Oleh: Devi)*
Berita tanggal 16 Mei 2020 [Timor Leste Now Ruled Free of Active cases of covid-19] menyatakan pada tanggal itu juga Timor Leste mengumumkan negaranya bebas dari Covid-19. Jumlah kasus hanya 24 dan semuanya sembuh dengan tingkat kematian nol.
Menyusul Timor Leste, sebuah negara kecil di Balkan, Eropa Timur, yakni Montenegro per 25 Mei 2020 kemarin menyatakan negaranya sudah bebas dari Covid-19 sebagaimana berita yang dilansir dari portal berbahasa Inggris [COVID-19 in Montenegro: Corona Free Country! Update May 25, 2020]. Montenegro sempat memiliki 324 kasus positif yang 315 di antaranya sembuh dan 9 meninggal dunia. Artinya, Montenegro menjadi negara pertama di kawasan Eropa yang menyatakan diri bebas covid-19.
Keberhasilan Timor Leste dan Montenegro dari Covid-19 tidak lepas dari fakta bahwa mereka adalah negara merdeka. Montenegro menjadi negara sendiri setelah hasil referendum tahun 2006 menghasilkan 55,5% suara memutuskan berpisah dari Negara Serbia-Montenegro. Jadi sejak saat itu masing-masing berdiri menjadi Negara Serbia dan Negara Montenegro. Sebelumnya, Montenegro adalah bagian dari Republik Federasi Sosialis Yugoslavia hingga negara itu bubar tahun 1991 saat pecah perang saudara Bosnia dan Kroasia.
Saat ini menurut Corona Tracker angka positif corona di Serbia adalah 11,227 kasus dengan kesembuhan 6707 dan kematian 297. Termasuk yang meninggal adalah sekretaris negara Serbia, Branislav Blazic pada 24 Maret 2020 [Serbian state secretary dies from coronavirus].
Bila Montenegro masih bersama Serbia pasti angka kasus dan kematian jauh lebih tinggi daripada sekarang karena Montenegro tidak akan mendapat prioritas penanganan kasus sedangkan semua prioritas pasti tercurah pada Serbia yang mendominasi pemerintahan. Untungnya Montenegro merdeka, meskipun negara kecil dengan penduduk hanya 620.000 toh yang penting bebas merdeka dan sukses selamat dari pandemi.
Timor Leste yang merdeka dari RI tahun 1999 sekarang menjadi sorotan tentang contoh nyata penanganan covid-19 tanpa kematian. Pada Februari 2020, Pemerintah Timor Leste sempat meminta RI membantu karantina 17 warganya yang pulang dari Wuhan tetapi Bali menolak [Bali Will Not Help Timor Leste quarantine 17 citizens.] Saat itu NTT sudah siap menampung karantina mereka di Kupang tetapi ternyata mereka dikarantina di Selandia Baru [Timor Leste Evacuees sought nzs help after bali refused conforms NTT]. NTT sendiri sekarang dalam posisi 85 kasus positif dengan 7 sembuh dan 1 meninggal.
PNG tidak ada kematian karena corona tetapi PNG kuatir bahwa kenaikan kasus di Papua yang mencapai 686 positif covid-19 bisa berdampak pada mereka sehingga semakin memperketat perbatasan [Otoritas PNG Kwatir Tentang Dampak Covid-19 di Papua Barat].
Kalau Papua Barat dan Papua bisa segera menutup penuh wilayah berbarengan dengan PNG per 31 Januari 2020, pasti kasus covid-19 di Papua tidak setinggi sekarang. Apa respon pemerintah NKRI ketika Provinsi Papua dan Papua Barat mengumumkan lockdown? Tentu kita semua masih ingat berita 25 Maret itu [Mendagri Tak Setuju Pemprov Papua Tutup Wilayah Akibat Covis-19]
Apalagi tidak ada data akurat di pihak Indonesia. Data kompas.com & covid-19.go.id menyatakan per 26 Mei kasus di Papua 567, padahal situs Covid19 Papua per 26 Mei 2020 pukul 19.00 wit menyatakan 640 kasus. Ini belum terhitung data provinsi Papua Barat yang dinyatakan 132 oleh Kompas.com, 130 oleh covid19.go.id dan 135 oleh Wikipedia. Data begini simpang-siur. Kalau data saja tidak ada yang bisa dipegang, maka apa yang masih bisa diharapkan dari negara kaskado ini?
Malah yang terjadi 32 tenaga kesehatan positif covid-19 per 23 Mei 2020 [baca di sini 32 Tenaga Medis Positif Covid-19 di Papua]. RSUD Dr Haulussy Ambon sebagai RS rujukan covid-19 untuk Provinsi Maluku bahkan sempat ditutup sementara karena sejumlah petugas kesehatannya positif covid-19 [baca di sini Satu RS Rujukan Covid-19 di Maluku Ditutp Sementara].
Luar biasa memang pandemi covid-19 dan negara kaskado ini terlalu bingung untuk bisa mengatasinya. Semoga Papua dan seluruh wilayah Indonesia Timur bisa selamat melalui pandemi (dengan tambahan malaria dan DBD yang semakin luput dari pemberitaan) dengan pertolongan Tuhan saja. Tra perlu lai harap ini negara. Su ada 2 nakes OAP kena tembak !!!
)* Penulis adalah pekerja sosial independen yang khusus bergerak dalam pengembangan masyarakat di wilayah Indonesia Timur