15 Operasi Militer Indonesia di Papua antara 1963 – 2004

0
4508
Rumah warga yang terbakar di salah satu kampung yang ada di distrik Gome ketika aparat gabungan TNI dan Polri melakukan penyisiran sejak 24 Agustus 2019. (IST - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Pemerintah Indonesia dalam kurun waktu 1963 – 2004 sudah melakukan Operasi Militer di Papua sebanyak 15 kali. Data ini diungkapkan Majelis Rakyat Papua (MRP) lewat laporan berjudul Kekerasan Tak Berujung di Nduga yang diluncurkan di Jayapura, pada 9 Desember kemarin.  

Majelis Rakyat Papua mengutip laporan tentang operasi militer di papua pada 1963 – 2004 dari laporan berjudul Stop Sudah! Kesaksian Perempuan Papua Korban Kekerasan & Pelanggaran HAM, 1963-2009. Hasil Dokumentasi bersama kelompok kerja pendokumentasian kekerasan dan pelanggaran HAM Perempuan Papua 2009 – 2010.

Berikut ini 15 Operasi Militer yang dilakukan Indonesia di Tanah Papua:

Operasi Wisnumurti I dan II, Operasi ini dilakukan pada Mei 1963 hingga April 1964. Pimpinan operasi ini adalah Brigjen U Rukman. Tidak diketahui tujuan operasinya.

Baca Juga:  Zheng He, Seorang Kasim Cina Terkenal Sampai di Nusantara

Operasi Wisnumurti III dan IV, Operasi Giat, Operasi Tangkas dan Operasi Sadar, Operasi ini dilakukan pada 1964 hingga 1966 dengan dipimpin oleh Brigjen Kartidjo. Tidak diketahui tujuan dari operasi itu.

ads

Operasi Baratayudha , Operasi ini dilakukan pada Maret 1966 dengan tujuan operasinya untuk menghancurkan OPM dan memenangkan PEPERA. Operasi ini dipimpin oleh Brigjen R. Bintoro.

Operasi Sadar, Baratayudha dan Operasi Wibawa, Operasi ini dilakukan pada 25 Juni 1968 dipimpin oleh  Sarwo Edhie Wibowo dengan tujuan operasi untuk persiapan penyelenggaraan ’Pepera’.

Operasi Pamungkas, Operasi ini dilakukan antara 1970 – 1974 dengan dipimpin oleh Brigjen Acub Zainal. Tidak diketahui tujuan operasinya.

Baca Juga:  Apakah Kasuari dan Cenderawasih Pernah Hidup di Jawa?

Operasi Kikis, Operasi ini dilakukan pada 1977 hingga 1978 dan dipimpin oleh Jenderal Imam Munandar dengan tujuan operasi di sepanjang perbatasan RI-PNG.

Operasi Sapu Bersih, Operasi ini dilakukan pada tahun 1978 – 1982, dipimpin oleh Jenderal C.I Santoso dengan tujuan operasi untuk mengejar OPM di Biak dan penjagaan perbatasan RI-PNG.

Operasi Sate, Dilakukan pada tahun 1984, dipimpin oleh R.K. Sembiring Meliala. Tujuan operasi di Jayapura dan perbatasan RI-PNG. Operasi ini mengakibatkan puluhan ribu orang Papua mengungsi ke PNG.

Operasi Galak I, dilakukan pada 1985-1986 dengan dipimpin oleh Mayjen Simanjuntak

Baca Juga:  Zheng He, Seorang Kasim Cina Terkenal Sampai di Nusantara

Operasi Galak II, dilakukan pada 1986 – 1987, dipimpin oleh Setiana.

Operasi Kasuaru I dan II, dilakukan pada tahun 1987-1989, dipimpin oleh Wismoyo Arismunandar.

Operasi Rajawali I dan II, dilakukan pada 1989-1991, dipimpin oleh Abinowo.

Operasi pengamnan daerah rawan, dilakukan pada 1998 – 1999, dipimpin oleh Amir Sembiring

Operasi Pengendalian pengibaran, dilakukan pada 1999-2002 Pengendalian Pengibaran Bintang Kejora, dipimpin oleh Mahidin Simbolon.

Operasi Penyisiran di Wamena, dilakukan pada 2002 – 2004, dipimpin oleh Nurdin Zaenal.

Sumber data ini adalah Stop Sudah! Kesaksian Perempuan Papua Korban Kekerasan & Pelanggaran HAM, 1963-2009. Hasil Dokumentasi bersama kelompok kerja pendokumentasian kekerasan dan pelanggaran HAM Perempuan Papua 2009 – 2010.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaHIV-AIDS dan Setahun Perjalanan KPA Papua: Kritis! (Bagian 2/Habis)
Artikel berikutnyaPeringati Hari HAM Internasional, RMO Suarakan Pelanggaran HAM di Papua