Warga 8 Kampung di Distrik Aifat Timur Mengungsi

0
2156

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Paulus Wakom, Anak Muda dari Distrik Aifat Timur mengungkapkan bahwa masyarakat dari delapan kampung yang ada di Maybrat telah mengungsi ke hutan dan sebagian lainnya telah mengungsi ke kampung-kampung terdekat yang dianggap aman sejak akhir bulan April.

“Mereka mengungsi ke kampung yang lebih aman. Penduduk tidak ada yang masih tinggal di kampung. Mereka semua memilih untuk meninggalkan distrik Aifat Timur dan mencari tempat aman,” ungkap Wakom kepada suarapapua.com pada Senin kemarin dari Aifat Timur.

Paulus bilang, masyarakat memilih untuk kosongkan rumah dan tinggalkan kampung. Masyarakat mengungsi karena aparat dari Polda Papua Barat melakukan penyisiran dengan tujuan mencari dan mengejar pelaku pembunuhan anggota Brimob di Bintuni.

Baca Juga:  Hujan di Sorong, Ruas Jalan dan Pemukiman Warga Tergenang Air

 “Saya sekarang di Ayawasi. Saya keluar dari kampung pada, minggu (3/5/2020). Saya orang terakhir yang memastikan semua warga masyarakat dari delapan kampung, 100% telah mengosongkan rumahnya dan meninggalkan kampungnya untuk mencari tempat yang lebih aman,” ungkap Paulus.

Paulus membeberkan, masyarakat dari delapan kampung telah mengungsi mencari tempat yang lebih aman. Mereka mengungsi di kampung-kampung yang lebih aman dan jauh dari aparat keamanaan. Ia juga mengungkapan, beredar isu wilayah Aifat Timur akan menjadi daerah operasi militer (DOM) sehingga menimbulkan kepanikan dalam masyarakat sendiri.

ads

“Delapan kampung yaitu,kampung Aisa, Aikrer, Sawim, Aitrem, Sahbuku, Wakom, Sasior Frabuku, Sasior Nafe. Saya dengan bapak, mama, adik, dan kaka serta keluarga yang lain kami ke Ayawasi. Keluarga yang lain lari ke Kumurkek, Susumuk, dan lainnya. Informasi yang beredar. Wilayah Aifat Timur mau dijadikan DOM. Itu yang buat masyarakat takut dan kosongkan rumah dan meninggalkan kampung masing-masing,” uangkapnya.

Baca Juga:  Pengurus Baru LMA Malamoi Diminta Merangkul Semua Pihak

Dia menilai sampai saat ini pemerintah Maybrat belum serius meyelesaikan persolan yang terjadi sehingga masyarakat dalam kebingungan dan ketakutan. Mereka yang sudah mengungsi ke hutan belum kembali dan masih bertahan memilih mengungsi ke wilayah lain.

“Pemerintah Maybrat belum serius tangani masalah. Masyarakat kebingungan dan ketakutan. Yang lari ke hutan belum pulang. Yang masih di kampung. Semu sudah tinggalkan kampung. Dong ke wilayah-wilayah ada keluarga dan lebih aman,” katanya.

Baca Juga:  Aksi di Dua Tempat, Pleno Suara Kabupaten Tambrauw Sempat Ricuh

Sementara itu, Thomas Fatemiyo, kepala distrik Aifat Timur, mengatakan, masyarakat telah mobilisasi untuk pindah ke kampung-kampung lain yang jauh dari Aifat Timur.

Ia juga mengatakan, akan ada rapat MUSPIDA di Aifat Timur untuk mencari solusi penyelesaian masalah.

“Memang benar, sebagian masyarakat telah mobilisasi meninggalkan kampung-kampung di distrik Aifat Timur. Besok, kami akan rapat MUSPIDA bersama Bupati, DPRD, TNI/PORLI dan pihak-pihak yang lain untuk mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi di wilayah Aifat Timur Raya,” tuturnya.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Arnold Belau

 

Artikel sebelumnyaPengacara Fiji, Perempuan Pertama Pasifik Menjadi Penasehat di Pengadilan Den Haag
Artikel berikutnyaPemkab Jayawijaya Perpanjang Pembatasan Sosial