Intan Jaya Belum Aman  

0
1958

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Situasi dan kondisi di Kabuapten Intan Jaya paca terjadi baku tembak antara aparat gabungan TNI dan Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pada sejak tanggal 17 Desember lalu, secara umum Kab. Intan Jaya masih belum aman.

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw beberapa waktu lalu mengatakan Kab. Intan Jaya sudah aman dan kondusif.

Dikutip dari republika.co.id, Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, mengatakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Kabupaten Intan Jaya saat ini relatif kondusif.

“Memang benar pascakontak tembak antara aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata, secara keseluruhan situasi kamtibmas kondusif,” kata Waterpauw kepada Antara, Rabu (18/12), di Jayapura.

Pernyataan tersebut dibantah pemerintah Daerah Kab. Intan Jaya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah  Kab. Intan Jaya dan Wakil Ketua Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP).

ads

Dampak dari kehadiran TNI/Polri dan TPNPB di wilayah Kab. Intan Jaya di distrik Sugapa, Hitadipa dan Ugimba berdampak kepada masyarakat ketakutan, trauma dan sebagian masyarakat dari beberapa kampu mengungsi.

Hanya Ibukota Kabupaten yang Aman

Martinus Maisini, Anggota DPRD Intan Jaya mengatakan, kampong yang kemanananya aman dan stabil  adalah Distrik Sugapa, yaitu kampung Yokatapa, Bilogai, Mamba, Sambili dan Holomama. Kampung-kampung yang tidak aman adalah Kampung Wabui, Kulapa, Jegenggaupa, Pugisiga, Sawenepa, Tujimigi dan HItadipa. Selain itu di distrik Ugimba sangat tidak aman.

“Di pinggiran kota Intan Jaya memang tidak aman. Dan secara keseluruhan Intan Jaya tidak aman. Apalagi distrik Ugimba.  Tidak ada aktifitas masyarakat jelang Natal. Dari pantauan kami (anggota DPRD) beberapa daerah yang saya sebut itu tidak aman. Kami tidak tahu mereka akan rayakan Natal atau tidak,” ungkapnya kepada suarapapua.com, Minggu (22/12/2019) dari Sugapa.

Wakil Ketua Sementara DPRD Intan Jaya, Marthen Tipagau mengungkapkan hal yang sama. Kata dia, dirinya bersama beberapa anggota DPRD lainnya telah pantau situasi secara umum di Sugapa dan Hitadipa.

Secara umum kondisi masyarakat di Mamba, Yokatapa, Holomama dan Bilogai terlihat ada aktifitas warga. Untuk masyarakat yang ada di distrik Hitadipa, kehadiran TPNPB dan TNI-Polri sama-sama memberikan ketidaknyamanan bagi masyarakat.

Ia mengungkapkan, masyarakat di Wabui sebagian besar masyarakat sudah bubar. Khusus untuk Titigi ada apparat kemanan di SD Titigi. Kehadiran mereka memberikan ketidakamanan bagi masyarakat.

“Kalau bisa TNI/Polri dan TPNPB tidak boleh ada di wilayah Hitadipa, Titigi dan sekitarnya karena kehadiran mereka akan bikin takut dan trauma masyarakat. Kalau mau perang bisa di Tembagapura dan Ugimba,” kata Tipagau.

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

Marthen mengaskan agar  TNI/Polri dan TPNPB jangan ada di kampung yang masyarakatnya banyak. Karena masyarakat akan serba salah dalam menghadapi kehadiran masyarakat. Jangan terjadi penembakan dan perang di tempat yang masyarakat.

“Kami mau TPNPB dan TNI/Polri bubar dari masyarakat. Kalau bisa kedua belah pihak harus utamakan keamanan masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Yoakim Mijuzau, utusan Pemerintah Kab. Intan Jaya yang turun temui pimpinan TNI, Polri, Kopasus, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan imbauan bupati Intan Jaya, menjelaskan, Intan Jaya saat ini tidak aman.

“Informasi yang beredar bahwa Intan Jaya aman itu tidak benar. Masyarakat sekarang dalam ketakutan dan tidak ada di kampung-kampung. Semua sudah lari ke hutan-hutan,” tegasnya.

Yoakim juga menegaskan agar semua pihak di Intan Jaya tidak saling salahkan dan tidak saling tuding selagi kondisi masyarkat sedang tidak aman.

“Jangan DPRD dan Pemerintah saling tuduh. Harusnya DPRD yang lebih dulu berada di lapangan dengan masyarakat. Karena masyrakat itu yang anda duduk di DPRD. Jangan hanya koar-koar di media saja. Semua pihak harus ada dan bebicara untuk kepentingan masyarakat,” tegas Yoakim.

Dari pantaunnya, pada Sabtu (21/12/2019) ada penambahan  sebanyak 40 anggota Kopassus ditibakan di Sugapa dengan satu helikopter super puma, tiga helikopter TNI dan dua helikopter Polri.

“Ini menandakan bahwa Intan Jaya tidak aman, masyarakat tidak aman. Saya sudah cek langusung cek di lapangan. Masyarakat yang  terlihat beraktiftas untuk natal adalah hanya orang-orang yang berani dan orang-orang yang sudah pasrah dan sudah siap untuk mati di halaman gereja,” ujarnya.

Situasi dan Kemanan Intan Jaya yang tidak aman tersebut dibenarkan juga oleh Siska Abugau, Wakil Ketua Pokja Perempuan, Majelis Rakyat Papua (MRP).

Untuk di Bilogai, meskipun aman, gereja Paroki Bilogai dekat lapangan terbang. Sehingga aktivitas terbang mendarat helikopter TNI dan Polisi membuat situasi  tidak aman dan masyarakat ketakutan.

“Masyarakat akan aman kalau TNI/Polri ditarik dari Intan Jaya. Kalau tidak tetap tidak akan aman. Tetap masyarakat akan lari ke hutan. Situasi di atas tidak aman,” tegas Abugau.

Selain itu, selain beberap kampung di Ibukota Kabupaten, sebagian besar kampung di Sugapa, Hitadipa dan Ugimba tetap tidak aman. Ia meminta agar masyarakat di Kampung Yoparu mengungsi ke kampung-kampung terdekat.

Abugau menjelaskan, dirinya sudah turun ke Intan Jaya pada 20 Desember lalu.

“Saya tidak ikut dan juga saya tidak difasilitasi pemerintah Intan Jaya. Saya datang dan lihat langsung sebagai daerah saya. Jadi saya bantah jika ada yang beranggapakan bahwa kehadiran saya adalah satu tim dengan pemerintah daerah,” tegasnya.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

Tidak Ada Pertemuan Antara Pemerinah dengan Berbagai Pihak di Sugapa

Sebelumnya, Sekda Intan Jaya, Asir Mirip kepada suarapapua.com mengungkapkan bahwa pemerintah daerah akan ke Intan Jaya untuk melakukan pertemuan dengan pimpinan TNI,Polri, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Perempuan dan Tokoh Pemuda di Intan Jaya.

Baca Juga: Hari Ini Pemkab akan Gelar Pertemuan Sikapi Situasi Intan Jaya di Sugapa

Setelah rencana pertemuan tersebut dikeluarkan, Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni mengeluarkan surat imbauan agar TNI/Polri dan TPNPB keluar dari Intan Jaya, Papua.

Menyusul dikeluarkannya surat tersebut, Kepala Dinas Perumahan Kab. Intan Jaya, Piter Tabuni bersama dengan Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Setda Intan Jaya, Yoakim Mujizau diutus untuk turun ke Intan Jaya dalam rangka memberikan surat imbauan tersebut kepada pimpinan TNI, Polri, piminan Agama dan masyarakat.

Pada Jumat (20/12/2019) Piter Tabuni, Yoakim Mujizau Pastor Paroki Titigi, Pastor Paroki Bilogai turun ke Sugapa, Intan Jaya.

Selain itu, pada hari yang sama, anggota MRP Pokja Perempuan, Siska Abugau juga turun ke Intan Jaya.

Setelah tiba, Pemkab. Intan Jaya yang diwakili Yoakim Mujizau dan Piter Tabuni bertemu dengan pimpinan Agama, Pimpinan Kopasus, Polsek Sugapa sebagai pimpinan Polisi dan Koramil Sugapa sebagai pimpinan TNI untuk memberikan surat imbauan dari Pemerintah Daerah Kab. Intan Jaya.

Yoakim Mujizau mengatakan, dirinya tidak mengetahui agenda pertemuan yang disampaikan Sekda Intan Jaya. Meski demikian, dirinya bersama Piter Tabuni hadir sebagai representative dari pemerintah daerah untuk menyampaikan surat imbauan dari bupati.

“Sampai dengan hari ini saya tidak tahu. Apakah pernyataan itu pak Sekda yang buat atas petunjuk bupati atau hanya mengira-ngira sendiri dari pak sekda, itu saya juga tidak tahu. Sampai saat ini belum ada pertemuan,” terangnya kepada Suara Papua, Minggu (22/12/2019) pagi.

Sebagai representative dari pemerintah, ia mengatakan telah turun ke Sugapa, memantau kondisi secara langsung dan sudah bertemu dengan beberapa pihak terkait untuk memberikan surat imbauan dari bupati.

“Kami tiga orang yang naik. Saya, pastor Titigi, Bilogai. Kami bikin pertemuan. Kami hanya ikuti arahan dan bagian surat itu. Kami datangi pimpinan tentara, polisi dan kopasus. Kami bagikan, laksanakan perintah pimpinan,” ucapnya.

Selain itu, Siska Abugau, anggota MRP yang juga hadir di Intan Jaya membenarkan jika memang tidak ada bupati dan sekda di Intan Jaya. Namun, Yoakim Mujizau dan Piter Tabuni adalah perwakilan pemerintah daerah yang sudah datang.

Baca Juga:  ULMWP Kutuk Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

“Kalau bupati dan sekda memang tidak ada. Tetapi kehadiran pemerintah diwakili oleh Yoakim Mujizau dan Piter Tabuni. Jadi saya pikir tidak perlu saling tuding salahkan. Sekarang semua pihak harus duduk sama-sama dan bicara untuk masyarakat Intan Jaya,” tegasnya.

Beberapa anggota DPRD Intan Jaya tiba pada tanggal 21 Desember 2019 di Sugapa. Setibanya di Sugapa, beberapa anggota DPRD mendatangi Sugapa hingga Hitadipa untuk memastikan kondisi dan keamanan masyarakat.

Selain itu, menyampaikan hal yang sama bahwa tidak ada pertemuan di Sugapa antara pemerintah, TNI/Polri dan berbagai tokoh di Intan Jaya. Meskipun utusan pemerintah sudah hadir, anggota DPRD mengkritik ketidak hadiran bupati di Sugapa.

“Sampai saat ini bupati sudah keluarkan imbauan tapi tidak ada di lapangan. Informasi itu mereka akan naik itu tidak ada di dempat. Kami harap supaya semua pihak bicarakan kemanan dan kenyamana untuk masyarkat Intan Jaya,” katanya.

Wakil Ketua Sementara DPRD Intan Jaya, Marthen Tipagau juga mengutarakan, kehadiran pihaknya adalah murni untuk melihat dari dekat kondisi masyarakat sebagai pewakilan masyarakat.

“Kami tidak tahu ada pertemuan. Tapi kami DPRD naik karena ini daerah kami. Jadi kami anak daerah yang turun untuk mengetahui kondisi ril di lapangan. Tidak bisa hanya rapat dan lain-lain,” ujarnya.

Tipagau menegaskan, untuk sikapi kondisi Intan Jaya saat ini, semua pihak yang terdiri dari TNI, Polri, DPRD, Pemerintah Daerah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarkat untuk duduk dan bicara.

“Semua pihak harus panggil dan bicara sekalian dengan TNI/Polri supaya berhentikan konflik. TIdak boleh membuat daerah Intan Jaya kacau dan ujung-ujungnya korbankan masyarakat. Kami mau harus bicara di Intan Jaya, bukan bicara di Kota,” tegasnya.

Anggota MRP, Siska Abugau meminta agar DPRD, Pemerintah Daerah, DPRP, MRP, Polda Papua, Pangdam dan semua pihak harus duduk dan bicara untuk mengembalikan situasi Intan Jaya yang aman.

“Yang lebih penting hari ini adalah bukan saling tuding dan saling jatuhkan. Tetapi bagaimana semua orang duduk sama-sama dan bicarakan kondisi yang ada supaya konflik yang sedang berlangsung dihentikan dan memberikan rasa aman untuk masyarakat Intan Jaya. Sehingga mereka bisa merayakan Natal dengan aman dan damai,” harapnya.

Semua pihak terkati diharapkan agar duduk bersama tanpa saling menjatuhkan dan saling tuding dan mengedepankan kepentingan masyarakat dan Intan Jaya agar kembali aman dan kondusif.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaTPNPB dan Aparat Gabungan Baku Tembak di Nggamagae, Distrik Sugapa
Artikel berikutnyaKlasis GKII Sugapa: Jemaat Gereja Wayasiga Sudah Mengungsi ke Holomama