PERMATA Manado Tolak Pembangunan Koramil dan Kodim di Tambrauw

0
1769

KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com— Mahasiswa Tambrauw di Manado yang bernaung di bawah Persatuan mahasiswa Tambrauw (Permata) menyatakan sikap menolak pembangunan koramil di distrik Kwoor dan kodim 1810 di Sausapor kabupaten Tambrauw.

Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, Jumat (08/05/2020), Yustus Yekwam, Ketua Permata Manado menjelaskan, hingga saat ini belum ada kesepakatan bersama antara pemilik hak ulayat, pemerintah dan aparat keamanan untuk membicarakan pembangunan Koramil dan Kodim di Tambrauw.

Yekwam mengatakan, penggunaan gedung dan status lahan tersebut belum ada pembicaraan dan kesepakatan bersama. Justru rencana pembangunan markas militer Indonesia tersebut menimbulkan keresahan di masyakarat.

Baca Juga:  C1 Pleno 121 TPS Kembali Dibuka Atas Rekomendasi Bawaslu PBD

“Masyarakat kami bingung. Karena tidak pernah dan belum ada pembicaraan bersama pemerintah, aparat dan masyarakat. Tetapi sudah ada pos di sana. Ini yang kami tolak,” tegasnya.

Yekwam membeberkan, lahan yang sedang digunakan untuk jadi Kodim 1808 adalah lahan yang sebelumnya dilepas untuk membangun kantor dinas perhubungan setelah ibukota Kab. dipindahkan ke Fef. Karena alih fungsi lahan inilah yang kemudian membingungkan dan membuat masyarakat bertanya-tanya.

ads

“Masyarakat lepas lahan itu untuk bangun kantor dinas perhubungan. Bukan Kodim. Kenapa sekarang dialihfungsikan untuk jadikan markas TNI setelah ibu kota dipindahkan ke Fef. Ini belum ada penjelasan. Harus pemerintah berikan penjelasan kepada masyarakat. Sebelum ada pertemuan untuk memberikan penjelasan, kami menolak,” tegasnya.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Yekwam mengatakan, alasan penolakan pembangunan Koramil di distrik Kwoor adalah karena kampung Orwen merupakan tempat bersejarah bagi umat kristen. Sehingga, untuk pembangunan Koramil ini, dia meminta agar pemerintah perhatikan, karena tempat itu merupakan situs sejarah.

“Kampung Orwen distrik Kwoor itu tempat pekabaran injil pertama kali pada Mei 1930. Setiap tahun masyarakat melakukan Ibadah peringatan pekabaran injil masuk di sana. Masyarakat mau tidak ada pembangunan Koramil . Jangan diganggu dengan pembangunan lain. Ini situs bersejarah,” tegasnya.

Sementara itu, Verinandus Kosamah, seorang mahasiswa Tambrauw juga menambahkan hal yang sama. Ia menambahkan, pembangunan Kodim dan Koramil bukan merupakan tujuan utama pemekaran kabupaten Tambrauw. Tetapi, kehadiran Kab. Tambrauw adalah untuk memanusiakan sumber daya manusia Tambrauw.

Baca Juga:  Suku Abun Gelar RDP Siap Bertarung Dalam Pilkada 2024

Dia menegaskan, harusnya, kata dia, pemerintah memperhatikan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Bukan justru mendatangkan Kodim dan Koramil.

“Pemekaran Tambrauw datang bukan untuk siapkan lahan kepada Kodim dan Koramil, dan lainnya. Masyarakat belum membutuhkan hal tersebut. Sekarang, masyarakat membutuhkan peningkatan dan pemberdayaan SDM Tambrauw di negerinya sendiri bukan Koramil, Kodim, dan lainnya,” tegasnya.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMasyarakat Adat Moi Diminta Mempertahankan Pangan Lokal
Artikel berikutnyaEnam Pasien Covid-19 di Paniai Tidak Mau Ikut Tes Swab