Pastor Yustinus: Anak SD yang Ditembak Mati TNI itu Anak Murid Saya

0
3426
Kayus Sani (51) dan Melki Tipagau (11) setelah dimakamkan di Kampung Galunggama, Yoparu. (Suplied for SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pastor Yustinus Rahangiar, Pr, Pater Dekan Dekenat Moni Puncak Jaya, Keuskupan Timika, mengungkapkan bahwa Melki Tipagau (11) yang ditembak mati bersama Kayus Sani (51) kepala suku kampung Yoparu oleh tentara Indonesia adalah anak muridnya yang sedang duduk di kelas VI SD YPPK Bilogai, Sugapa, Intan Jaya, Papua.

“Iyo [Melki Tipagau itu] saya punya murid. Saya mengajar to di SD. Saya mengajar kelas VI. Itu anak saya. Saya tahu mukanya, badannya halus-halus putih sedikit. Ini pas ujian kelas VI,” ungkap Pater Yustinus kepada suarapapua.com dari Bilogai, Kamis (20/2/2020).

Menurut Pastor Yustinus, Melki (11) yang ditembak mati maupun Martina Sani (12) anak SD kelas VI di sekolah yang sama, dan tertembak sejak Desember belum masuk sekolah.

“Jadi sejak Desember itu karena sudah waktu itu mau menjelang 1 Desember itu kan ada kekhawatiran macam begitu juga kami sekolah tutup, mulai dari situ dia tidak sekolah begitu. Bukan hanya dia, yang dari Galunggama itu begitu semua mereka takut naik karena kekhawatiran, begitu,” jelasnya.

Baca Juga: Dua Warga Sipil yang Ditembak Mati Tentara Indonesia Sudah Dimakamkan

ads

Saat disinggung tentang Martina Sani yang tertembak dan sudah dibawa ke Timika sejak 18 Februari lalu, Pastor mengaku belum bertemu dengan Martina di kampung Galunggama saat pemakanan Melki.

“Iyo, saya itu belum pastikan karena saya belum lihat [saat pemakaman Kayus dan Melki]. Martina itu benar, itu anak saya. Saya punya murid dari Ngalunggama itu ada dua, Melki Tipagau dan Martina Sani,” ujarnya.

Pastor Yustinus mengaku belum bertemu dengan Martina di tempat pemakaman, sedangkan muridnya yang lain sudah ditemui. Sehingga ia menduga yang tertembak dan adalah Martina.

Baca Juga:  PAHAM Papua Desak Komnas HAM dan Pangdam XVII Investigasi Video Penganiayaan Warga Sipil Papua

“Iya betul, tidak lihat. Anak sekolah lain yang saya lihat. Iya bisa jadi iya [itu Martina],” ungkapnya.

Pater Yustinus juga membenarkan bahwa yang ditembak mati adalah Kayus Sani, kepala Suku Yoparu dan Melki Tipagau (11) muridnya.

“Melki itu betul. Saya sudah lihat langsung. Dan satu lagi itu bapa Kayus. Dia bapa kepala suku,” ungkapnya lagi.

Sebelumnya, Kepala Sekolah SD YPPK Bilogai, Stefanus Sondegau menjelaskan, Melki Tipagau tercatat sebagai siswa kelas VI SD YPPK Bilogai. Hal tersebut diungkapkan Sondegau saat dikonfirmasi suarapapua.com dari Sugapa.

“Melki Tipagau itu benar murid kami di sekolah. Saat ini dia kelas enam dan tercatat sebagai peserta ujian,” ungkapnya.

Baca Juga: Setelah Tembak Mati Anak SD, Kodam XVII Cenderawasih Bohongi Publik

Selain itu, Sondegau menambahkan, salah satu anak yang sebelumnya disebutkan namanya Malopina Sani melalui pemberitaan media ini sebelumnya adalah kurang tepat [Malopina adalah nama panggilan dari keluarganya]. Namanya yang tercatat dalam data sekolah adalah Martina Sani (12). Martina lahir pada 4 Februari 2008. Martina juga murid kelas VI SD YPPK Bilogai yang tercatat sebagai peserta ujian tahun ini.

Sondegau mengaku tidak bisa masuk ke kampung Galunggama karena dijaga ketat aparat dan tidak diperbolehkan menuju ke Galunggama, tempat Kayus Sani dan Melki Tipagau disemayamkan dan dimakamkan.

“Kami tadi sudah mau ke sana. Tetapi aparat larang kami untuk masuk ke sana. Jadi kami tidak lihat dan saksikan pemakaman murid kami. Kedua anak itu adalah murid kami yang saat ini mereka kelas enam,” ungkapnya.

Sondegau memastikan bahwa Melki Tipagau (11) dan Martina Sani (12) adalah anak muridnya yang ditembak mati setelah mendapat informasi lengkap dari Pater Yustinus Rahangiar, Pr, pastor Dekan Dekenat Moni Puncak Jaya, Keuskupan Timika. Karena pastor Yustinus diijinkan untuk mendatangi rumah duka saat sebelum dimakamkan.

Baca Juga:  Dewan Pers Membentuk Tim Seleksi Komite Perpres Publisher Rights

Sondegau menyampaikan turut prihatin dan berduka yang mendalam dengan tindakan membabi buta dari tentara Indonesia yang menewaskan murid dan satu muridnya yang lain tertembak.

Sondegau dengan tegas membantah pemberitaan dari Kodam XVII Cenderawasih yang menyebutkan bahwa Melki Tipagau usianya 18 tahun. Dan Kina Sani usinya 14 tahun.

“Melki Tipagau itu murid kami. Umurnya 11 tahun. Dan Martina Sani umurnya 12 tahun. Bukan seperti yang Kodam bilang,” tegasnya.

Kronologis

Seperti diberitakan media ini sebelumnya, tentara Indonesia sudah masuk dan melakukan tembakan sambil pemeriksaan dari rumah ke rumah sekitar pukul 03.00 dini hari.

Sambil melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah, aparat juga melepaskan tembakan peluru sejak subuh hingga pukul 09.00 pagi.

Setelah itu, dua korban yang disebutkan tadi ditemukan ditembak mati dan dua korban lainnya tertembak dan mengalami luka tembak.

Saat ini, sumber tersebut mengatakan, masyarakat sedang semayamkan kedua jenazah di halaman Gereja Katolik Galunggama.

Dua Korban Dikuburkan dalam Satu Liang Lahat

Narasumber Suara Papua yang tidak ingin disebutkan namanya melaporkan, dua korban yang ditembak mati pada 18 Februari kemarin telah dimakamkan dalam satu liang lahat.
Pemakaman dilakukan pada Rabu (19/2/2020) di Kampung Galunggama.

Dia melaporkan bahwa sejak terjadi penembakan hingga pemakaman, puluhan tentara Indonesia menempati lokasi sekitar gereja.

Kodam XVII Cenderawasih Bohongi Publik

Dalam siaran pers yang dikeluarkan Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel CPL Eko Daryanto membeberkan, Tim Gabungan melaksanakan pembersihan sektor kontak tembak dan menemukan beberapa barang bukti antara lain 1 (satu) orang mayat laki-laki (18 tahun) an. Meki Tipagau, suku Moni yang berhasil dilumpuhkan saat kontak tembak karena membawa 1 pucuk senjata.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Deiyai Siap Digelar

Dalam keterangan tersebut, Kodam mengatakan bahwa korban yang ditembak mati adalah Meki Tipagau umurnya 18 tahun. Sedangkan dari penelusuran Suara Papua, juga dengan didukung data siswa SD YPPK Bilogai, korban yang ditembak mati diketahui Melki Tipagau. Tercatat sebagai siswa kelas VI dan berumur 11 tahun.

Penelusuran Suara Papua, Melki Tipagau lahir pada 9 Juli 2008. Hingga dia ditembak mati tentara Indonesia, umurnya belum genap 12 tahun.

Kodam juga membeberkan bahwa keterangan yang diperoleh dari kepala suku ybs bergabung dengan OPM/KSB. Saat kena tembak, 1 pucuk senjata sempat dibawa lari oleh KSB lainnya.

Pernyataan tersebut terkesan Kodam XVII Cenderawasih menutupi fakta dan menuding Melki adalah anggota OPM. Sedangkan, pada kenyataannya, Melkias Tipagau adalah siswa SD yang masih duduk di bangku kelas VI.

Kodam XVII Cenderawasih juga membeberkan, seorang murid SD yang ditembak adalah Kina Sani dan berusia 14 tahuh.

Namun, dari penelusuran Suara Papua dengan konfirmasi kepada pihak keluarga, didukung dengan data siswa SD YPPK Bilogai menunjukkan bahwa yang tertembak adalah Martina Sani. Sebelumnya media ini menyebutkan namanya adalah Malopina Sani. Dari data sekolah menunjukkan Martina lahir pada 4 Februari 2008. Saat tertembak, usianya genap 12 tahun dan sedang duduk di bangku kelas VI SD YPPK Bilogai.

Melalui siaran pers tersebut, Kodam mengatakan saat ini korban sudah ditangani dan selanjutnya dievakuasi ke Sugapa dilanjutkan ke Timika untuk diambil proyektilnya.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaTiga Anak Muda Papua Dinobatkan Sebagai Pengusaha Muda Terbaik
Artikel berikutnyaBPKP Gelar Pelatihan SIA BUMDes Pertama di Papua