WAMENA, SUARA PAPUA.com— Untuk Menjaga kondisi Kota Wamena tetap aman, AKBP Dominggus Romaropen, Kapolres Jayawijaya mengimbau kepada mahasiswa untuk melakukan pertemuan dengan Pemda sebelum melakukan aksi.
Imbauan itu disampaikan Jumat (17/1/2020) setelah mengetahui rencana mahasiswa untuk melakukan demo damai atas hak biaya Studi kepada Pemerintah Jayawijaya.
“Kami mendengar mahasiswa untuk melakukan aksi Demonstrasi besar-besaran di Kota Wamena untuk hak biaya Studi. Namun kami memanggil koordinator untuk mereka melakukan pertemuan dengan pihak pemda. Ketemu muka dengan-muka agar mencari solusi terbaik,” kata Dominggus, kepada Wartawan.
Dia menjelaskan, agar tidak ada hal-hal yang mengganggu ketenangan masyarakat setelah kerusuhan 2019 lalu mahasiswa tidak boleh melakukan aksi demo, tetapi mereka harus difasilitasi untuk bertemu pemkab dan anggota DPRD setempat.
“Kami tidak ingin aksi mahasiswa ditunggangi pihak lain, kemudian Wamena dirusak. Maka kami sebagai keamanan panggil korlap aksi. Supaya mereka sampaikan isi hati langsung kepada Pemda. Karena melihat secara umum kota ini masih dalam tahap pemulihan,” katanya.
Untuk mengantisipasi dan menjaga Kamtibmas, kepolisian dari Polres Jayawijawa melakukan razia dan patroli di pinggir kota Wamena hingga dalam kota.
“Untuk itu sementara kami lakukan patroli tentunya untuk mencegah adanya mobilisasi massa dalam jumlah besar yang akan berdampak terhadap keresahan masyarakat yang ada di Kota Wamena,” bebernya.
Pihak keamanan telah melakukan komunikasi dengan pimpinan mahasiswa yang rencana melakukan demo. Untuk itu dia menghimbau mahasiswa lain mendengar arahan dari Korlap, karena menurutnya, penjelasan yang disampaikan telah diterima oleh pimpinan mahasiswa.
“Kami sudah pertemuan dengan pengurus atau koordinator, untuk itu mari kita jaga kota ini dengan aman dan damai,” katanya berharap.
Sementara itu, pengurus Himpunan Mahasiswa Jayawijaya (HMJ), Yops Itlay mengaku bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pihak keamanan untuk tidak melakukan aksi demo dalam jumlah yang besar, tetapi katanya harus melakukan dialog dengan pemda.
“Sebenarnya kami tidak salah, kami mau meminta hak kami kepada pemerintah karena kami agen perubahan yang akan merubah kabupaten kami sendiri. Namun kami diarahkan oleh aparat sebagai keamanan. Dan hal itu kami paham dan sadari. Kami mau untuk polri ke-temukan dengan pemda,” katanya.
Selain itu, Adi dari Stisip Amal Ilmia Yapis wamena, mengatakan belum mendapatkan informasi terkait dengan aksi demo yang direncanakan itu.
“Kami di Stisip belum ada informasi entah di lembaga maupun dalam pengurus kampus. Maka kami berharap untuk ada komunikasi yang matang,” harapnya.
Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Arnold Belau