165 Tahun Injil di Tanah Papua, Kuasa Gelap Harus Dihancurkan

0
133

MANOKWARI, SUARAPAPUA.com — Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu mengatakan, peristiwa pekabaran Injil di Tanah Papua yang dirayakan hari ini ke-165 tahun, terutama pekabar Injil Ottow dan Geisler memotivasi umat untuk taat dan dengar-dengaran kepada Injil.

“Dengar-dengaran dalam Injil, hidup dalam sikap kepatuhan, keyakinan pada sebuah kemustahilan, tetapi juga ketaatan dan sikap kita sampai mati. Peristiwa pekabaran Injil 5 Februari 1855 adalah sebuah peristiwa kemustahilan, tetapi juga membuka tabir kegelapan yang disampaikan dari refleksi tadi (1 Korintus 9:1-27, tentang ‘Hak dan kewajiban rasul’),” kata Mofu dalam sambutannya pada perayaan Hut PI ke-165 tahun (1855-2020) di Pulau Mansinam, Rabu (5/2/2020).

Baca Juga: Celakalah Aku Jika Aku Tidak Memberitakan Injil

Masa gelap telah tersingkap dan kehidupan baru dan cahaya baru serta terang kasih Allah itu telah bersinar dengan pengharapan baru bagi semua orang di Tanah Papua. Itulah pengharapan bagi semua orang di Tanah Papua.

Pengharapan itu terjadi karena Injil keselamatan Allah yang telah hadir di tengah umat Tuhan di Tanah Papua.

ads
Baca Juga:  Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Lakukan Sidak ke Sejumlah SPBU Sorong

Baca Juga: Kisah Hidup Ottow dan Geissler Yang Penuh Perjuangan

Menurut Pdt. Mofu, seperti yang diungkapkan Dr. F C Kamma dalam bukunya telah menginspirasi orang Papua bahwa siapa menyebut Papua, dia menyebut Injil, dan siap menyebut Injil di Tanah Papua, dia harus menyatakan perlawanan terhadap kuasa kegelapan di Tanah Papua.

“Hari ini kita pastikan bahwa berita Injil itu telah disebar dan telah bertumbuh dan mencapai usia 165 tahun. Waktu yang tidak sedikit. Apakah sikap kita sudah melakukan perlawanan terhadap kuasa kegelapan di Tanah Papua?”.

“Ada juga makna dari selebrasi anak-anak tadi yang memberikan pesan kuat. Ada tentang kemanusiaan, ada soal hidup kita, pelayanan kita supaya terhindar dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Menjaga alam dan hutan lingkungan kita, hidup bersahabat dengan hutan dan tidak merusak. Ini pesan kehidupan, berita Injil,” tukasnya.

Baca Juga: Gereja-Gereja Papua Menghadapi Globalisasi

Oleh sebab itu, kata Mofu, sikap GKI dan gereja-gereja di Tanah Papua jelas agar hidup berdamai diantara sesama, agama dan suku-suku, termasuk alam di sekitar kita sebagai bagian dari perlawanan terhadap kuasa kegelapan itu.

Baca Juga:  Gangguan Teknis Berulang Kali, KPU Tambrauw Komitmen Pleno Selesai Tepat Waktu
Para penari ketika mengantar pelayan firman Tuhan ke altar ibadah syukuran perayaan 156 tahun Injil masuk di Tanah Papua. (Elisa Sekenyap – SP)

Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan mengatakan, Hut PI ke-165 tahun ini menandakan, dari masa kegelapan telah menjadi terang. Dimana penyembahan berhala dan segala macam soal menghalangi perjalanan Injil, tetapi Injil itu karena kekuatan Allah, sehingga mampu menembus tantangan dan hambatan di tanah ini.

“Tanpa terasa secara turun temurun kita dimampukan Tuhan dan memberi mandat untuk meneruskan kehidupan di Tanah Papua yang telah diberkati Allah. Kami atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada Ketua Sinode GKI dan semua denominasi gereja dan seluruh pelayan di Tanah Papua yang sungguh-sungguh menjalankan pelayanan pemberitaan Injil bagi umat Allah,” tukas Gubernur Mandacan.

Baca juga: Tuntutan Mahasiswa Eksodus, LBH Papua: Tidak Direspons “Hati-Hati”

Ia mengatakan, dengan pemberitaan Injil mengakibatkan pertumbuhan iman yang sangat baik di Tanah Papua, terutama warga jemaat mendukung pembangunan pemerintah daerah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Mandacan juga mengatakan, kemajemukan di Tanah Papua merupakan bukti nyata dari kekuatan Injil itu. Oleh sebab itu, Injil harus dipertahankan sebagai berkat Tuhan yang mulia. Nilai-nilai kekristenan umat juga dipertahankan sebagai iman percaya kepada Tuhan yang telah membuka tabir kegelapan di Tanah Papua.

“Masa ini juga, orang tua harus ada kepedulian kepada anak-anaknya untuk tidak bergaul pada lem Fox, lem Aibon, Narkoba, minuman keras dan kita harus jauhi dari HIV dan AIDS, termasuk kekerasan. Mari saya ajak kita semua untuk menjaga generasi kita sebagai penerus pekerjaan kita dan penerus bangsa dan negara kita,” pungkasnya.

Baca juga: Dua Jurnalis USU Raih Penghargaan Oktovianus Pogau

Perayaan Hut pekabaran Injil di Tanah Papua yang ke-165 dirayakan di Pulau Mansinam dengan sorotan tema “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil”. Acara perayaan Hut PI lima tahunan itu dihadiri perwakilan Menteri Agama RI, staf khusus presiden dan sejumlah mitra GKI dari luar negeri.

Pewarta: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaTuntutan Mahasiswa Eksodus, LBH Papua: Tidak Direspons “Hati-Hati”
Artikel berikutnyaDikritik Pemprov, Bupati: Masalah Intan Jaya Bukan Tanggungawab Pemkab Saja