Lagi, Keluarga Minta Tujuh Tapol Dipulangkan dan Gelar Sidang di Papua

0
1788
Beberapa aktivis kemanusiaan dan keluarga Tapol Papua berpose usai menjenguknya di rumah tahanan belum lama ini di Balikpapan, Kalimantan Timur. (Dok. Pri.)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Keluarga Tapol Papua yang saat ini sedang ditahan di Kaltim mendesak pihak berwajib agar segera kembalikan ketujuh Tapol dan gelar sidang di Tanah Papua.  

Hal tersebut ditegaskan Anike M. Kosay, istri Agus Kossay, Ketua KNPB Pusat melalui sambungan telepon kepada suarapapua.com dari Balikpapan pada, Kamis (6/2/2020).

Mereka yang ditahan adalah, Buchtar Tabuni, Agus Kosay, Fery Kombo, Alexander Gobay, Steven Itlay, Hengki Hilapok dan Irwanus Uropmabin.

“Kami minta suami kami dan tahanan politik anti rasisme lainnya yang ada di sini (Balikpapan) untuk dipulangkan ke Papua dan melakukan sidang segera di tanah kelahiran mereka,” desak Anike.

Baca Juga: Pengadilan Negeri Balikpapan Tidak Berwewenang Adili Tujuh Tapol Papua

ads
Baca Juga:  KASUM Dukung Penuh Tim Penyelidikan Dugaan Pelanggaran HAM Kasus Munir Thalib

Anike juga mempertanyakan penahanan Tujuh Tapol di Kalimantan yang memakan waktu cukup lama, sementara yang lainnya telah disidangkan dan dibebaskan.

“Inikan kasusnya sama, masa tahanan yang lain seperti di Papua, Jakarta, dan daerah lainnya mulai sidang, terus yang di Balikpapan ini kenapa tidak disidangkan. Kami baru cek di Kejaksaan, tetapi petugas Kejaksaan bilang surat baru masuk hari Rabu. Keterlambatan Kejaksaan Papua ini juga kami keluarga sangat kecewa,” ujarnya.

Anike mengakui bahwa kondisi kesehatan Tujuh Tapol mulai menurun karena mengalami sakit.

“Kita di sini selalu berkunjung dalam satu Minggu tiga kali dan hari Minggu kami melakukan ibadah bersama. Jadi saya sendiri melihat kondisi secara fisik baik, namun ada sakit batuk, lambung. Jadi saya berharap untuk tim medis segera periksa yang baik,” tutunya.

Baca Juga:  Tanah Papua dalam Bayang-bayang ‘Creeping Genocide’

Baca Juga: Tujuh TAPOL Papua di Kaltim Sakit

Meski demikian dia mengaku bersyukur, walaupun rasa kecewa dan sakit hati melihat kondisi suaminya dan Tapol lainnya, tetapi dirinya tetap tabah dan pasrah kepada Tuhan.

“Kami di sini hanya saya dengan kawan saya, istri Buctar Tabuni. Kami bersyukur karena kunjungan kami tidak mengalami pelarangan seperti sebelumnya di Papua, meskipun demikian tetap minta untuk sidang di lakukan di Papua,” bebernya.

Baca Juga: Tujuh TAPOL Papua di Kaltim Sakit

Terkait apa yang disampaikan aparat tentang kekuatiran pelaksanaan sidang Tujuh Tapol di Papua, ia malah mempertanyakan dengan pelaksanaan sidang-sidang terhadap Tapol dengan kasus anti rasisme yang sama.

Baca Juga:  Polisi Seakan Membiarkan Pelaku Teror Pada Wartawan dan Pegiat HAM di Papua

Menurutnya, pelaksanaan persidangan bagi Tapol lainnya di Papua berjalan aman-aman saja, maka ia minta agar sidang benar-benar dilaksanaan di Papua, karena pasti juga akan berjalan aman.

Baca Juga: Kejari dan Kajati Papua Segera Kembalikan Tujuh Tapol ke Papua

Istri dari Buctar Tabuni, Debora Awom, mengutarakan, keamanan dan hidup di Balik Papan Kalimantan Timur sangat susah, tidak ada yang dapat menjamin.

“Kami baru terima informasi kalau sidang akan digelar pada tanggal 11. Tetapi kami tetap minta agar sidang digelar di Papua. Supaya keamanan kami untuk berkunjung dapat menjamin,” katanya.

Pewarta: Ardi Bayage

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaSumbangan Pemikiran Paus Fransiskus Bagi Penghayatan Manusia akan Alam Ciptaan dan Relevansinya Bagi Papua
Artikel berikutnyaFOTO: Pasar yang Diresmikan Jokowi di Sentani Tidak Digunakan