Alumna Curtin University Ini Buka Toko Kecantikan di Kota Jayapura 

0
2910

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Namanya Patricia Ormuseray (28), lulusan Curtin University jurusan Double Major in Business Law dan International Relations ini memilih untuk membuka usaha kecantikan di Kota Jayapura. Ia lulus pada tahun 2014 lalu. 

Setelah selesai kuliah, pada tahun 2015 Patricia membuka usaha di bidang kecantikan lewat sosial media. Ia manfaatkan sosial media (Instagram) untuk menjual produk-produk kecantikan kepada pembeli.

Pada 16 Februari lalu, setelah membangun usahanya lewat sosmed, Patricia membuka usahanya dengan meresmikan sebuah outlet yang ia beri nama Exotyc. Otuletnya ini berlokasi di jantung Kota Jayapura, tepatnya di Jl. Ahmad Yani No 24 Gurabesi.

Bagaimana Patricia Membangun Usahanya?

Saat ditemui Suara Papua pada Kamis (20/2/2020) lalu, Patricia menceritakan bahwa ia membuka usaha tersebut sejak 2015. Ia melihat peluang usaha untuk memenuhi kecantikan perempuan, sehingga menjalankan usahanya tersebut. Selain produk kecantikan, ia juga menjual hiasan rumah.

ads

 “Usaha ini awalnya online dari tahun 2015 sampai Februari tahun ini,” ungkapnya kepada media ini.

Patricia menjelaskan, soft opening Outlet Exotyc pada 16 Februari. Ia merencanakan untuk lakukan grand opening pada Maret ini.

“Mungkin awal Maret 2020 ini akan grand opening. Usaha ini kalau mau dibilang toko kosmetik juga bukan, jadi saya lebih ke outlet. Dimana di outlet itu berisikan produk-produk khusus untuk memenuhi kebutuhan wanita,” terangnya.

Patricia bercerita, memang secara spesifik lebih kepada wanita yang ada di Timur.

“Saya [biasanya] sediakan kosmetik tapi yang cocok untuk kulit gelap dan produk rambut juga untuk rambut keriting. Ada perlengkapan lainnya seperti tas dan juga ada wall dekor,” ceritanya.

Patricia, Alumna Curtin University ini bercerita dan mengungkapkan tentang ide awal ia tertarik untuk membuka usaha tersebut.

Adalah karena sulit mencari produk alat makeup, produk perawatan rambut dan tas. Termasuk mencari bahan untuk hias rumah yang sesuai keinginannya pun tak ada.

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

“Namanya juga perempuan. Setelah saya tiba di Jayapura usai kuliah, bagi saya ini masalah,” katanya.

Berangkat dari hal yang menurutnya masalah tersebut, dan dengan pengalaman kerja sampingan yang pernah ia kantongi sejak SMA dan kuliah, ia mencoba untuk membuka usaha lewat sosial media. Pengalamannya saat SMA dan kuliah adalah pernah menjadi pelayan di restaurant, penjaga toko dan cleaning service yang menurutnya paling lama dari kedua pengalaman lainnya.

“Pas coba-coba, pelanggan hanya dari keluarga terdekat dan teman-teman. Lalu mencoba jajaki usaha itu sejak 2015 hingga Februari tahun ini,” ungkapnya.

Termotivasi untuk Bersaing

Patricia mengungkapkan bahwa ia membuka usaha tersebut karena ingin bersaing dan keluar dari ketertinggalan untuk dapat menguasai perekonomian di Papua. Dengan keinginan ini ia membuka outlet atau toko exotyc.

“Kalau saya lebih ke kesedihan ketika saya dari ujung Depapre sampai ke ujung pasir dua yang menguasai perdagangan bukan orang Papua. Kita punya mama-mama jual pinang, jual sayur tapi di waktu-waktu tertentu dan juga mereka ada di depan tokonya orang lain yang bukan orang Papua. Dari apa yang saya amati inilah rasa ingin keluar dari ketertinggalan muncul dan tumbuh. Bahwa kita orang Papua sudah saatnya menguasai perekonomian di atas kita punya tanah sendiri,” ungkap Patricia.

Ia menuturkan bahwa, dirinya tidak hanya menyediakan alat kecantikan namun ada berbagai kebutuhan wanita dan juga untuk hiasan rumah yang disediakan toko Exotyc yang ia baru resmikan.

“Jadi disini ada produk kosmetik, makeup, skincare, produk rambut lebih spesifik rambut keriting, ada juga tas rencananya kedepan juga nanti dalam proses pembuatan tas-tas batik dengan desain yang lebih modern dan hiasan-hiasan buat rumah,” katanya menjelaskan.

Patricia juga mengungkapkan bahwa ia juga  menyediakan produk dari hasil alam Papua. Dan beberapa produk yang ia jual adalah hasil buatan atau racikan sendiri.

Baca Juga:  Aparat Datangi Lokasi Tempat Kegiatan Doa Bersama Pengukuhan Struktur ULMWP di Expo Waena

“Jadi ini produknya beragam, seperti produk makeup tidak mungkin saya buat sendiri. Tapi kalau untuk produk rambut memang saat ini buat sendiri, ada yang tidak. Dan makin ke sini saya mulai ke produk yang saya buat sendiri. Yaitu seperti serum penumbuh rambut karena memang digunakan sendiri selama lima tahun,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, serum penumbuh rambutnya itu salah satunya ada yang menggunakan minyak kelapa asli dari Papua. Minyak itu diproduksi dari petani Papua dan juga ada bodyscrub menggunakan kopi dari Papua dan bekerja sama dengan teman pengusaha Papua yang produksi kopi.

Untuk produk rambut hampir semua didatangkan dari Amerika, akesoris didatangkan dari Hongkong, Cina dan Korea.

Saat ini ia memiliki tiga orang karyawan. Patricia mengaku sebulan omsetnya bisa mencapai 15 juta di saat normal. Tetapi jika musim libur seperti Desember, omsetnya bisa lebih dari 15 juta.

“Pendapatan ini saat masih menjalankan usahanya dengan manfaatkan media sosial. Setelah outlet dibuka, belum bisa diprediksikan karena baru buka,” terangnya.

Harga Terjangkau

Di outletnya menyediakan produk yang berkualitas namun tetap memasang harga yang masih bisa dijangkau untuk kalangan kelas menengah hingga keatas.

“Kalau untuk harga sendiri itu tergantung sebenarnya kalau saya sendiri disini target segmen pasarnya, bukan dilihat dari murah. Tapi saya lihat kualitas jadi memang yang di sediakan di sini sesuai dengan kondisi saya desaign toko ini sendiri,” jelasnya.

Menurutnya, memang barangnya harus high quality jadi sesuatu yang berkualitas biasanya harganya juga lumayan.

“Cuman pastinya rasional. Misalnya seperti makeup seperti produk rambut yang import dari luar dan untuk bisa memudahkan anak-anak kuliah atau mahasiswa yang saat ini masih online,” ujar Patricia.

“Ada yang saya jual ukuran kecil biar lebih murah, misalnya size kecil 50 ribu rupiah dan size besarnya 100 ribu rupiah. Jadi segmennya dari kelas menengah sampai ke atas sama-sama bisa dapat. Karena belum tentu sesuatu yang murah itu berkualitas,” ungkapnya.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Peluang Kerja Sama  

Patricia berencana untuk jajaki kerja sama  dengan beberapa pengusaha dan juga Dinas Kehutan dan Lingkungan dalam rangka PON 2020.

“Rencananya menjelang PON ini mau kerja sama dengan beberapa teman pengusaha muda Jayapura supaya mereka bisa titipkan produk mereka di sinisebagai souvenir khas Papua,” ungkapnya.

Patricia menjelaskan, jadi ketika tamu-tamu dari luar datang mereka bisa langsung kesini untuk mendapatkan beberapa produknya teman-teman. Karena sementara ini teman-teman yang lain juga masih berjualan online.

Ia mengaku, memang ada juga kerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan. Nantinya dina tersebut akan pakai satu sudut disini [toko] untuk persiapan PON untuk menjadikan galeri kecil hasil hutan bukan kayu, ada madu, kopi Papua, ada lulur mangrove jadi masih hasil hutan Papua tapi yang bukan kayu.

Meski sudah memiliki toko sendiri, ia tetap memilih untuk berjualan online walaupun sudah mempunyai toko sendiri.

Harapan untuk Anak-anak Muda Papua

Menurut Patricia, semua orang punya banyak ide. Ia percaya bahwa anak-anak Papua banyak yang terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan sesuati.

Tetapi, kata dia, banyak juga anak-anak Papua yang punya banyak konsep tapi belum bisa eksekusi. Ia menambahkan, ada juga anak-anak Papua yang mungkin sudah pernah mencoba tapi ketika toko sepi akhirnya tidak mau lagi untuk berusaha dan tidak jalan usahanya.

“Saya harapa supaya anak-anak muda Papua agar harus berjuang untuk melawan ketakutan terbesar dan kemalasan. Karena itu yang paling susah sekali. Sebenarnya kalau mau buka usaha itu gampang yang susah itu mempertahankannya. Saya harap anak muda Papua harus bisa menguasai perekonomian di tanah Papua jadi tuan diatas tanahnya sendiri,” harapnya.

Pewarta: Lenny Aninam

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMasyarakat Tagineri Desak Pemkab Perjelas Tapal Batas
Artikel berikutnyaIni Keputusan dan Rekomendasi MRP dan MRPB