IPMANAPANDODE Bogor Desak Pemda Atasi Dampak Covid-19

0
1486

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Kondisi memprihatinkan tengah dialami mahasiswa Papua dari wilayah Meepago yang tergabung dalam ikatan pelajar mahasiswa Paniai, Nabire, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE) di kota studi Bogor, Jawa Barat.

Yonas Edowai, ketua IPMANAPANDODE kota studi Bogor, menjelaskan, akibat penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang kian masif di penjuru dunia hingga Indonesia, seluruh mahasiswa Papua di tanah rantauan sulit beraktivitas, lebih memilih tinggal di asrama, kontrakan dan indekos. Apalagi, di Bogor dilaporkan terus bertambah jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Sekarang sudah dua minggu kami di Bogor tidak bisa bebas bergerak, dan kondisinya semakin parah karena kami sedang mengalami kesulitan dalam bertahan hidup dan aktivitas kami sebagai mahasiswa juga terhambat,” bebernya melalui press release yang dikirim ke suarapapua.com, Jumat (10/4/2020).

Baca Juga: Pemerintah Papua Tak Boleh Lupakan Mahasiswa di Setiap Kota Studi

Edowai akui hingga kini belum ada pihak tertentu merespons kondisi pelajar dan mahasiswa Papua di kota studi Bogor.

ads

“Kepekaan melihat kami, terutama dari pemerintah daerah di Tanah Papua, tentunya akan memberi angin segar bagi kami di tengah situasi menakutkan akibat virus Corona,” lanjutnya.

Selain kebutuhan sehari-hari, pelajar dan mahasiswa asal empat kabupaten yang sedang mengenyam studi di Bogor berharap agar pemerintah daerah bisa memperlancar kegiatan perkuliahan yang belakangan sudah diberlakukan sistem online.

“Kuliah online tentu membutuhkan pulsa data maupun jaringan internet agar bisa terkoneksi untuk mengikuti proses perkuliahan online bersama para dosen. Untuk itu, kami sebagai generasi penerus masa depan Papua sangat membutuhkan perhatian Pemda Nabire, Dogiyai, Deiyai dan Paniai,” urainya.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Baca Juga: Semua Akses Transportasi di Wilayah Meepago Ditutup

Selain kota studi Bogor, ia berharap, respons cepat pemerintah daerah juga bagi kota studi lain di seluruh Indonesia.

“Kami generasi penerus masa depan Papua mendesak kepada pemerintah daerah agar segera mengambil kebijakan secepatnya untuk menyelamatkan para pelajar dan mahasiswa yang sedang studi di luar pulau Papua,” ujar Edowai.

Ia mengungkapkan pandemi Covid-19 menggemparkan seluruh dunia dan menelan tak sedikit korban jiwa hingga memaksa pemerintah daerah di provinsi Papua bersama Forkopimda serta para bupati juga para pihak terkait sepakati sejumlah hal penting antara lain salah satunya membatasi aktivitas orang di luar rumah.

Kebijakan itu berimbas kepada orang tua dari para pelajar dan mahasiswa di berbagai kota studi tak mengirim biaya hidup dan studi. Ini juga lantaran belum bisa menjajakan hasil bumi di pasar. Jikapun ada, jumlahnya terbatas dan habis terpakai.

Baca Juga: Pemkab Intan Jaya Diminta Perhatikan Mahasiswa di Indonesia

Dari pengakuan sejumlah mahasiswa Papua di berbagai kota studi, tampaknya mereka benar-benar sulit mengharapkan kiriman dari orang tua sebagaimana biasanya. Orang tua tak bisa ke kota untuk transfer uang dari bank. Selain karena ketakutan dengan tersiarnya informasi mengenai virus Corona, juga adanya anjuran dari pemerintah soal pembatasan waktu.

Palentinus Tekege, salah satu mahasiswa Papua yang juga anggota IPMANAPANDODE Bogor membenarkan situasi genting yang sedang dihadapi di Tanah Pasundan semenjak virus Corona mewabah hingga ke Indonesia.

Baca Juga:  Proteksi OAP, FOPERA Desak KPU RI Menerbitkan PKPU Khusus Pelaksanaan Pemilu di Tanah Papua

“Kondisinya memang memprihatinkan. Anak-anak Papua di tanah rantauan sedang mengalami situasi yang hampir sama. Mengatasi situasi kritis ini satu-satunya harapan kami adalah pemerintah daerah di Tanah Papua. Pemda segera perhatikan mahasiswa di Bogor, juga kota studi lain, karena kami adalah aset pemerintah daerah Papua,” kata Tekege.

Baca Juga: AMAN: Segera Lockdown Seluruh Tanah Papua!

Hanya berharap kepada Pemda di Tanah Papua, lanjut dia, alasannya tiada pihak lain yang bisa dinantikan uluran tangan mengatasi kondisi belakangan ini.

“Pemerintah daerah sebagai orang tua kami, kalau bukan mereka mau kami harapkan siapa? Kami tulang punggung Papua di masa mendatang, khususnya Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai. Jadi, kami mohon pemerintah melihat kondisi yang sedang kami hadapi saat ini,” tuturnya.

Sebelumnya, hal sama disuarakan Petronela Mote, wakil ketua IPMANAPANDODE Yogyakarta-Solo. Menurutnya, pemerintah daerah di Provinsi Papua tak melupakan mahasiswa di kota studi lain, bantuan tak hanya diberikan kepada sejumlah asrama di Papua.

Mote menjelaskan, mahasiswa-mahasiswi Papua di berbagai kota studi sedang mengalami kesulitan terutama bahan makanan dan pulsa internet untuk kebutuhan proses perkuliahan secara online.

Baca Juga: Kepala Distrik Borme Bantu Empat Asrama, Mahasiswa Sangat Senang

Menurutnya, situasi berbeda yang beberapa hari ini sedang dihadapi mahasiswa Papua di setiap kota studi memang perlu mendapat perhatian dari Pemda karena terisolir berdampak pada kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:  LME Digugat Ke Pengadilan Tinggi Inggris Karena Memperdagangkan 'Logam Kotor' Dari Grasberg

Bukan hanya kota studi yang ada di Pulau Jawa dan Bali, kata Mote, situasi sama juga dialami mahasiswa Papua di Pulau Sumatera, Sulawesi maupun daerah lain di seluruh Indonesia.

“Mahasiswa Papua di semua kota studi membutuhkan uluran tangan dari pejabat publik di Tanah Papua. Kami juga anak-anak kalian yang saat ini sedang mengalami kondisi sangat buruk,” ujar Petronela.

Senada dikemukakan Paulus Tekege, sekretaris IPMANAPANDODE JogLo.

“Sangat kesulitan dalam mencari makan, karena banyak tempat ditutup. Lockdown diberlakan di hampir semua lorong RT/RW dan lurah. Akibatnya, mahasiswa Papua terkurung di rumah kontrakan, indekos, maupun asrama milik pemerintah daerah. Dalam situasi demikian, mahasiswa tentu membutuhkan banyak kebutuhan seperti pulsa data internet untuk mengikuti kuliah dan tugas online, makanan dan minuman yang dibutuhkan setiap hari, pulsa listrik dan lain-lain,” bebernya.

Perlunya perhatian serius pemerintah Provinsi Papua, Pemda dan para pejabat Papua lainnya, karena situasi tersebut telah dialami sejak dua pekan terakhir.

Suara sama datang dari Ayub Adii, pengurus Ikatan Mahasiswa Pelajar Nabire, Paniai, Dogiyai, dan Deiyai (IMAPENAPANDODE) provinsi Gorontalo.

Baca Juga: Generasi Papua di Gorontalo Butuh Bantuan Pemda Wilayah Meepago

Ayub mengabarkan, kios dan toko di sana ditutup sesuai instruksi pemerintah daerah sehubungan dengan mewabahnya Covid-19. Akibatnya, saat ini mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kami meminta perhatian dari pemerintah daerah Papua terutama para pejabat dari wilayah Meepago. Jangan lupakan kami di Gorontalo,” ujar Adii.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaMelawan Nasi-onalisme Indonesia
Artikel berikutnyaMahasiswa di Nabire Harap Pemkab Paniai Salurkan Bantuan