Ikut Temu BEM Nusantara, BEM Uncen Sampaikan Enam Hal Ini

0
1727

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Delegasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncen telah menghadiri Pra Temu BEM Nusantara yang telah diselenggarakan di Universitas Islam Bandung pada 25-28 November lalu.  

Yops Itlay, Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih, salah satu anggota delegasi yang ikut dalam Pra Temu BEM Nusantara mengatakan, telah menyampaikan enam hal penting dari Papua dalam forum tersebut. 

“Biasanya dalam Pra Temu BEM bahas isu nasional tapi juga isu daerah yang bersifat nasional. Jadi kami sudah sampaikan enam hal dari delegasi kami,” kata Itlay, Senin  (2/12/2019) kemarin kepada suarapapua.com di Wamena.  

Ia membeberkan, enam hal yang sudah disampaikan oleh tim dari Papua dalam forum tersebut adalah:     

Penyelsesaian HAM 

ads

Pelanggaran HAM di Papua masih belum diselesaikan dengan baik. 

“Kami lihat pelanggaran HAM banyak terjadi dan masih terus terjadi. Dan pelanggaran HAM belum diselesaikan jadi kami  minta dalam forum ini agar mendesak pemerintah Pusat selesaikan semua kasus HAM di Papua,” terangnya.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

Ilegal Logging

Ilegal loging, ilegal Mining dan perampasan hak tanah adat. 

“Hal tersebut kami angkat berdasarkan realita yang terjadi di tanah Papua dimana penebagan liar, dan penambagan ilegal terjadi dimana-mana demi kepentingan para investor asing tanpa memperhatikan hak kesulungan masyarakat setempat. Maka kami meminta untuk pemerintah mengambil sikap yang jelas agar menghargai hak kesulungan masyarakat pribumi,” jelasnya.

Tarik Militer dari Papua 

Tarik pasukan Organik dan Non-Organik di Tanah Papua. Karena belakangan ini setelah terjadi kasus Nduga dan rasisme yang ditandai dengan  aksi spontanitas di mana-mana di Papua, banyak pasukan yang dikirim sehingga membuat masyarakat trauma dan tidak nyaman melakukan aktivitasnya.

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

“Maka kami minta untuk tarik pasukan yang sebetulnya tidak dibutuhkan di Papua,” jelas Itlay.

DOB di Papua

“Kami minta untuk menyiapkan atau membagun SDMnya dahulu, karena saat ini masyarakat belum siap untuk mengelola. Jika SDMnya siap silhakan saja mau mekarkan berapapun tapi juga jika Papua dimekarkan itu akan membuka peluang daerah lain untuk meminta pemekaran juga sehingga kami degan tegas menolaknya,” tegasnya.

Hentikan Kriminalisasi Aktivis Mahassiwa dan Prodemokrasi dan Bebaskan Ferry Gombo, dkk 

Banyak mahasiswa yang ditangkap baik di Jakarta maupun di Papua bahkan mereka dikejar-kejar ketika mereka bersuara untuk kebenaran. 

“Maka kami minta untuk segera hentikan semua tindakan aparat yang tidak sesuai prosedur hukum,” tegasnya lagi. 

Bangun Pendidikan dan Kesehatan di Papua 

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

Bagun pendidikan dan kesehata di Papua berstandar internasional. “Ini kami minta berdasarkan realita di Papua bahwa kesehatan yang sangat memprihatinkan mengakibatkan banyak kematian bayi dan anak. Juga banyak sekolah-sekolah yang belum ada gurunya maka kami minta segera benahi dulu yang ada,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Cenderawasih Demianus Sabu, yang juga ikut serta dalam Pra Temu Bem Nusantara. 

Kata dia, di sana, yang dilakukan adalah  seminar dan kedua terkait pemilihan tuan rumah temu bem berikutnya, serta mengangkat Isu di masing-masing daerah seluruh indonesia.

“Kami yang dari Papua dan Papua Barat sampaikan enam hal yang sudah dijelaskan ketua BEM Fakultas Hukum,” katanya. 

Pewarta: SP-CR06

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaEkonomi Produktif Menjadi Program Utama Kampung Sereh
Artikel berikutnyaDPRD Jayawijaya Tetapkan 1, 4 Triliun untuk APBD 2020