JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Bupati Kabupaten Intan Jaya, Natalis Tabuni mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat dan tokoh di kantor bupati Sugapa, Intan Jaya, Papua.
Dalam pertemuan tersebut, setelah menerima laporan dari semua pihak, kata dia, dapat disimpulkan bahwa sejak baku tembak antara TNI/Polri dan TPNPB terjadi pada 17 Desember sampai dengan tanggal 27 Desember tidak ada korban di pihak masyarakat sipil, baik di Kulapa, Ndugusia, Bulapa, Nggamagae dan Ugimba.
“Tidak ada korban. Korban siksaan pun tidak ada. Hanya masyarakat trauma karena bunyi tembakan, bunyi helikopter yang lalu lalang angkut pasukan dan sebagainya. Lalu mereka tidak masuk ke kebun, ada sebagian lari ke hutan, ada sebagian mengungsi ke kampung-kampung terdekat yang aman,” ungkapnya kepada suarapapua.com dari Sugapa, Jumat (27/12/2019) malam .
Baca Juga: Baku Tembak Pecah di Intan Jaya Jelang Natal
“Tadi itu semua ungkapan disampaikan kepada kami dan kami sudah identifikasi semuanya. Lalu kesimpulannya bahwa korban nyawa di pihak sipil tidak ada. Tidak ada penyiksaan, tidak ada pengrusakan atau penghancuran rumah warga, tetapi mereka trauma dan ketakutan yang membuat mereka mengungsi. Ada yang lari ke hutan,” ungkap Tabuni.
Meski tidak ada korban, Bupati Natalis mengakui jika telah mendapat laporan tentang adanya satu orang tua berusia lanjut yang meninggal saat lari ke hutan karena ketakutan ketika helicopter terbang evakuasi korban di Kulapa.
“Kalau meninggal saat lari ke hutan itu satu orang. Itu di Kulapa. Saat melakukan pendropan dan pengakutan pasukan, itu karena dekat dengan rumah, dia takut dan lari ke hutan. Lalu saat lari dia jatuh dari tebing dan meninggal. Dia sudah dimakamkan,” jelasnya.
Baca Juga: Masyarakat Bulapa, Iguwagi Tapa dan Kulapa Intan Jaya Mengungsi
Pada umumnya, kata dia, tidak ada kejadian yang luar biasa, tetapi mereka tetap mengungsi karena takut dan trauma. Mereka kelaparan karena mereka tidak bisa masuk ke kebun atau ambil kayu bakar di hutan.
“Karena mereka antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, mereka tidak berani masuk ke kebun dan ambil kayu bakar di hutan. Karena mereka hindari salah sangka dan salah pengertian dari TNI/Polri maupun TPNPB,” ujarnya.
Fokus untuk Memberikan Rasa Aman kepada Masyarakat
Pemerintah Daerah, tambah Bupati, mendukung masyarakat bahwa TNI/Polri dengan TPNPB silahkan baku tembak, tetapi pemerintah siap melakukan upaya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
“Akhirnya kami mendukung masyarakat, silahkan baku tembak tetapi, kami fokus memberikan rasa aman kepada masyarakat agar tidak ada korban karena lapar, dan kami juga berikan pemahaman kepada masyarkat supaya tidak boleh lari ke hutan, tidak boleh keluar malam hari,” jelasnya.
Ia meminta agar masyarakat tidak lari ke hutan, dan kalau ada insiden lagi, masyarakat disarankan untuk berkumpul di satu tempat dan komunikasi dengan pemerintah daerah.
“Kami juga meminta gar masyarakat yang takut dan mengungsi bisa kumpul di balai desa, sekolah dan gereja lalu komunikasi dengan kami,” ujarnya.
Baca Juga: Lari ke Hutan Karena Takut, Satu Warga Kampung Kulapa Meninggal
Untuk diketahui, kontak tembak terjadi sejak tanggal 17 Desember kemarin di Kampung Kulapa, Hitadipa dan di Kampung Bulapa, Yoparu, Sugapa. Berikutnya baku tembak terjadi lagi di Nggamagae, Yoparu. Selanjutnya di Ugimba, distrik Ugimba. Dan berikutnya lagi baku tembak terjadi di Ndugusiga, Sugapa dan Ugimba.
Akibat baku tembak yang terjadi pada 17 Desember tersebut, tiga orang prajurit TNI telah ditembak mati oleh TPNPB.
Pewarta: Arnold Belau