Media Diminta Beritakan Papua Secara Berimbang

0
1294

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Anggota DPR Papua, Apeniel Sani meminta agar media massa di Papua, Indonesia dan Internasional untuk memberitakan setiap peristiwa yang terjadi di Tanah Papua secara berimbang.

“Saya menilai ada banyak media baik itu media nasional maupun lokal yang tidak Profesional dalam pemberitaan berita. Khususnya pemberitaan informasi di beberapa daerah yang sedang tengah konflik di tanah Papua. Seharusnya dalam setiap pemberitaan media harus kedepankan kode etik media yang berlaku secara umum di Indonesia,” jelas Sani kepada suarapapua.com, Senin (23/12/2019) di Kota Jayapura.

Sani meminta agar media harus memberitakan secara berimbang  tanpa menyudutkan pihak lain. Selain itu media juga harus memberitakan berita dengan netral dan menempatkan semua pihak mendapatkan ruang dan kesempatan yang sama agar berita yang diberitakan berimbang dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar terpenuhi.

Baca Juga:  Panglima TNI Didesak Tangkap dan Adili Prajurit Pelaku Penyiksa Warga Sipil Papua

“Saya meminta kepada semua media di Papua, Indonesia dan Internasional yang memberitakan konflik di Papua agar tidak menyudutkan pihak lain,” pinta Sani.

Selain itu, Sani juga mengimbau kepada setiap pengguna sosial media agar lebih berhati-hati dan tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan, informasi yang tidak benar untuk menghindari saling memprovokasi karena berita-berita hoax. Informasi harus disharing dengan baik agar tidak terprovokasi.

ads

“Saya sayangkan karena akibat dari pemberitaan yang tidak netral, banyak masyarakat terpovokasi untuk saling membenci antara satu sama lain. Hal ini terlihat dari informasi yang bertebaran di dunia maya, terutama media sosial,” ujarnya.

Menurutnya, walaupun [kita] tidak terlibat membunuh tetapi dengan [kita] menyebarkan isu provokatif, maka secara tidak langsung [kita] sudah hadir sebagai pembunuh.

“Marilah kita saling menghormati, mengasihi satu sama lain,  dan saling hargai antara satu sama yang lainnya. Karena damai itu indah, damai itu manis, damai itu yang di Kehendaki Allah, Sang pencipta kita Umat manusia,” katanya.

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

Dikutip dari forumkeadilan.com, Dewan Pers mengingatkan jurnalis agar berhati-hati dalam menulis berita tentang Papua. Jurnalis memastikan informasi serta sumber yang terpercaya untuk membangun rasa percaya masyarakat di wilayah paling timur Indonesia itu.

“Nilai kepercayaan sangat mahal ini harus dibangun bersama. Teman-teman mohon dibantu memberikan narasi yang sepadan, kalau tidak tahu jangan dilebihkan. Saya tidak melarang menulis sesuai fakta,” ujar Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers Agung Dharmajaya di Jakarta, Kamis (5/9/2019) lalu.

Apabila memperoleh informasi yang belum terkonfirmasi, ia menegaskan pentingnya tidak terburu-buru menyiarkan informasi itu.

“Agak prihatin kalau teman-teman mengutip sesuatu atau situasi tidak melihat lalu tidak diberikan status belum terkonfirmasi atau sumber darimana,” ucap Agung.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Kepercayaan masyarakat terhadap jurnalis mahal harganya, kata dia, sehingga harus dijaga dengan memegang kode etik selama menjalankan tugas peliputan.

Selain itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerrard Plate ingin media mentransformasikan informasi atau berita dengan baik. Menurut Johnny, media tidak cukup bila hanya menyajikan berita yang benar. Tapi juga harus bermanfaat.

Hal itu disampaikan Johny dalam seminar Strategi Manajemen Media di Era Disrupsi 4.0 Untuk Indonesia Maju di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (19/12).

“Jangan sampai mentransformasikan berita yang mungkin benar tapi tidak baik. Yang mungkin benar, tapi tidak baik dan tidak bermanfaat untuk apa? Maka dibutuhkan kecerdasan kita untuk mengelola informasi dan mentransmisikan informasi,” kata Johnny seperti dikutip dari merdeka.com.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaWabup Deiyai: Siap Terapkan Perda Miras dan Judi
Artikel berikutnyaGenerasi Muda Tolikara Diajak Pahami Filosofi Honai