GSG Uwatawogi Yogi Jadi Markas TNI

0
1563

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Gedung serba guna (GSG) Uwatawogi Yogi, Enarotali, Paniai, biasanya digunakan pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengadakan berbagai kegiatan, kini telah beralih fungsi sebagai markas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Sudah dua bulan lebih gedung itu dihuni pasukan militer yang dikirim dari Jakarta pada 13 Desember 2019. Ini boleh jadi karena tak ada tempat lagi, para tentara ditampung di gedung yang terletak di pusat kota Enarotali, Kampung Dupia, distrik Paniai Timur.

Akhir-akhir ini masyarakat Paniai di Enarotali keluhkan keberadaan pasukan bersenjata tersebut, terutama karena patroli terus dilakukan di kota hingga hutan.

“Orang sudah tidak bisa bebas lagi. Bikin takut, rombongan tentara bawa senjata macam di medan perang saja,” kata salah satu pemuda Paniai yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (22/2/2020) di Enarotali.

Kehadiran pasukan TNI AD dari Jakarta itu, menurutnya, membuat takut warga setempat. Meski rumahya dekat pasar Enarotali dan biasanya bercanda ria hingga jam sebelas malam, kini sudah tak lagi sejak para tentara tinggal di gedung Uwatawogi.

ads
Baca Juga:  Heboh! Banyak Bangkai Babi di Mimika Dibuang ke Aliran Sungai

“Sekarang tidak aman, jadi jam tujuh malam harus masuk rumah,” katanya.

Ketakutan warga Paniai menurut dia, melihat sikap dan kelakuan tentara sangat berlebihan. “Setiap hari, dari pagi sampai malam, mereka selalu siaga dengan peralatan lengkap.”

Selain di kota, katanya, hampir setiap hari ada patroli keliling di hutan.

“Patroli sebenarnya biasa. Tetapi gaya patrolinya lain. Setiap hari patroli tidak dalam kota saja, di hutan juga. Ini yang bikin kita semua takut sekali,” ujarnya.

Hingga kini, ia menilai situasi di Paniai aman. Pasukan militer yang dikirim pemerintah Indonesia itu seharusnya ditarik ke barak.

“Dari cara-cara mereka sudah bikin takut sekali, jadi tarik segera supaya masyarakat tidak tertekan dan bisa kembali beraktivitas,” harapnya.

Baca Juga:  PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

Patroli dalam hutan dibenarkan oleh seorang warga Paniai, belum lama ini di pasar Enarotali.

“Tentara yang tinggal di Uwatawogi itu, saya pernah lihat mereka di hutan saat saya kerja kebun. Mereka banyak, semua bawa senjata. Saya takut sekali, jadi langsung pulang cepat-cepat. Itu juga setelah mereka sudah (pergi) jauh,” tutur warga kampung Bapouda ini.

Sejak itu ia mengaku sudah tak ke kebun lagi. “Takut. Nanti mereka sudah tidak ada baru mama pergi,” imbuhnya.

Yunus Gobai, tokoh pemuda Paniai, menyatakan, kebijakan negara mengirim pasukan militer tak tepat karena situasi masih aman. Justru masyarakat sedang merasakan situasi daerah operasi militer (DOM) yang pernah terjadi di Paniai sejak tahun 60-an.

“Banyak tentara dikirim, siaga 24 jam, tenteng senjata depan-depan masyarakat dan patroli setiap hari sampai masuk hutan membuat masyarakat Paniai takut beraktivitas. Itu sama seperti DOM dulu di Paniai. Situasi-situasi itulah yang sedang dialami kembali masyarakat Paniai sekarang,” tuturnya, Minggu (23/2/2020).

Baca Juga:  PWI Pusat Awali Pra UKW, 30 Wartawan di Papua Tengah Siap Mengikuti UKW

Mantan presiden mahasiswa Papua di kota Bogor ini menegaskan, prajurit TNI AD yang sudah dua bulan bertugas itu segera ditarik kembali karena daerah Paniai aman tanpa ada gejolak.

“Berlebihan tindakannya. Datang bukan untuk mengayomi dan melindungi masyarakat. Lagian tidak menyesuaikan dengan kondisi daerah dan masyarakat setempat. Justru bikin takut masyarakat. Jadi, segera tarik pasukan ini dari Paniai,” ujarnya.

Gobai menegaskan, masyarakat Paniai hingga kini masih trauma dengan kasus pelanggaran HAM Paniai Berdarah, 7 dan 8 Desember 2014, yang pelakunya adalah TNI AD.

“Pasukan ini harus ditarik. Kehadiran mereka di Paniai juga tidak jelas, dalam rangka apa?. Warga masyarakat harus bebas dari rasa takut supaya beraktivitas seperti biasa,” tegasnya.

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaAprila Wayar Launching Novel Keempat
Artikel berikutnyaSTISIP Yapis Wamena Berubah Status Menjadi Universitas