Mahasiswa Desak Pemkab Bentuk Tim Tangani Konflik Intan Jaya

0
1471
Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya saat jumpa pers di Waena, Jayapura. (Yance Agapa - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA. com — Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya di kota studi Jayapura mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya agar menangani konflik bersenjata antara TPNPB dan TNI/Polri.

Konflik bersenjata di Intan Jaya terjadi sejak 12 Desember 2019 lalu. Hingga kini situasi belum kondusif, akan tetapi penambahan aparat dilakukan dalam jumlah yang besar.

Richo Kobogau, seorang mahasiswa Intan Jaya mengatakan bahwa, bupati pernah mengundang tokoh masyarakat, agama dan pemuda untuk melakukan pertemuan terkait pembentukan tim yang nantinya lebih mengarah pada evakuasi pengungsi di beberapa kampung seperti Titigi, Ndugusiga Hitadipa, Holomoma dan Ugimba.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“Pembentukan tim itu berdasarkan surat keputusan bupati, tetapi sampai saat ini kami melihat hasil pertemuan itu belum ditindaklanjuti,” kata Richo kepada suarapapua.com, saat jumpa pers di Asrama Mahasiswa Intan Jaya Waena, Jayapura, Rabu (23/01/2019).

Dikatakannya, kami mendesak Pemkab dan DPRD Intan Jaya segera bentuk tim untuk mengevakusi pengungsi di Intan Jaya. Akibat dari konflik tersebut, ada beberapa pelajar SD dan SMP mengungsi ke Timika dan Nabire.

ads

“Dalam bulan ini pasti mereka (Pelajar) tidak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN), sehingga kami minta Pemkab agar segera kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat,” tegasnya.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Kobogau menambahkan bahwa masyarakat di Intan Jaya sangat membutuhkan kehadiran tenaga medis agar bisa mengevakuasi para pengungsi.

Lebih lanjut, ia mengatakan Pemkab dan DPRD Intan Jaya agar segera membatasi penambahan pasukan bersenjata di Intan Jaya melalui jalan darat maupun udara.

“Kedatangan TNI/Polri membuat masyarakat merasa keresahan dan trauma, sehingga banyak dari mereka harus mengungsi ke daerah-daerah terdekat,” tuturnya.

Terpisah, seorang mahasiswa senior Yanuarius Weya mengatakan pemerintah harus cari solusi secepatnya agar orang tua merasakan kedamaian.

“Kata orang tua kami di sana bahwa setiap saat kami dengar bunyi-bunyi tembakan,” kata Weya.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

Weya menambahkan bahwa pendropan pasukan dalam jumlah besar akan membuat situasi Intan Jaya semakin gawat.

“Cukup dengan Koramil dan Polsek di sana mereka tangani konflik, jangan tambah-tambah pasukan lagi,” ungkapnya.

Terlepas dari itu, Agustinus Ugipa yang juga mahasiswa senior Intan Jaya mengatakan bahwa, selama ini pendropan TNI/Polri dilakukan melalui jalan darat dan udara dari Nabire ke Paniai.

“Stop, fasilitasi TNI/Polri dari Nabire menuju Intan Jaya,” pungkasnya.

Pewarta: Yance Agapa 

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMahasiswa Eksodus Tegaskan Ingin Bertemu Gubernur
Artikel berikutnyaMahasiswa Eksodus Papua: Pendataan Matius Murib Ilegal