Kadistrik Serambakon: Kami Tidak Takut Corona, Kami Takut Mati Karena Timah Panas

0
1884

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Kepala Distrik Serambakon, Kab. Pegunungan Bintang, Tadeus Asemki menegaskan masyarakat di Kampung Serambakon tidak takut mati karena virus corona, tetapi masyarakat takut karena timah panas.

“Kami tidak takut mati karena virus corona. tapi kami takut mati karena panasnya timah panas,” tegas Tadeus kepada suarapapua.com saat dihubungi via telepon selulernya dari Jayapura, Jumat (3/4/2020).

Tadeus menjelaskan, dari pemerintah Pegubin sedang melakukan sosialisasi dan memberikan pemahanan tentang bahaya dan pencegahan virus corona, tetapi masyarakat Serambakon sedang berhati-hati dengan corona yang ada di alam pegunungan bintang.

“Karena di sini kami sangat takut dengan timah panas, kekerasan dan intimidasi. Kami takut dengan Corona di depan mata yang kami sedang saksikan dan pandang. Ini yang kami pikir. Ini lebih khusus masyarakat Serambakon. Kalau di 3 distrik yang lain saya tidak tau,” tegas Tadeus.

Baca Juga:  Panglima TNI Didesak Tangkap dan Adili Prajurit Pelaku Penyiksa Warga Sipil Papua

Baca juga: Bupati Costan Oktemka Diminta Selesaikan Masalah di Pegunungan Bintang

ads

Untuk kondisi masyarakat di distrik Serambakon, Tadeus menjelaskan, delapan kampung berada di distrik Serambakon. Enam kampung agak aman, tetapi yang paing terdampak adalah dua kampung, yaitu Serambakon dan

“Enam kampung masyarakat bisa beraktiftas seperti biasa tetapi ketakutan tetap ada. Tetapi dua kampung yang masyarkat tidak bisa beraktiftas dengan bebas. Karena hal ini (konflik bersenjata) baru bagi kami masyarakat Serambakon. Masyarakat sedang trauma dan takut. Masyarakat saat ini ada dalam kurungan rumah,” bebernya.

Serambakon dan wanbakon. Enam kampug lainny adalah Kampung Modusit, Okatem, Parim, Seramkatop, Siminbuk, Yakmor dan Yapinmakot.

Mahasiswa dan Intelektual Pegunungan Bintang mendesak agar anggora TNI yang sedang berada di Pegunungan Bintang ditarik. Pasalnya, karena kehadiran TNI justru membawa tekanan,menciptakan ketakutan dan trauma bagi masyarakat.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

Charles Mimin, Pengurus Ikatan Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang (Impetang) Jayapura menegaskan, kehadiran aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Pegunungan Bintang mengancam kemanan dan ketenteraman hidup masyarakat di distrik beberapa distrik di Pegubin.

Baca juga: KOMAPO: TNI Tidak Bawa Kedamaian di Pegunungan Bintang

Menurut Mimin, ketakutan yang sedang dialami masyarakat harusnya tidak terjadi, tetapi karena ada perintah dari kepala daerah untuk meminta TNI hadir. Sehingga ketenteraman hidup masyarakat terganggu.

“Kami mahasiswa minta aparat TNI di Pegbin harus ditarik. Kehidupan masyarakat jadi takut dan msayrakat jadi trauma karena kehadiran TNI atas permintaan bupati. TNI harus ditarik supaya masyarakat menjalani kehidupan mereka dan beraktifita seperti biasa,” katanya.

Baca Juga:  Satgas ODC Tembak Dua Pasukan Elit TPNPB di Yahukimo

Baca juga: KOMAPO: TNI Tidak Bawa Kedamaian di Pegunungan Bintang

Mimin juga mengatakan, meskipun saat ini masyarkat dunia sedang fokus untuk melawan virus corona tetapi tidak bagi masyarakat di beberapa distrik yang ada di Pegbin. Antara lain distrik Oksop, Kiwirok dan Serambakon.

“Masyarakat sedang terancam dengan ancaman dua virus. Masyarakat bingung mereka mau selesaikan masalah ini atau hadapi corona. Kami mendapat informasi bahwa ada masyarkat yang lari ke hutan karena takut.

Selain itu, salah satu tokoh pemuda di Oksibil yang enggal dimediakan namanya saat dihubungi Suara Papua, Jumat (3/4/2020) mengungkapkan bupati baru tiba hari ini di Oksibil. Setelah tiba langsung mengadakan pertemuan dengan sejumlah pihak, antara lain TNI, Dewan Adat Aplim Apom, DPRD dan sejumlah pihak lain.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMahasiswa dan Intelektual Minta TNI Ditarik dari Pegunungan Bintang
Artikel berikutnya30 Organisasi Desak Pempus Perjelas Keberadaan Tapol Papua