut bergabung dalam pertemuan yang sedang berlangsung.

Sekitar pukul 20.15 WIB, tempat pertemuan yang sebelumnya di taman belakang kantor PUSAKA dipindahkan ke ruangan pertemuan karena hujan. Bernard berinisiatif membeli rokok dan makanan untuk kawan-kawan yang masih melangsungkan pertemuan.

Pada pukul 23.25 WIB, pertemuan penyusunan agenda strategis PIK berakhir dengan rumusan kerja yang tercatat. Bernard dalam pesan pendeknya di group signal PIK mengingatkan bahwa pertemuan PIK selanjutnya akan dilangsungkan pada tanggal 26 November 2019.

Pesan Bernard: “23.25 baru kelar.. utk agenda kita akan rampungkan lagi. Pertemuan selanjutnya Selasa, 26/11”.

Pukul 23.50 WIB, Alam, Sekar dan Aya meninggalkan Kantor PUSAKA, demikian juga Alves Fonaba dan Mike bersama-sama meninggalkan kantor PUSAKA dengan menggunakan kendaraan masing-masing.

Baca Juga: Jenazah Alm. Bernard Agapa akan Dimakamkan di Dogiyai

Sabtu, 23 November 2019

Sekitar pukul 00.30 WIB, Bernard bersama Suci meninggalkan kantor Pusaka Jl. Palapa XI No. 22, Pasar Minggu, dengan berjalan kaki.

Baca Juga:  Rayakan HUT ke-28, Penjabat Bupati: Orang Paniai Wajib Cinta Budaya!

Sekitar pukul 00.40 WIB, dalam perjalanan pulang, Bernard ke ATM dan beli snack di Indomart, Jl. Ragunan Raya, Pasar Minggu.

Sekitar Pukul 01.30 WIB, Bernard dan Suci melanjutkan berjalan kaki menuju Stasiun KRL Pasar Minggu, mencari warung nasi untuk makan malam.

Sekitar Pukul 02.10 WIB, kondisi Bernard sudah berkeringat dan terjatuh. Bernard didudukkan, diberikan air mineral, namun ia muntah. Bernard mengeluh dadanya panas.

Sekitar Pukul 02.30 WIB, Bernard meminta pulang ke rumah, namun kondisinya tidak memungkinkan untuk pulang. Bernard menolak dibawa ke RSUD Jatipadang (jarak kurang lebih 250 meter), melainkan dibawa ke RS St. Carolus (karena rekam medis Bernard ada di sana).

Sekitar pukul 02.44 WIB, Suci mengantar Bernard ke RS St. Carolus dengan taxi online.

Sekitar pukul 03.15 WIB, Bernard dalam keadaan sadar didampingi Suci tiba di RS St. Carolus dan langsung dirujuk ke IGD. Diagnosa awal oleh dokter jaga yang menangani (dr. Nyoman Ayu) menjelaskan bahwa terjadi penyumbatan pembuluh darah jantung dan asam lambung Bernard kronis.

Pukul 03.45 WIB, Bernard menelpon istrinya yang sedang berada di rumah untuk datang ke RS. St. Carolus membawa kartu asuransi kesehatan.

Pukul 04.01 WIB, Suci menelpon Alam menyampaikan bahwa Bernard di RS. St. Carolus dirawat karena sakit asam lambung dan jantung.

Pukul 04.08 WIB, kondisi Bernard kritis, kemudian dokter yang menangani meminta persetujuan agar Bernard dibawa ke ruang ICU, dilakukan pemasangan alat bantu pernafasan dan diberikan obat penghilang rasa sakit.

Sekitar 04.15 WIB, Istri Bernard (Mana Virgo F) datang di IGD. Dokter melakukan tindakan kejut jantung terhadap Bernard.

Pukul 04.32 WIB, oleh Dokter, Bernard dinyatakan telah meninggal dunia.

Pukul 04.40 WIB, Alam tiba di RS. St. Carolus. Tim perawat melepaskan jarum infus yang masih terpasang di tangan sebelah kiri.

Penjelasan Dokter yang menangani, dr. Nyoman Ayu mengatakan bahwa pasien di diagnosa mengalami segment elevation myocardial infarction (STEMI). STEMI adalah jenis serangan jantung yang paling serius, di mana ada gangguan pada suplai darah. Hal ini disebabkan oleh penyumbatan total arteri koroner, yang dapat menyebabkan meluasnya kerusakan pada area jantung.

Upaya penanganan medis sejak pasien berada di IGD berlangsung cepat, kurang lebih 45 menit hingga Bernard menghembuskan nafas terakhir.

Baca Juga:  Wartawan dan Organisasi Sipil di Papua Tengah Desak Polda Papua Ungkap Pelaku Teror Bom Kantor Jubi

Pukul 04.50 WIB, jenazah dipindahkan dari ruang IGD ke ruang jenazah RS. St. Carolus

Pukul 05.10 WIB, melalui HP milik istri Bernard, Alam berbicara dengan orang tua Bernard (ayah Bernard) yang berada di kampung halamannya. Kepada Alam, ayah Bernard mengatakan bahwa “Keputusan keluarga menerima kepergian Bernard sebagai kehendak penciptaNya, keluarga tidak menyalahkan siapa-siapa termasuk sahabat dan rekan kerja Bernard. Dalam pembicaraan itu, keluarga berharap agar jenazah bisa dibawa ke kampung halamannya di Kampung Ugapuga, Kabupaten Dogiyai”.

Pukul 05.25 WIB, Sekar (anggota PIK) sampai di kamar jenazah RS. St. Carolus. Karena kamar jenazah dan rumah duka di RS. St. Carolus lagi tahap renovasi, maka tim PIK bersama istri Bernard dan keluarganya berembuk untuk memindahkan jenazah ke rumah duka di RS. PGI Cikini.

Pukul 05.45 WIB, kakak Bernard (Alex Agapa) sampai di RS. St. Carolus. Alam dan Sekar mengurus surat keterangan kematian dan penyelesaian administrasi.

Pukul 06.15 WIB, jenazah di pindahkan dari RS. St. Carolus menuju Rumah Duka RS PGI Cikini menggunakan mobil jenazah RS. St. Carolus.

Pukul 06.30 WIB, jenazah tiba di rumah duka RS. PGI Cikini. Kolega dan sahabat-sahabat Bernard mulai berdatangan di rumah duka.

Pukul 07.30 WIB, bagian pelayanan jenazah RS. PGI Cikini melakukan persiapan-persiapan dengan memandikan jenazah dan menyiapkan ruangan bagi pelayat yang datang.

Pukul 09.15 WIB, doa-doa penghiburan dimulai, jenazah Bernard disemayamkan dalam peti jenazah di ruangan IV rumah duka RS. PGI Cikini. Sahabat dan kolega Bernard terus berdatangan untuk memberi doa dan penghormatan terakhir.

Pukul 17.10 WIB, jenazah diberangkatkan dari rumah duka RS. PGI Cikini menuju terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta diantar oleh keluarga, sahabat-sahabat Bernard dan anggota PIK.

Pukul 19.15 WIB, jenazah tiba di terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta. Sebelum jenazah dimasukkan ke pesawat, keluarga dan sahabat-sahabat Bernard melakukan doa bersama.

Pukul 19.30 WIB, keluarga dan sahabat Bernard meninggalkan terminal Cargo Soekarno Hatta menuju ke tempat masing-masing.

Pukul 20.45 WIB, Tim PIK mengunjungi istri dan keluarga di kediaman orang tua istri Bernard di Rusun Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Pada pertemuan tersebut juga hadir Kakak Bernard (Alex Agapa).

Baca Juga:  Debat Publik Sesi Pertama Enam Paslon Peserta Pilkada Dogiyai 2024 Seru

Sesuai dengan dokumen penerbangan yang diterima oleh PIK dari Jasa Cargo, Jenazah Bernard diberangkatkan dengan pesawat Batik Air Nomor Penerbangan ID-6180 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sentani Jayapura pada pukul 23.55 WIB (23/11/2019).

Penerbangan selanjutnya, jenazah akan diterbangkan dengan pesawat Wings Air dengan Nomor Penerbangan IW-1625 dari Bandara Sentani menuju Bandara Nabire pada pukul 13.10 WP (24/11/2019).

Minggu, 24 November 2019

Sekitar pukul 09.00 WP, Franky (Direktur Yayasan Pusaka) tiba di Nabire. Pukul 11.00 WP Franky bertemu dengan keluarga Bernard di rumah keluarga, alamat belakang Hotel Mahavira, Nabire.

Pukul 14.00 WP, keluarga, Franky dan sahabat Bernard berkumpul di Bandara Nabire (dekat lokasi Gereja Katolik Kristus Sahabat Kita) untuk mempersiapkan penjemputan jenazah.

Pukul 14.50 WP, jenazah Bernard tiba di Bandara Nabire dan dinaikkan dengan Ambulance menuju rumah keluarga yang selanjutnya disemayamkan di rumah salah satu keluarga di Nabire.

Pukul 15.30 WP, dilakukan misa pemindahan jenazah Bernard dari peti lama ke peti baru dan doa perjalanan menuju kampung kelahiran, di kampung Ugapuga, Kabupaten Dogiyai, untuk dimakamkan secara adat oleh keluarga.

Pukul 16.30 WP, perjalanan dengan menggunakan mobil menuju Kampung Ugapuga yang diperkirakan waktu tempuh dari Nabire menuju Kampung Ugapuga adalah 6 jam perjalanan.

Demikian kronologis ini disusun untuk diketahui sebagai rujukan. Disusun oleh PapuaItuKita dari beberapa keterangan narasumber dan dokumen medis Bernard Paskalis Agapa. Ditulis pada tanggal 25 November 2019 pukul 11.47 WIB.

Syamsul Alam, anggota PIK kepada suarapapua.com mengatakan, pihaknya meminta maaf karena telah berusaha maksimal, tetapi Tuhan berkehendak lain.

“Kami telah berusaha terbaik untuk dia (Alm. Bernard), tetapi PenciptaNya berkehendak yang lain. Saya pribadi mohon maaf,” katanya.

Alam juga mengatakan, sesuai dengan pesan dan amanah Alm. Bernard sebelum meninggal, PIK akan tetap melakukan amanahnya.

“Besok kami PIK harus bertemu lagi, karena itu amanah dari Bernard sebelum pergi,” katanya.

Untuk diketahui, alm. Bernard telah dibawa ke kampung Ugapuga, Dogiyai, Papua, untuk dimakamkan di sana setelah tiba dari Jakarta pada Minggu sore kemarin. Hingga berita ini diturunkan, redaksi masih terus memastikan apakah telah dimakamkan atau belum.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaTribal Music dan YSP Siapkan Konser Kemanusiaan di Nabire
Artikel berikutnyaAmukan Tanah Tak Berdosa, Silsilah Mencuat, Darah Mendidih Mengorbankan Keluarga