DEKAI, SUARAPAPUA.com — Radio Bumi Sumohai (RBS) Yahukimo mendapat penghargaan Host Berita Suara Nusantara episode 49-50 pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang diinisisasi Asosiasi LPPL Radio dan TV se-Indonesia di Palembang, Kamis (27/2).
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Yahukimo, Yahik Suhuniap mengatakan sebagai radio yang baru mengudara kurang lebih delapan bulan, dirinya mengakui bahwa merasa senang dan bangga, karena mendapat penghargaaan Host Berita Suara Nusantara dari salah satu program Asosiasi Radio dan TV se-Indonesia.
“Dengan penghargaan yang diterima ini dapat menjadi motifasi kami LPPL Radio Bumi Sumohai Yahukimo, untuk lebih baik kedepannya,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Radio Televisi Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Indonesia, Erwin Ibrahim mengatakan, setiap hasil pengecekan informasi yang dilakukan Kominfo RI selalu diteruskan ke radio dan televisi lokal di seluruh Indonesia.
“Hoaks ini sebuah fenomena yang luar biasa sekali, belum selesai yang satu sudah muncul lainnya, maka peredarannya harus dicegah, salah satunya dengan jejaring yang kami punya,” ujar Erwin Ibrahim.
Dia berharap, kedepannya penyiaran informasi positif juga harus dilakukan melalui siaran berjejaring setiap Minggu, sejak Asosiasi LPPL berdiri pada 2018. Selain menyebarkan informasi positif, siaran berjejaring juga merupakan upaya LPPL dalam menaikkan citra radio dan televisi pemerintah.
Selain itu, Direktur Jenderal Kementrian Kominfo Republik Indonesia, Prof. Widodo Moktyo meminta Asosiasi LPPL terus berinovasi dalam menyebarkan informasi yang sehat, tidak hanya terkait kinerja pemerintah semata, melainkan boleh dalam bentuk kritik.
“LPPL boleh kritisi pemerintahan tetapi harus konstruktif, yakni menyampaikan dengan cara yang baik, bukan mengkritik yang menjatuhkan, harus ada empati dan simpati dalam penyampaian kritik itu,” kata Widodo.
Rakernas ketiga LPPL Indonesia diikuti 60 perwakilan dari berbagai kota dan kabupaten. Dalam acara tersebut, dibahas juga terkait perizinan yang masih menghambat LPPL di beberapa daerah.
Pewarta : Ruland Kabak
Editor : Arnold Belau