16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, FOPERTAM Gelar Aksi Bisu

0
1212

TAMBRAUW, SUARAPAPUA.com— Perempuan Papua dari Kab. Tambrauw yang tergabung dalam Forum Perempuan Tambrauw (FOPERTAM) gelar aksi turun jalan dan melakukan aksi bisu. 

Yulanda Yusan Mayor, Ketua FOPERTAM dalam aksi 16 HAKTP yang dilakukan di perempatan Jln. Warfaknik, sausapor (3/12) 2019, mengatakan, pihaknya melakukan aksi tersebut untuk menyuarakan perempuan dan kondisi yang dihadapi perepuannya.

“Kami hadir di sini untuk menyuarakan tentang hak-hak dan kepedulian terhadap perempuan.

Dalam aksi bisu yang dilakukan sekitar pukul 09:00-12:00 WP, puluhan perempuan Tambrauw yang dikoordinir langsung FOPERTAM ini, membagikan stiker, bunga dan brosur tentang 16 hari anti kekerasan terhadap permpuan.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilu di PBD Resmi Dimulai

“Kami hanya bikin aksi bisu. Aksi ini kami lakukan untuk meningkatkan tingkat kesadaran kaum perempuan, kalau perempuan juga memiliki hak yang sama seperti laki-laki, untuk itu perempuan perlu di lindungi dan tidak boleh ada lagi kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk apapun,” tegas Yusan.

ads

Ia menegaskan bahwa perempuan punya hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai hal dan kesempatan.

Baca Juga:  Pemkab Sorong Serahkah SK Pengakuan MHA Tujuh Sub Marga

“Perempuan punya hak yang sama dengan laki-laki. Selama ini kami melihat tidak ada perhatian serius dari pemerintah terhadap perempuan Tambrauw, perempuan hanya dijadikan obyek dari pembangun yang terjadi selama ini,” ungkap Yusan.

Sementara itu, Rosa Yewen sekertaris FOPERTAM menjelaskan kalau selama ini sudah banyak kasus kekerasan terhadap perempuan, baik itu kekerasan fisik maupun non fisik, dan smua itu bersumber dari miras.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Didemo, Ini Tuntutan Forum Peduli Demokrasi

“Banyak sekali kekerasan yang terjadi saat ini. Tetapi  sejauh ini belum ada kebijakan yang tegas, dari pemerintah daerah maupun aparat keamanan untuk menjadi acuan dalam menindak tegas pelaku kekerasan terhadap perempuan, hal ini menyebabkan perempuan selalu di menjadi korban kekerasan,” ujar Rosa.

Rosa berharap dengan bikin aksi bisu tersebut  pemerintah dapat membuka mata untuk lebih peduli terhadap perempuan Tambrauw.

Pewarta: CR-SP12

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaSONAMAPA Kota Sorong Rayakan HUT West Papua ke-58
Artikel berikutnyaKapolda Papua Barat Diganti