WAMENA, SUARAPAPUA.com—Agustinus Okama Kosay, salah satu tokoh intelektual distrik Pisugi meminta kepada dinas terkait yang mengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk dikelola secara baik agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi warga setempat.
Kosay mengatakan, warga yang berada di dekat TPA terlihat kesehatan mereka sangat terganggu. Ini menurutnya, akibat penyebaran air limbah yang menyebar ke parit atau kolam-kolam yang digunakan warga untuk mencuci ubi, memasak, dan bahkan mengonsumsinya.
“Misalnya masyarakat cuci ubi, karena air suda kotor maka secara otomatis kesehatan mereka terganggu. Sehingga kami seluruh elemen masyarakat selaku anak adat yang ada dan hidup disini tidak terima dengan sistim pembiaran yang dilakukan pemerintah,” kata Kosay kepada suarapapua di Wamena, Rabu (19/2/2020).
Baca juga: Masyarakat Pisugi Tolak Pembangunan Mako Brimob
Oleh sebab itu, pihaknya minta agar pemerintah melalui dinas terkait segerah melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan dalam waktu dekat, agar masyarakat tidak lagi terganggu dengan kesehatan akibat limbah sampah itu.
“Kami juga dengar bahwa ada anggaran untuk TPA, tapi kami tidak tahu pengelolaannya seperti apa,” tukasnya.
Sementara Marlina Matuan, salah satu tokoh perempuan distrik Pisugi mengatakan, pihaknya berharap kepada pemerintah untuk membangun TPA yang jauh dari pemukiman warga.
Baca juga: Wamena Jadi Tuan Rumah Festival Film Papua ke-4
“Kami mintah agar Pemda Jayawijaya mengambil tindakan yang tegas dalam hal ini kontrol dinas terkait secara kontinyu, agar pembuangannya tidak lagi menutupi badan jalan”, kata Matuan.
Ia juga mengatakan, jalur jalan menuju Pisugi adalah jalur menuju Hotel Jerman yang sering dikunjugi wisatawan asing. Maka pemerintah perlu berpikir baik untuk relokasi TPA tersebut.
Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Elisa Sekenyap