Daun Sagu untuk Kehidupan

0
1287

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com—  Idris Iriwa, sosok lelaki tangguh yang mengolah daun Sagu menjadi rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehar-harinya dalam kelurga.

Idris yang dijumpai suarapapua.com, di Kota Sorong menjelaskan, ia gelututi usaha tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga. Ia harus menjual atap sagu, dan kadang mencari ikan namun untuk natalan kali.

“Saya jual atap sagu dan hasilnya akan digunakan untuk menyambut natalnya bersama keluarga. Anak, ini jalan satu-satunya untuk kami bisa bertahan hidup. Habis kita mau ke mana lagi. Ini sudah yang kita punya untuk memenuhi kebutuhan”.

Baca Juga:  Banyak Komunitas Noken di Tambrauw Butuh Perhatian Pemerintah

“Kami harus jual atap sagu, batu karang, kayu umbul-umbul, dan kayu bakar. Natal ini rame. Orang banyak butuh atap sagu untuk pondok natal. Bapak setiap jam 3 sore itu, sudah bawa atap sagu taru di depan sini,”  katanya saat dijumpai suarapapua.com, pada Jumat, (20/12/2019) lalu.

Ia menceritakan, atap sagu biasa laku  100.000 sampai 300.000 ribu rupiah. Satu atap sagu, 10 ribu rupiah.

ads
Baca Juga:  Misi Paslon Thopi Membawa Perubahan Mendasar di Kabupaten Tambrauw

“Saya biasa bawa daun sagu dari Aimas, kabupaten Sorong. Uang itu, bapak pakai untuk beli beras, minyak, dan untuk anak jajan, dan kebutuhan lainnya,” katanya.

Idris meminta pemerintah kota (pemkot) Sorong untuk memperhatikan kebutuhan dasar warga suku kokoda yang di kota Sorong.

“Saya tidak minta apa-apa. Saya mau wali kota perhatikan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perumahan kami warga suku Kokoda,” pintanya.

Sementara itu, Esau Kogoba, Ketua  Lembaga Masyarakat Adat, Suku Kokoda beranggapan pemkot Sorong  selama ini  belum memperhatikan sukunya. Padahal, mereka juga berkontribusi dalam memenangkan wali kota dan juga DPRD.

Baca Juga:  Tiga Hari Menanti di Kantor Gubernur PBD, Pj Gubernur Tak Kunjung Temui Pencaker

“Tolong pemkot buka mata dan hati. Perhatikan masyarakat  punya ekonomi dan perumahan. Suku ini belum diperhatikan dengan baik. Pemkot harus membuat pelatihan-pelatihan seperti wirausaha sehingga masayarkat kokoda punya ekonomi sendiri. Kami juga pilih bapak Wali kota dan DPRD. Kenapa belum diperhatikan baik-baik sampai sekarang,” katanya.

Pewarta: SP-CR03

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaBawaslu Boven Lantik 60 Panwas Distrik dan Gelar Bimtek
Artikel berikutnyaPerda Perlindungan dan Pemberdayaan Ekonomi Mama-Mama Asli Papua Disahkan