Sudah Dilarang Wabup Deiyai, Miras dan Judi Masih Marak

0
1473

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Minuman keras (Miras) dan toto gelap (Togel), dadu, biliar, roulette atau bola guling, sabung ayam serta jenis perjudian lain dilarang diadakan di wilayah Kabupaten Deiyai karena saat ini masyarakat yang juga umat Tuhan sedang dalam masa persiapan menyambut hari raya Natal.

Larangan dikemukakan Hengky Pigay, wakil bupati kabupaten Deiyai, saat berbicara langsung di hadapan masyarakat Deiyai di kota Waghete, Senin (9/12/2019) pekan lalu.

“Pemerintah daerah bersama Forkopimda menyatakan dengan tegas bahwa selama bulan Desember ini jangan ada penjualan miras, semua jenis perjudian dan hal-lain yang memicu konflik di seluruh wilayah Deiyai,” ujarnya dari pinggir jalan depan kantor Bank Papua cabang Waghete.

Kebijakan ini, lanjut Pigay, segera ditindaklanjuti untuk menghargai sesama umat Kristiani jelang perayaan Natal 2019.

“Semua masyarakat di kabupaten ini, umat Tuhan. Umat Kristen Protestan dan Katolik. Kita sedang masa advent untuk menyambut Natal. Karena itulah saya atas nama pemerintah daerah menyampaikan larangan terhadap semua jenis perjudian dan minumam beralkohol. Sekali lagi, semuanya segera dihentikan. Penyampaian larangan ini harus segera ditindaklanjuti, mulai hari ini,” tuturnya.

ads
Baca Juga:  Gawat! Di Mimika, 2.500 Ekor Babi Mati Terserang Virus ASF

Dikawal aparat keamanan bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Setda Kabupaten Deiyai, Wabup Hengky Pigay berbicara dalam dua bahasa: Mee dan Indonesia.

“Semua jenis perjudian, miras, termasuk pinang, harus stop mulai saat ini. Sekarang bulan suci umat Kristiani. Kita sudah mau Natal. Kami akan berlakukan peraturan daerah untuk hal-hal ini. Rancangan Perda sudah siap,” tegasnya.

Pemerintah daerah menurut Pigay, sudah mengkaji persoalan dengan matang.

“Miras sumber masalah di sini. Permainan dadu, bola guling, biliar, togel dan lain-lain juga sama. Orang-orang punya waktu dihabiskan di situ. Tidak ada kesempatan kerja kebun. Rumah berantakan. Hidup bergantung dengan permainan yang tidak jelas itu. Saya mau rakyat saya bisa berdaya dengan budaya kerja,” tutur Pigay.

Wabup Deiyai membeberkan berbagai dampak negatif berikut kebijakan pemerintah daerah menyikapi maraknya penyakit sosial dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga:  Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

“Tugas dan tanggungjawab kami untuk menyelamatkan daerah dan masyarakat. Kami minta semua pihak wajib patuhi. Semua harus stop dengan budaya dari luar. Stop hancurkan diri dan keluarga. Mari kita berpikir yang jernih untuk kembali ingat nasehat leluhur,” tandasnya sembari ucapkan terima kasih kepada warga yang memilihnya bersama Ateng Edoway memimpin kabupaten pemekaran dari Paniai ini.

Sosialisasi kebijakan tersebut mendapat pro dan kontra dari pengelola usaha “permainan” maupun masyarakat setempat.

“Gampang kita tutup kalo pemerintah daerah turunkan aturan tertulis,” kata salah satu pemilik roulette di komplek Waghete 1.

Beberapa orang yang sering main sempat mempertanyakan dasar hukum larangan tersebut.

“Ada Perda kah? Kalau ada bagus. Bicara saja itu kami tidak dengar,” ujar Jhon, salah satu pemuda dari tengah kerumunan orang.

“Jangan omong saja, kalau bisa ada Perda dan itu segera disosialisasikan, supaya orang ketahui dan patuhi,” timpal pemuda lainnya.

Salah satu orang tua bahkan tak terima jika Togel dilarang.

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

“Bapak wakil bupati, kalo Togel, tidak boleh tutup,” pintanya dengan nada keras.

Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan pemerintah daerah. Salah satunya, Togel menurut dia salah satu hiburan. Selain alasan uang bisa dilihat dari bandar, agen dan peluncur Togel.

Bukan forum tanya jawab, kesempatan sosialisasi tentang larangan itu tak diberikan ruang usul dan saran. Usai dari Idege, hal sama dilanjutkan di pasar Waghete, Yomeni, Atouda, dan perempatan Yaba – Mugouda – Bandara Deiyai. Sebelumnya di depan komplek perkantoran Tigidougida, Timipotu, dan pertigaan Tobauwo di Waghete 2.

“Jangan lawan, mulai hari ini semuanya dihentikan!,” ujar Stefanus Takauwo Mote, tokoh intelektual yang juga salah satu pejabat daerah, sebelum rombongan Wabup Deiyai beranjak ke arah pasar Waghete.

Pantauan suarapapua.com di Waghete dan sekitarnya, selama sepekan terakhir sejak penyampaian larangan, aktivitas semua jenis perjudian dan miras masih marak seperti hari-hari sebelumnya.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaPemda Intan Jaya: Kami Tidak Tahu Tujuan Aparat ke Intan Jaya
Artikel berikutnyaAparat Gabungan dan TPNPB Baku Tembak, Dua Prajurit TNI Luka-luka