JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Seorang warga berusia lanjut, Nggapaneringga Tabuni (60) ditemukan meninggal setelah lari ke hutan karena terjadi baku tembak antara aparat gabungan TNI/Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) terjadi pada 17 Desember lalu di kampung Kulapa, distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua.
Kematian Nggapaneringga dilaporkan oleh Detinus Sani, anggota DPRD Intan Jaya kepada suarapapua.com melaporkan setelah ia datangi kampung Kulapa dan mendapat laporan dari masyarakat pada Kamis (26/12/2019) dari Sugapa.
Dari penjelasan keluarga yang ia terima, Nggapaneringga lari ke hutan karena melihat helikopter yang TNI yang terbang di atas kampung Kulapa, dengan melihat itu karena takut ia lari ke hutan. Sebelum lari ke hutan ia lebih dulu ke gereja. Namun di gereja ia mendapati ibu-ibu dan anak-anak.
Dua hari setelah itu, pada tanggal 19 Desember 2019, anak almarhum mencarinya dengan ikuti jejak kaki ke arah hutan.
“Almarhum meninggal bukan karena ditembak. Tetapi murni karena larike hutan. Jenazahnya ditemukan di Jasegepa, Kampung Kulapa, distrik Hitadipa. Setelah itu tanggal 20 jenazahnya sudah dimakamkan,” ungkap Sani.
Baca Juga: Satu Pemuda dan Satu Anggota TPNPB Luka-luka
Sementara itu, Bupati Kab. Intan Jaya, Natalis Tabuni saat dikonfirmasi suarapapua.com membenarkan informasi tersebut.
“Benar. Kalau meninggal saat lari ke hutan itu satu orang. Itu di Kulapa. Saat melakukan pendropan dan pengakutan pasukan, itu karena dekat dengan rumah, dia takut dan lari ke hutan. Lalu saat lari dia jatuh dari tebing dan meninggal. Dia sudah dimakamkan. Namanya Nggapaneringga ini laporan yang kami terima tadi saat tatap muka dengan semua elemen pimpinan daerah dan masyarakat di Sugapa,” jelas Tabuni kepada suarapapua.com dari Sugapa, Jumat (27/12/2019) malam.
Kata Tabuni, meskipun baku tembak dilakukan di beberapa tempat seperti Kulapa, Ndugusiga, Bulapa, Nggamagae dan Ugimba, tidak ada korban di pihak masyarakat sipil.
“Tidak ada korban. Korban siksaan pun tidak ada. Hanya masyarakat trauma karena bunyi tembakan, bunyi helikopter yang lalu lalang angkut pasukan dan sebagainya. Lalu mereka tidak masuk ke kebun, ada sebagian lari ke hutan, ada sebagian mengungsi ke kampung-kampung terdekat yang aman.
Bupati Tabuni juga mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan kepala desa, kepala distrik, tokoh agama, pemuda, DPRD dan aparat keamanan untuk membahas situasi Intan Jaya. Hasilnya, kata dia, telah membetuk tim terpadu untuk mengatur dan menangani masyarakat yang terkena dampak dari gangguan keamanan di Intan Jaya.
Pewarta: Arnold Belau