Globalisasi Pendidikan dan Keterlibatannya di Papua

0
1809

Oleh: Sdr. Vredigando Engelberto Namsa, OFM)*

Globalisasi yang melanda Papua dan dunia pada umumnya saat ini merupakan sebuah kenyataan yang tak terelakkan. Dunia pendidikan juga terkena dampak globalisasi tersebut. Dampak paling terasa adalah melesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai imbas dari globalisasi. Banyak sekolah menyesuaikan diri dengan pengaruh globalisasi. Hal ini terlihat melalui sekolah-sekolah yang umumnya dikenal dengan sekolah berstandar internasional. Sekolah-sekolah ini menerapkan penggunaan bahasa asing sebagai mata pelajaran wajib di sekolah.  Berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah sampai pada perguruan tinggi, negeri maupun swasta. Di Papua pada umumnya sekolah-sekolah berstandar internasional terdapat pada kota besar. Contohnya seperti di Jayapura.

Globalisasi sejauh ini telah membawa dampak positif dan negatif terhadap perubahan sosial dan budaya suatu masyarakat. Dampak globalisasi  yang sukar diterima masyarakat antara lain: teknologi yang rumit dan mahal, unsur budaya yang bersifat teknologi  dan religi, unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Di Papua, mau tidak mau dampak globalisasi telah membawa perubahan. Di sisi lain, masyarakat bisa menerima globalisasi karena beberapa hal seperti:  unsur yang muda disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat, teknologi yang tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat dan pendidikan formal di sekolah.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Globalisasi pendidikan mempunyai implikasi terhadap pendidikan di Papua, baik dalam bidang akademi maupun non akademi. Persoalan mendasar yang harus dijawab adalah bagaimana lembaga pendidikan di Papua menyikapi derasnya arus globalisasi? Atau bagaimana lembaga-lembaga pendidikan di Papua harus menyesuaikan kebijakan-kebijakannya sesuai dengan tuntutan perubahan –perubahan global saat ini?

Kaitan antara globalisasi dan pendidikan menurut Anthony Giddens terletak pada lahirnya suatu masyarakat baru, yaitu knowledge-based-society (masyarakat berbasis pengetahuan) yang merupakan anak kandung dari proses globalisasi. Karena globalisasi, ilmu pengetahuan berkembang pesat; inilah dasar dari globalisasi ekonomi dan politik di dunia. Namun demikian, knowledge-based-society yang didasarkan pada ilmu pengetahuan akan terus berubah dan selalu siap melakukan perubahan. Hal ini memerlukan  apa yang disebutnya sikap reflektif dari manusia, yaitu kemampuan untuk merenungkan kehidupannya sendiri berdasarkan rasio.

ads
Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

Gagasan knowledge-based-society adalah kunci memenangi persaingan ke depan, karena kemenangan di masa depan ditentukan oleh seberapa besar manusia berkualitas yang dimiliki oleh sebuah bangsa. Ukuran itu bukan hanya dilihat dari banyak sarjana yang dimiliki oleh sebuah bangsa, tetapi juga oleh kompetensi yang dikuasai. Salah satu cara yang bisa dipakai untuk meningkat kualitas manusia Papua adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah banyak mengubah budaya dan peradaban orang Papua dengan segala dampak positif dan negatifnya.  Untuk itu pendidikan sangat penting dalam mewujudkan masyarakat masa depan yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Melalui pendidikan proses transmisi serta pengembangan ilmu pengetahuan akan terjadi.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Memperhatikan perkembangan penyelenggaraan pendidikan, pengelolaan dan pelaksanaan lembaga – lembaga pendidikan di Papua (baik itu milik pemerintah dan swasta) serta hasil-hasil yang telah dicapai hingga saat ini, juga ditambah dengan suara masyarakat pada umumnya yang miring, maka mau tidak mau konsep dan strategi penyelenggaraan, pengelolaan, pelaksanaan lembaga pendidikan di Papua membutuhkan penyempurnaan perubahan secara menyeluruh. Perubahan menyeluruh itu mestinya dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan proses penghidupan dari hal-hal yang sesuai dengan situasi dan kebutuhannya.

Penundaan pelaksanaan proses penghidupan lembaga pendidikan di Papua hanya akan menjauhkan negeri ini dari cita-cita reformasi yang sebenar-benarnya, yaitu memperbaiki mutu pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat serta pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka melalui peningkatan mutu pendidikan di Papua.  Di sisi lain peningkatan mutu tersebut mempunyai dampak langsung terhadap SDM di Papua itu sendiri.

)* Penulis adalah mahasiswa pascasarjana STFT Fajar Timur Abepura

Artikel sebelumnyaMembongkar Mafia Bisnis Purtier Placenta di Tubuh KPA Papua
Artikel berikutnyaPresiden Minta PNG dan Bougainville Membentuk Komisi Konsultasi