Mahasiswa Yalimo di Jayapura ketika membentangkan spanduk dan poster penolakan pembangunan Koramil di wilayah Yalimo. (Atamus Kepno - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Mahasiswa Kabupaten Yalimo dengan tegas menolak rencana pembangunan pos Komando Rayon Militer (Koramil) di sejumlah distrik di Kabupaten Yalimo.

Untuk saat ini pihak TNI di wilayah itu sedang melakukan sosialisasi dengan mayarakat di distrik Abenaho, Apahapsili dan distrik Benawa.

Ketua Mahasiswa Kabupaten Yalimo, Jhon West Wantik, menegaskan bawah seluruh mahasiswa Yalimo telah berkomitmen menolak rencana pembangunan Koramil di setiap distrik di Kabupaten Yalimo.

Baca juga: GKI Pniel Elelim Lanjutkan Misi Allah

“Kami minta kepada pihak Pangdam XVII/Cenderawasih, Kodim Jayawijaya, Koramil Elelim dan Pemerintah Kabupaten Yalimo agar segera tarik keluar dan tiadakan rencana pembangunan Koramil di sejumlah distrik di Yalimo,” kata Wantik di Jayapura kepada suarapapua.com, Rabu (26/2/2020).

ads
Baca Juga:  Yakobus Dumupa Nyatakan Siap Maju di Pemilihan Gubernur Papua Tengah

Serupa disampaikan Elkius Aliknoe, mantan ketua mahasiswa Yalimo. Menurutnya, warga masyarakat dan mahasiswa selaku tulang punggung pembangunan masa depan Yalimo dengan tegas menolak pembangunan Koramil itu.

“Kami masyarakat, seluruh tokoh-tokoh di Yalimo terutama kita mahasiswa dengan tegas menolak kehadiran TNI di Yalimo,” tegas Aliknoe.

Sementara, Levinus Wantik, kepala kampung induk Apahapsili mengatakan, pihaknya telah bersepakat untuk menolak kehadiran pos-pos aparat keamanan di wilayah Kabupaten Yalimo.

“Seluruh elemen masyarakat Yalimo di distrik Apahapsili merasa nyaman tanpa kehadiran militer,” kata Wantik ketika gelar demo damai penolakan kehadiran aparat keamanan di Yalimo pada, Jumat (21/2/2020.)

Baca Juga:  Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

“Kami tegaskan bahwa tidak ada pembangunan Pos Koramil di atas tanah adat dan tanah gereja yang telah dilandasi oleh misionaris,” katanya.

Baca juga: Jembatan Rusak, Strada Nyaris Terperosok di Kali

Sementara, Mothis Yohame, salah satu intelektual Yalimo menjelaskan alasan penolakan pembangunan Koramil di wilayah Kabupaten Yalimo.

“Informasi yang kami terima kejadian masa lalu itu banyak, seperti peredaran minuman keras, pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum TNI dan Polisi di Apalapsili. Maka itu,  kehadiran mereka tidak membawa keamanan dan kenyaman melainkan mengganggu Psikologis masyarakat, maka muncul pemahaman bersama untuk menolak,” tukasnya.

Baca Juga:  Beredar Seruan dan Himbauan Lagi, ULMWP: Itu Hoax!
Pembangunan pos TNI di Apahapsili. (Ist)

Walaupun demikian, Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto mengkonfirmasi melalui pesan whatsapp kepada suarapapua.com di Jayapura, Kamis (27/2/2020) bahwa masyarakat setempat mulai menerima kehadiran aparat.

“Mereka sudah mulai menerima kok. Ini kegiatan dengan masyarakat di Apahapsili,” kata Dandim Jayawijaya memastikan foto kegiatan sebagai bukti.

Namun ia mengakui bahwa belum ada pembangunan di wilayahnya (Jayawijaya), sementara Kabupaten Yalimo masuk wilayah Kodim 1715/Yahukimo.

 

Pewarta : Atamus Kepno

Editor : Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaNasib Papua Hancur Demi Kepentingan Bangsa Lain
Artikel berikutnyaBupati Tolikara Pastikan Anggota DPRD Dilantik Maret