Drop Aparat Jelang Natal, Wandik: Kebijakan yang Tidak Bermanfaat

0
1455

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Willem Wandik, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Papua protes keras tindakan negara yang memobilisasi aparat menjelang Natal di Intan Jaya, Paniai dan Beoga, Papua.

Mobilisasi aparat jelang Natal ini sangat tidak elok dan berperikemanusiaan ketika Umat Tuhan sedang siapkan diri untuk Natal, lalu militer melakukan mobilisasi pasukan ke Intan Jaya. Ini satu kebijakan yang tidak ada manfaat. Karena akan pengaruhi psikologi dan mental masyarakat untuk ikut Natal. Harusnya sukacita natal, tapi justru hadirkan suka cita ketakutan,” tegasnya menyikapi pendropan aparat di Intan Jaya, Paniai dan Beoga yang kemudian berujang baku tembak antara TPNPB dan TNI/Polri di Intan Jaya.

Baca Juga: Tokoh Masyarakat: Aparat Tidak Pernah Bikin Baksos di Kulapa

Penegasan tersebut disampaikan Wandik kepada suarapapua.com pada Rabu (18/12/2019) kemarin. Ia menegaskan agar kasus serupa yang terjadi di Nduga tidak boleh terulang di paniai dan Intan Jaya.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

“Kami mengimbau  atas nama pancasila, KeTuhanan yang Maha Esan dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab jangan ulangi kasus yang sebelumnya negara lakukan di Nduga pada tahun ini di Intan Jaya. Karena negara ini menempatkan keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai dasar negara yang yang pertama mendahului prinsip negara yang lain,” tegasnya.

ads

Baca Juga: Masyarakat Bulapa, Iguwagi Tapa dan Kulapa Intan Jaya Mengungsi

Menurut Wandik, seharusnya aparat yang ada di tanah Papua berpatokan pada semangat pancasila, sila kedua. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

“Tidak boleh bersikap arogan dan drop pasukan ke sana. Justru mencoreng nama indonesia di mata internasional. Karena ini bulan Natal, bulan Suci bagi masyarakat internasional. Ini akan memperburuk indonesia di mata internasional. Akan menambah daftar pelanggaran HAM di Papua di mata internasional,” tegasnya lagi.

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

Sebelumnya, seperti diberitakan media ini, Apeniel Sani, Anggota DPR Papua dari Meepago meminta semua pimpinan negara di Tanah Papua dan Pusat, termasuk presiden untuk menghentikan kekerasan yang sedang berlangsung di Intan Jaya dan Papua pada umumnya.

“Saya minta dengan tegas kepada seluruh unsur pimpinan negara ini untuk hentikan kekerasan di Intan Jaya dan Papua. Karena manusia Papua bukan binatang buruan. Mereka adalah masyarakat yang punya harkat dan martabat seperti manusia lain,” tegas Apen.

Baca Juga: Tindakan Menerjunkan Aparat ke Intan Jaya Merupakan Tindakan Tidak Proporsional

Menurutnya, harus ada ketegasan dari presiden. Kenapa dalam suasana Natal aparat TNI dan Polri didrop ke Intan Jaya, Beoga, Paniai dan beberapa daerah lain di Papua.

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

“Hari Natal ini hari yang hari dihargai, dihormati dan dinanti-nantikan oleh umat Kristen. Karena bagi orang Kristen hari adalah Natal adalah hari suka cita dan penuh damai. Saya sangat kecewa dan sedih dengan situasi Intan Jaya yang sedang dikacaukan oleh aparat,” katanya.

Baca Juga: Apeniel Sani: Aparat Jangan Ganggu Suasana Natal di Intan Jaya

Untuk itu, Apeniel meminta supaya negara dan semua unsur pimpinan negara di Pusat dan Daerah harus memikirkan solusi yang tepat untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Papua.

Sebab, kata dia, pemerintah Pusat terkesan abaikan berbagai persoalan, terutama persoalan kekerasan dan konflik yang terjadi di Papua.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaTokoh Masyarakat: Aparat Tidak Pernah Bikin Baksos di Kulapa
Artikel berikutnyaTPNPB Nyatakan Bertanggungjawab Atas Penembakan di Intan Jaya