SENTANI, SUARAPAPUA.Com— Departemen Perempuan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) bekerja sama dengan Papuan Voice menggelar pelatihan pada Jumat 14 Februari lalu.
Menurut Rode Wanimbo, Ketua Departemen Perempuan GIDI yang ditemui suarapapua.com di tempat pelatihan menjelaskan, tujuan pihaknya bekerja sama dengan Papuan Voice bikin pelatihan tersebut adalah selain karena Papuan Voice berpengalaman dalam produksi film documenter, juga karena dua hal.
Dua hal tersebut antara lain, pertama, untuk membekali kaum perempuan agar memiliki keterampilan dalam membuat film documenter dan kedua, pelatihan tersebut menjadi bekal dan alat untuk memberikan penyadaran untuk perempuan GIDI yang muda.
“Tujuannya adalah supaya setelah pelatihan ini kami punya keteranmpilan untuk membuat film documenter. Jadi setelah pelatihan ini kami bisa angkat kisah-kisah perempuan inspiratif dari pelosok pedalaman Papua. Terutama mengangkat aktivitas perempuan yang sering dijalankan tetapi tidak dihargai,” jelasnya.
Pelatihan tersebut digelar selama tiga hari. Pelatihan itu diikuti oleh perempuan muda GIDI dan pemuda dari gereja Baptis dan Kingmi.
“Kami fokus ke perempuan gereja GIDI tapi kami tidak tutup kemungkinan untuk pemuda gereja Baptis dan Kingmi untuk ikut pelatihan ini. Karena sekarang sudah saatnya kita bekerja sama. Ini yang penting,” ujarnya.
Rode berharap agar pemuda pemudi Papua sadar bahwa mereka mempunyai bakat dan talenta harus dikembangkan.
“Sehingga setelah pelatihan ini mereka bisa menulis kisah-kisah inspiratif dari daerah mereka masing-masing dan mulai untuk bikin film documenter,” harapnya.
Sementara itu, Bernard Koten, Ketua Papuan Voice menjelaskan, materi yang diberikan lebih kepada pengetahuan dasar.
“Yang kami ajar ini dasar saja dulu. Seperti apa itu film, jenis-jenis pengambilan gambar, bagaimana memulai sebuah cerita pentingnya dokumentasi dan juga alat-alat yang digunakan beserta fungsinya,” jelas Koten.
Koten berharap agar dengan pelatihan yang diberikan tersebut, peserta pelatihan sudah bisa memulai untuk menggali cerita-cerita inspiratif menjadi sebuah film documenter.
“Kami harap dengan peralatan seadanya teman-teman sudah harus bergerak untuk mengangkat cerita-cerita inspiratif untuk menuntun generasi muda kea rah yang baik karena cerita-cerita di papua itu sangat menarik,” harapnya.
Kata Koten, untuk membuat film documenter, tidak harus dimulai dengan peralatan yang lengkap.
“Kami sudah bekerja sama dengan Departemen Perempuan GIDI. Jadi ketika ada film yang memang harus diproduksi kami siap untuk membantu,” ujarnya.
Pewarta : Alfredo Dodop
Editor: Arnold Belau