JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — -Kenaikan jumlah kasus orang yang terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Jayapura hingga kini belum juga reda. Lonjakan tambahan kasus pasien baru akibat wabah ini terus terjadi setiap hari. Sebanyak 8 rumah sakit rujukan Covid di Kota Jayapura pun penuh sehingga ratusan pasien akhirnya dirawat di hotel.
“Total kasus kumulatif di Kota Jayapura per 29 Mei adalah 323 kasus, dimana 276 sedang dalam perawatan, 41 sembuh, dan 6 meninggal. Dari yang sedang dirawat ini, ada 109 pasien per hari ini dirawat di Hotel Sahid karena rumah sakit di kota ini penuh. Ini kita masih jemput lagi karena kemarin ada tambahan 56 kemarin,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jayapura.
Dikutip dari papuabangkit.com, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari pada Sabtu (30/05/2020) menjelaskan, di Papua terdapat 16 rumah sakit rujukan Covid, dimana untuk Kota Jayapura sebanyak 8 rumah sakit yang melayani pasien Covid yakni RSUD Jayapura, RSUD Abepura, RS Dian Harapan, RS Provita, RS Bhayangkara, RS Marthen Indey, RS Angkatan Laut dan RS Jiwa Abepura.
“Kalau rumah sakit menampung, kami kirim ke rumah sakit. Ini rumah sakit gak bisa menampung lagi. Makanya dirawat di hotel untuk pasien yang kondisinya tak bergejala dan ringan. Termasuk, 27 tahanan Polres Jayapura Kota pun saat ini dirawat di Polsek Abepura,” lanjut Ni Nyoman yang juga menjabat Kepala Dina Kesehatan Kota Jayapura ini.
Menurut dr. Nyoman, dalam satu minggu ke depan, lonjakan penambahan kasus akibat wabah ini masih terus terjadi. Sebab saat ini, terdapat seribu lebih warga yang Rapid Test-nya reaktif dan sedang menunggu hasil pemeriksaan swab dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) di Litbangkes dan Labkesda Papua.
“Hamadi belum selesai swab. Di wilayah ini tercatat ada 1.039 yang hasilnya reaktif sejak 12 Mei kita lakukan Rapid Test massal. Swab-nya masih ngantri, baru keluar tanggal 23 Mei karena Labkesda reagen-nya habis. Jadi bisa dibayangkan, pasti akan bertambah lagi. Pengalaman selama ini dari seluruh sampel pasien yang kami kirim ke Litbangkes dan Labkesda, rata-rata 30-40 % terkonfirmasi positif Covid,” kata Nyoman.
Ia mengatakan saat ini wilayah Hamadi menjadi wilayah kontributor utama kasus Covid di Kota Jayapura dengan jumlah kasus mencapai 137 orang. Penyebabnya, kata dia, karena lemahnya disiplin masyarakat dalam mengikuti himbauan pemerintah dan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan memakai masker. Apalagi di wilayah ini ada dua pusat ekonomi di situ yakni Pasar Inpres Hamadi dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
“Wilayah ini memang padat sekali penduduknya. Awal kasus, kita selalu pantau masyarakat di situ karena mereka masuk ODP, tapi karena ketika itu stigma masih tinggi terhadap pasien Covid, jadi banyak yang tak mau mengaku. Ini yang membuat penyebarannya cepat. Kasus pertama di sana itu kan Togel di TPI. Bisa dibayangkan tiap pagi dan sore penjual ikan kumpul di situ untuk togel, tidak pakai masker, ya itu yang buat penyebaran cepat,” katanya.
Juru Bicara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) mengakui saat ini tingginya kasus ini secara epidemiologi karena gencarnya Tim Gugus Tugas dan Dinas Kesehatan Kota Jayapura dalam melakukan skrining dan Rapid Test di wilayah yang padat dan dicurigai sebagai tempat penyebaran seperti Hamadi dan Entrop.
“Tetapi penyebabnya adalah transmisi lokal. Kenapa ada transmisi lokal di Papua? Karena masyarakat kurang disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Di satu sisi, setelah kita kaji, kita di Kota Jayapura terlambat melakukan penutupan bandara dan pelabuhan. Sebab virus ini terlanjur sudah masuk yang kita tidak ketahui dan masyarakat tak disiplin memicu cepatnya virus ini,” kata dr Sumule.
Berdasarkan data Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, per 29 Mei 2020, jumlah angka kumulatif kasus Covid di Papua mencapai 734 kasus, dimana 508 pasien sedang dalam perawatan medis, 215 orang dinyatakan sembuh, dan 11 orang meninggal dunia.
Source: PapuaBangkit.com