Mambesak: Membangun Nasionalisme dan Identitas Papua

0
2859

Arnold Clement Ap merupakan ketua grup Mambesak dan kurator Museum Universitas Cenderawasih (1 Juli 1945 – 26 April 1984). Dia memprakarsai kelompok musik Mambesak bersama-sama dengan seniman dari berbagai kelompok suku di Papua.

Melalui Mambesak Arnol Ap berupaya membangkitkan nasionalisme dan identitas Papua.

Masyarakat dari kampung-kampung di seluruh wilayah Papua menulis lagu dan kirim kepada mereka. Arnold dan rekan-rekannya membuat lirik dan dinyanyikan. Ada banyak lagu yang masih tertulis di atas kertas, ada yang suda dibuat lirik dan sebagian lagi sudah direkam.

Baca juga: Mambesak, Syairnya yang Meneduhkan Jiwa

Lagu-lagu itu menyentu hati mayarakat Papua dari Pesisir hingga penggunungan, karena dinyanyikan dalam bahasa daerah.

ads

Guru-guru mengambil peran besar dalam ditribusi lagu mambesak dan diputar melalui radio di  kampung tempat mereka bertugas. Mambesak juga memperkenalkan melalui siaran radio mingguan yang diasuhnya.

Baca Juga:  Apakah Kasuari dan Cenderawasih Pernah Hidup di Jawa?

Tidak hanya lagu, Arnold dan rekan-rekannya pentaskan tarian dari masing-masing daerah dan koleksi benda-benda adat seperti perahu, patung kayu dan sebagainya serta berbagai jenis burung Cenderawaih, dikumpulkan di Museum Uncen.

Baca juga: In Memoriam of Arnold C. Ap: Bernyanyi Untuk Hidup

Studi dan pementasan budaya dan musik Papua oleh Arnold dan rekan-rekannya dipandang oleh pihak pemerintah Indonesia sebagai tantangan terhadap upaya pemerintah yang sedang berusaha keras menyatukan rakyat Papua di bawah pengaruh budaya Melayu.

Pada bulan November 1983, ia ditangkap oleh pasukan khusus militer Indonesia (Kopasanda), lalu di penjara dan disiksa atas dugaan menjadi simpatisan  Organisasi Papua Merdeka, meski pada akhirnya tidak ada tuduhan yang ditetapkan.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Baca juga: Mengenang Arnold Ap, Ini Pesan Istri dan Anak di Belanda

Arnol Ap Sepertinya Tahu bahwa dia akan dibunuh. Ketika keluarga membesuk dalam tahanan, ia meminta untuk bawa radio kecil, kaset kosong bersama gitarnya.

Dalam tahanan, Ia menyanyi sebuah lagu dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan kehidupanya sendiri. Ia merekam kemudian tulis lagu itu, kemudian titip kepada keluarga yang membesuk pada hari berikutnya, untuk dinyanyikan oleh rekan-rekanya.

Arnold ditemukan tewas dengan luka tembakan senjata api di bagian punggung di pantai pasir 6 di Jayapura pada 26 April 1984.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

Baca juga: Group Mambesak: Bintang Timur yang Selalu Bersinar

Militer Indonesia (Kopasanda) merancang pembunuhannya dengan merekayasa, bahwa Arnold Berupaya melarikan diri dari tahanan.  Keterangan resmi mengklaim ia dibunuh karena berusaha kabur dari penjara ke Papua New Guinea melalui Lalut.

Tetapi, banyak pendukungnya percaya bahwa Ap dieksekusi oleh Kopasanda. Musisi lain bernama Eddie Mofu juga tewas dibunuh beberapa hari sebelumnya.

Musik masih menjadi sumber utama pemberontakan budaya di Papua Barat. Arnold Ap dan Mambesak masih populer di Papua Barat hingga kini.

Sejak 1990-an, pemerintah Indonesia secara berhati-hati mulai mengizinkan ekspresi budaya pribumi Papua, hingga saat ini ekpresi budaya masi dicurigai.** (BY)

Artikel sebelumnyaMambesak, Syairnya yang Meneduhkan Jiwa
Artikel berikutnyaLamban Cegah Covid-19