DPRD Dukung Para Bupati Meepago Tutup Total Jalan

0
1440

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Penutupan total akses transportasi angkutan orang dan barang antar kabupaten di wilayah Meepago yang diberlakukan dua pekan sejak Senin (11/5/2020) mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

DPRD Kabuparen Dogiyai menyatakan kebijakan tersebut sudah tepat untuk menekan lajunya penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di wilayah Meepago.

Menurut Agustinus Tebai, ketua Komisi I DPRD Kabupaten Dogiyai, kebijakan ini harus berlaku bagi semua kendaraan tanpa ada pengeculian.

“Pemerintah daerah di wilayah Meepago harus menutup total jalan darat tanpa mempertimbangkan aspek yang lain. Penutupan total untuk semua jenis kendaraan, termasuk mobil pengangkut bahan bakar minyak dan sembako,” ujarnya, Selasa (12/5/2020) sore.

Jika mobil BBM dan sembako masih diizinkan berlintas di Jalan Trans Papua, kata Agus, bukan lockdown namanya.

ads

“Kami mendukung pemerintah daerah untuk menutup jalan trans Nabire-Ilaga. Kalau benar penutupan berarti harus tutup tanpa mempertimbangkan yang lain. Misalnya kalau mobil BBM dan sembako dilewatkan berarti itu bukan lockdown, tetapi itu sama seperti hari-hari sebelumnya,” ujar Agus.

“Sekali lagi, kalau mau lockdown itu harus secara total. Tanpa ada mobil atau motor apapun melintas di jalan trans,” tegasnya.

Baca Juga:  Heboh! Banyak Bangkai Babi di Mimika Dibuang ke Aliran Sungai

Agus juga membeberkan beberapa persoalan yang mesti disikapi pemerintah daerah, salah satunya keluhan dari para petugas di Posko KM 100 Siriwo.

“Ada banyak keluhan dari mereka, bukan cuma APD dan Alkes, tetapi soal honor dan beberapa utang juga. Mereka minta itu harus tuntas dulu baru buka posko di Topo, distrik Uwapa.”

Jika itu sudah dibereskan, ia mengutip pengakuan para petugas di Posko KM 100, bersedia ikut pindah ke Topo.

“Rencananya posko Satgas Covid-19 di KM 100 dibongkar dan semua pindah ke posko Topo. Memang di Topo sudah dibuka posko, tetapi Pemkab Dogiyai harus evaluasi karena Topo itu wilayah Kabupaten Nabire,” kata Agus.

Petrus Badokapa, ketua sementara DPRD Kabupaten Deiyai, menegaskan, penutupan akses transportasi darat sekaligus hentikan distribusi Sembako dari Nabire ke pedalaman Meepago.

Dengan penutupan total Jalan Trans Papua Nabire-Ilaga, ia berharap, empat kepala daerah di wilayah Meepago yakni Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya segera menghentikan distribusi bahan makanan dari Nabire.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

“Hentikan angkutan Sembako dari Nabire, pemerintah daerah segera fokuskan pangan lokal di masing-masing daerah. Beli pangan lokal milik masyarakat dan selanjutnya dibagikan ke masyarakat,” kata Badokapa.

Adanya pengecualian kendaraan pelayanan kesehatan dan BBM melintas Jalan Trans Papua Nabire-Ilaga, tak menjamin upaya pencegahan Covid-19 berhasil. Sebab ia menilai sopir dan seorang pengikuti yang mengangkut BBM maupun Sembako belum tentu sehat jikapun dianjurkan tetap mengikuti protokol kesehatan yaitu pemeriksaan suhu badan dan waktu melintas jalan raya dibatasi mulai pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIT.

“Nabire sudah 16 orang positif Covid-19, terus di Paniai juga beberapa orang reaktif setelah diperiksa Rapid test dan sedang menunggu hasil laboratorium dari Jayapura. Sudah begitu, sebaiknya lockdown total, semua kendaraan tidak boleh melintas selama dua minggu,” tandasnya.

Dimulai dari Topo

Sebelum kesepakatan Asosiasi Bupati Wilayah Meepago diberlakukan, Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa berkesempatan meninjau langsung persiapan penutupan jalan trans Papua Nabire-Ilaga di Topo, distrik Uwapa, kabupaten Nabire, Minggu (10/4/2020) sore.

Distrik Uwapa dan distrik Siriwo sejatinya berada dalam wilayah administratif Kabupaten Nabire. Tetapi sesuai keputusan para bupati, mulai dari Topo hingga Iyadimi berada dalam pengawasan Pemkab Dogiyai.

Baca Juga:  Tak Patuhi Aturan, 38 Anggota PPD di Intan Jaya Diberhentikan Sementara

Berdasarkan kesepakatan bersama, penutupan total akses transportasi angkutan orang dan barang itu berlaku antar kabupaten dalam wilayah Meepago maupun antara kabupaten dalam wilayah Meepago dengan kabupaten lain di luar wilayah Meepago.

“Penutupan jalan raya Trans Papua Nabire-Ilaga resmi dimulai hari Senin tanggal 11 Mei 2020 sampai 25 Mei 2020,” katanya.

Dijelaskan, penutupan dilakukan serentak di semua posko, baik Topo, Bomomani, dan Ugapuga. “Kebijakan ini untuk mempercepat penanganan Covid-19 di wilayah Meepago,” ujar Dumupa.

Eksekusi terhadap kesepakatan itu, kata dia, berlaku juga di posko Wigoumakida (perbatasan dengan Kaimana) serta posko Unito dan sekiranya (perbatasan dengan Kabupaten Mimika). Pun dengan semua posko yang ada di kabupaten lain: Nabire, Deiyai, Paniai, dan Intan Jaya.

“Kami mohon seluruh warga masyarakat di wilayah Meepago agar mendukung dan mematuhi keputusan ini. Tetap berada di rumah masing-masing dan lakukan aktivitas secara mandiri,” imbaunya.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaPetugas Posko Covid-19 di Deiyai Tuntut Honor
Artikel berikutnyaEmpat Orang Positif RDT dan 22 Orang ODP di Intan Jaya