WAMENA, SUARAPAPUA.com— Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembelah HAM Internasional), Theo Hesegem, menegaskan agar tambang Freeport di Mimika untuk sementara ditutup dan karyawannya diliburkan dalam menghadapi situasi Covid-19.
Theo mengatakan, PT.Freeport Indonesia harus ketahui bahwa nyawa manusia tidak bisa dihidupkan kembali seperti menambang kembali emas setelah libur. Oleh sebab itu, ia minta agar pengoperasian tambang Freeport oleh PT. Freeport Indonesia segera dihentikan.
Hal ini dikatakan Theo Hesegem berkaitan dengan meningkatnya kasus positif Covid-19 bagi karyawan PT. FI di Mimika.
“Dari sisi kemanusiaan, saya lebih memilih (Freeport Indonesia) di tutup. Karena ini berbicara soal keselamatan nyawa manusia, bukan soal emas, perak dan lain-lainnya. Emas selagi orang hidup bisa kerja, tapi nyawa manusia tidak dapat kembali hidup setelah meninggal. Jadi harus di tutup!” tegas Theo kepada suarapapua.com pekan lalu di Wamena.
Oleh sebab itu, Theo minta kepada pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, DPR RI dan DPRP Papua segera mengambil langkah penutupan sementara PT.FI dari pengoperasiannya.
Dikutip dari Republika Online, Kamis (14/5/2020), delapan orang karyawan PT. Freeport Indonesia orang asli Papua (OAP) di Kelurahan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua ikut terinfeksi Covid-19.
Keterangan ini disampaikan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Mimika Reynold Ubra.
“Saat ini tercatat delapan kasus dari seluruh kasus Covid-19 di Tembagapura merupakan OAP. Kasus yang terjadi di Tembagapura masih terbatas di lingkungan karyawan, sedangkan untuk masyarakat di luar karyawan sebagian besar sudah berada di Timika sejak dievakuasi bulan Februari lalu,” kata Reynold di Timika, Rabu.
Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Elisa Sekenyap