DPRD Dogiyai Pimpin Rakyat Palang Jalan Trans Papua

0
2315

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Langkah berani dilakukan pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Dogiyai, Papua, Rabu (8/4/2020), memalang Jalan Trans Papua ruas Nabire-Ilaga.

Meski sebelumnya sudah dipalang di Kilo Meter 100 Unipo, distrik Topo, kabupaten Nabire, atas kesepakatan bersama empat bupati bersama DPRD dan berbagai pihak terkait dari wilayah Meepago, rupanya belum efektif apalagi kendaraan roda dua maupun roda empat masih melintas jalan trans nasional itu.

Bermaksud segera mengantisipasi kemungkinan buruk di kemudian hari apalagi penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) hingga kini masih masif, pemutusan arus transportasi darat dipilih sebagai sebuah solusi terbaik.

DPRD bahkan memimpin langsung ‘action’ ini di KM 130. Beberapa mesin chainsaw yang dibawah dari Mowanemani dipakai tebang sejumlah pohon besar hingga menutup seluruh badan jalan. Dipajang di situ sebuah spanduk kecil berisi himbauan.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

“Setelah kami kunjungi posko penanganan Satgas Covid-19 di KM 100,  ternyata belum ada penanganan serius. Kendaraan bisa lewat. Ini sangat berpeluang mempercepat penyebaran virus Corona. Jadi, mulai hari ini, Rabu (8/4/2020), kami resmi tutup jalan Trans Nabire-Ilaga,” ujar Agustinus Tebai, ketua Komisi A DPRD kabupaten Dogiyai.

ads

Dari pengamatan selama sepekan terakhir, kata dia, di sepanjang jalan trans banyak ditemukan kendaraan dari Nabire ke pedalaman maupun sebaliknya.

“Bahkan banyak pejabat dari kabupaten Paniai, Deiyai, dan Dogiyai dengan bebasnya bisa naik turun melintas jalan trans. Itu kalau dibiarkan, kami khawatirkan, akan membuka pintu besar sebarkan virus Corona,” ujarnya.

Tak terkecuali, lanjut Agus, banyak warga dan pegawai menumpang kendaraan pribadi melintas jalan Trans Papua. Itupun setelah harus memaksa para petugas membuka perintang jalan di KM 100 Siriwo.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

“Sudah dianjurkan untuk tinggal di rumah, malah bepergian. Tanpa tujuan jelas juga, itu sangat berbahaya karena mereka bisa bawa datang bibit virus di tengah masyarakat Dogiyai, Deiyai dan Paniai,” tutur Tebai.

Ia menegaskan, virus mematikan ini tak mengenal suku, golongan, jabatan, umur dan lain-lain. Karena itulah perlu disadari berbahayanya pandemi Covid-19.

“Sebaiknya kita semua bertanggungjawab untuk mencegah virus Corona ini masuk di Meepago,” ajak Agus.

Elias Anouw, ketua DPRD kabupaten Dogiyai, menyatakan, solusi terakhir yang diambil hari ini dalam rangka membentengi daerah dan masyarakat dari serangan Covid-19.

“Tindakan palang jalan ini murni inisiatif DPRD Dogiyai untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona,” tegasnya.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Dibeberkan, sejauh ini masih sangat minim dengan berbagai fasilitas medis, tak terkecuali alat pelindung diri (APD) bagi para mantri, dokter, juga petugas di posko Satgas terpadu KM 100.

“Kami berprinsip, mencegah lebih baik daripada mengobati,” ujar Elias.

Alumnus Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) ‘APMD’ Yogyakarta ini menegaskan, langkah terbaik dilakukan mengingat desakan seluruh komponen masyarakat dan menyadari perlunya upaya nyata memutuskan jalur transportasi darat meski dengan berbagai resiko antara lain salah satunya akan kesulitan bahan bakar minyak (BBM).

“Tetapi inilah yang terbaik. Kami harap semua pihak mendukung. Satu hal lagi, kami tegaskan, tidak memfitnah apalagi menyebarkan informasi yang tidak benar,” tandasnya.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaRatusan Masyarakat Yahukimo Blokade Bandar Udara Nop Goliat Dekai
Artikel berikutnyaKetua DPRD Tolikara: Bupati Jangan Sembunyi di Tengah Ancaman Covid-19