Paskah dan HUT Gereja Kingmi ke-58 dalam Suasana Covid-19, Operasi Militer dan Rasisme

0
2752

Oleh: Pdt. Dr. Benny Giay)*

Selamat Hut KINGMI yang ke-58 pada 6 April dan Paskah 2020

Acuan Ibadah 6 April 2020 dan Paskah atau kerangkanya bisa d baca di arahan yang kami keluarkan tanggl 26 Maret 2020 dan Tema yang serupa untuk Paska dan HUT KINGMI. Semangat kehadiran Tuhan dan Roh-Nya serta teriakan dari Tuhan kita temukan dalam Dia Tuhan kita itu yang Imanuel ( bersama kita) dalam penderitaan / kepanikan Papua hari-hari ini dibawah kekaisaran Jokowi, seperti kita baca Yesus, Allah hadir lewat AnakNya dalam kondisi kemanusiaan bangsa Israel yang hancur-hancuran abad pertama di bawah kekaisaran Romawi. Saat Kristus hadir dalam dunia Abad pertama, Allah Bapa yang utus Dia (Allah) yang hadir di dunia itu.

Demikian juga dalam 58 Tahun perjalanan Gereja KINGMI ini (sejak 1962 sampai 2020) Tuhan bersama Gereja/ Sinode ini, Dia (Allah itu) tidak hanya hadir dalam ziarah Gereja kita tetapi Dia, Tuhan yang Imanuel itu, mengutus kita ke dunia orang Papua.

Baca Juga:  Freeport dan Fakta Kejahatan Kemanusiaan Suku Amungme dan Suku Mimikawee (Bagian 3)

Dalam ziarah [perjalanan] kita sbgai Sinode, saya amati, ada 2 jalan yang Gereja kita pilih: (a) Setelah terima injil, kita berpegang teguh kepada inji empat berganda, memberitakan Kristus lewat PI ke seluruh dunia (amanat agung (Matius 28:19 dst) memberitakan Firman Allah tetapi menghindar dari pergulatan sosial jemaat-jemaat kita sambil menganggap pendidikan, kesehatan tidak penting, karena berambisis/ bergumul supaya Kristus kembali sebelum tahun 2000, ini jalan kita pilih dalam 50 Tahun prtama (1962 – 2012). Dalam 50 tahun prtama ini, kotbah dan PI dan KKR lebih penting tetapi menghindar atau tidak membaca “tanda-tanda jaman” (Matius 16 : 2-3).

ads

Saya kira itu baik, Puji Tuhan. Tetap minta maaf, Kepikiran dan rencana Gereja KINGMI dan misi CMA dan jalan yang kita, manusia pilih kadang bukan pikiran Tuhan (Yesaya 55: 8-9). Ayat ini dan contoh karya nyata Yesus dalam abad pertama meyakinkan bahwa sebenarnya ada jalan kedua, Tuhan tunujukkan untuk Gereja kita mengiring Kristus dalam 50 tahun kedua (2012 -2062) yaitu bukan menutup diri dari dunia dari derita Papua tetapi ikut Yesus dengn masuk ke dunia sosial orang Papua, janda-janda, orang miskin, korban pelanggaran Ham dan rasisme. Jangan takut kriminalisasi, dan stigma dan penolakan. Kristus sdah terima semua penolakan ini.

Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

Dengan injil yang sebagai kekuatan Allah yang mnyelamatkan itu, kita sambut secara terbuka arahan Gub untuk tinggal di rumah, dll. Dunia Papua yang 50 tahun pertama sudah lewat marilah kita belajar menjadi kaki, tangan dan lidah Tuhan Allah kita untuk melawat Papua tidak hanya dari mimbar tetapi dengan karya nyata datang ke orang-orang sakit, orang Papua yang kena AIDS atau di penjara-penjara dan tempat-tempat pngungsian di Nduga, Wamena, Sugapa, Intan Jaya, Nabire dan Timika.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Pada Hut KINGMI yang ke-58, kami Badan Sinode menyampaikan selamat Hut KINGMI yang ke-58. Selamat menaati panggilan Tuhan kita dari tengah-tengah Papua yang sedang bergejolak dan sedang menangis bersama orang Papua dengan tertuju kepada Kristus (iberani 12:2).

Selamat mengawal ” injil 4 berganda ” dengan masuk bersama Yesus ke tengah-tengah Papua yang kelaparan dan mengungsi. Tuhan Imanuel.

Selamat masuk ke dunia Papua bersama Kristus, selmat menyangkal diri dan memikul salib. Selmat HUT KINGMI yang ke-58, Selamat menjadi saksi iman (iberani 11, 12:1).

Catatan: Tulisan ini sebelumnya telah diunggah oleh penulis kea kun facebooknya pada 4 April lalu

)* Penulis adalah Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua

Artikel sebelumnyaInkonsistensi Para Pemimpin dalam Mengatasi Konflik Bersenjata di Pegunungan Bintang
Artikel berikutnyaTanggapi Protes Warga Soal Kuburan, Samuel Tabuni: Itu Wajar