Pemkab Yapen Diminta Perhatikan Asrama Serui di Manokwari

0
1686

MANOKWARI, SUARAPAPUA.com— Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen diminta untuk perhatikan asrama Serui di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat, karena dinilai sejak dibangun hingga sekarang tidak pernah melakukan peresmian.

“Memang waktu itu sejak dibangun kemudian statusnya belum diresmikan tapi sudah ditempati penghuni, sejak dibangun sampai sekarang bangunan ini sudah tua saya lihat belum diresmikan oleh pemda dan juga belum di renovasi padahal kakak-kakak senior sebelumnya sudah sempat datangi pemda tentang hal ini,” jelas Jems Aisoki, Alumnus Asrama tersebut, kepada suarapapua.com, Selasa (14/1/2020).

Mantan ketua Asrama itu mengatakan, bangunan gedung asrama dibangun Pemkab Yapen pada tahun 2001, hingga sekarang memasuki 20 tahun, kondisi bangunan mulai tua. Namun disayangkan belum belum diresmikan oleh pemda.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika

“Asrama ini ada barak putra dan putri ini dirikan tahun 2001 awalnya namanya Asrama Yapen Waropen (YAWA) setelah Waropen di mekarkan dari Kabupaten Yapen maka asrama tersebut ditarik pemda induk. (Kabupaten Yapen),” katanya lagi.

Sebagai Mantan ketua asrama, ia menilai dari masa kepemimpinan Bupati sebelumnya sampai sekarang belum ada pihak pemda yang datang mengunjungi asrama untuk melihat kondisi bangunan yang ada.

ads

Kata dia, sejak Uncen Faperta berubah menjadi Universitas Papua (Unipa) jumlah peminat banyak yang datang kuliah sehingga peminat masuk asrama banyak terutama anak masyarakat tidak mampu namun daya tampung terbatas.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP
Tampak Gedung asrama mahasiswa Serui di jalan Sumberjaya Amban Manokwari Papua
Barat. (CR-SP14)

Sementara itu, Israel Sion Imbiri, Ketua asrama Serui  mengatakan hal yang sama. Bangunan yang dihuni oleh mahasiswa asal Yapen atau Serui nampak mulai tua dan rusak, bahkan beberapa tempat sudah tidak layak untuk digunakan.

“Kini ada yang sudah retak, lantai teras rusak, wc sebagian rusak dan Septic Tank sudah penuh para penghuni terpaksa menggunakan yang masih bisa mereka pakai,” ungkapnya.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika

Israel mengatakan, akibat kekurangan ini membuat badan pengurus Asrama (BPAS) kewalahan dalam menerima dan menempatkan penghuni baru. Karena asrama tersebut hanya memiliki 14 kamar, dari 2019 hingga sekarang 50 orang masing masing 1 kamar di isi 4 orang.

Sehingga berharap ada perhatian Pemda Yapen untuk membangun asrama baru dan renovasi asrama lama. Karena menurutnya disamping asrama masih ada tanah milik pemda yang kosong.

“Kami minta untuk tanah yang kosong disamping asrama lama dibangun yang baru. Kemudian Pemda juga rehab asrama yang tua tanpa peresmian ini,” harapnya.

Pewarta : SP-CR14

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPemkot Sorong Tidak Terima Penduduk Baru dari Luar
Artikel berikutnyaPengadilan Negeri Jakarta Pusat Diskriminatif Terhadap Budaya Papua