Mahasiswa Eksodus Tegaskan Ingin Bertemu Gubernur

0
1422
Mahasiswa Eksodus Papua saat berbincang dengan Sekda Papua, Herry T.E.A., Disonaen di kantor MRP, Kota Jayapura, 22/1/2020. (PL - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com—  Mahasiswa eksodus dari luar Papua yang sedang berada di Jayapura, Papua menegaskan bahwa mahasiswa ingin bertemu gubernur Papua, Lukas Enembe.

Hal tersebut ditegaskan Pilipus Kogoya, Ketua mahasiswa Eksodus Papua dalam pertemuan dengan perwakilan mahasiswa untuk membahas solusi penyelesaian mahasiswa eksodus dan rasisme yang berlangsung di halaman kantor MRP, Rabu (21/1/2020).

Mahasiswa Eksodus meminta agar gubernur Papua bersedia untuk bertemu dan bertatap muka dengan para mahasiswa untuk mencari solusi tentang nasib mereka.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

“Mahasiswa ingin minta pertanggungjawaban gubernur Papua atas pernyataan di media tahun kemarin. Dimana gubernur menyatakan agar mahasiswa pulang ke Papua. Dan kami mau sampaikan bahwa hingga saat ini kami masih bertahan di Papua ini,” tegas Kogoya.

Kogoya menegaskan, pertemuan hari ini dengan pejabat Papua tanpa kehadiran gubernur Papua tidak akan menyelesaikan permasalahan mahasiswa eksodus dan rasisme ini. Sehingga pertemuan dengan gubernur Papua sangat diharapkan untuk menyelesaikan persoalan ini.

ads
Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Kami ingin dengar pernyataan langsung dari gubernur Papua soal keberadaan kami, sehingga kami juga bisa membacakan pernyataan sikap kami dan kami tidak akan bacakan (sampaikan) dalam pertemuan ini,” katanya.

Pertemuan mahasiswa eksodus yang difasilitasi MRP tersebut dihadiri ketua DPR Papua’ Setda Provinsi Papua, perwakilan Polda Papua dan Pangdam XVII Cendrawasih juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

Namun pertemuan tersebut ditunda karena ketidakhadiran gubernur Papua Lukas Enembe. Ratusan mahasiswa Eksodus yang hadir mendesak untuk menunda pertemuan tersebut dan membubarkan diri masing-masing.

Karena, menurut mahasiswa, orang yang paling bertanggungjawab untuk membicarakan masalah dan mencarikan solusi adalah gubernur Papua. (PL)

Artikel sebelumnyaRSUD Wamena Berkomitmen Berikan Kepuasan Kepada Peserta JKN-KIS
Artikel berikutnyaMahasiswa Desak Pemkab Bentuk Tim Tangani Konflik Intan Jaya