Perempuan Tambrauw Tolak Kehadiran Kodim 1810 Tambrauw

0
2030

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Perempuan Kabupaten Tambrauw menolak kehadiran dan pembangunan Komando Daerah Militer (Kodim) 1801 Tambrauw. Kehadiran dan pembangunan Kodim tersebut ditolak karena trauma dengan tindakan aparat TNI di masa lalu terhadap perempuan di Sorong dan Tanah Papua.

Hal ini ditegaskan seorang mama yang enggan dimediakan namanya kepada suarapapua.com pada 12 Juni lalu di Maybrat.

Ia menjelaskan, perempuan Tambrauw menolak kehadiran Kodim tersebut karena perempuan Papua di Tambrauw takut dan trauma terhadap TNI. Sebab di masa lalu, TNI telah melakukan banyak kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Sehingga pembangunan Kodim tersebut ditolak.

Baca Juga:  Hasil Temu Perempuan Pembela HAM dan Pejuang Lingkungan Bersama WALHI Nasional

“Pembangunan kodim 1810 ini sangat mengganggu aktivitas kami sehari-hari sebagai petani yang berkebun di sekitar lokasi kantor dinas perhubungan yang saat ini di gunakan untuk membangun tersebut.”

Dia menceritakan, perempuan yang biasa pergi untuk berkebun sudah takut dan aktivitas berkebun sudah tidak seperti sebelumnya.

ads

“Kami merasa terganggu dan tidak aman. Dulu kami berkebun dari pagi sampai sore bahkan tidur di kebun, namun sekarang sudah tidak,” jelasnya.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Kata dia, sudah banyak kasus kekerasan terhadap orang asli papua terutama perempuan papua. “Kami tidak inginkan hal itu terjadi di sini, sebagai perempuan asli tambrauw saya tolak pembangunan kodim,” tegasnya.

Sementara itu, Selvi Yesnath salah satu perempuan Tambrauw kepada suarapapua.com mengatakan, saat ini yang masyarakat kabupaten tambrauw lebih membutuhkan adalah pembangunan infraksuktur dasar dan sumber daya manusia bukan membangun kodim.

Baca Juga:  Hasil Temu Perempuan Pembela HAM dan Pejuang Lingkungan Bersama WALHI Nasional

“Kami butuh pembangunan tapi bukan kodim. Kabupaten tambrauw daerah yang aman jadi tidak perlu bangun kodim di sini,” tegasnya.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaVIDEO: Wawancara Suara Papua dengan Musa Mako Tabuni 8 Tahun Silam
Artikel berikutnyaMemaknai Adaptasi Kebiasaan Baru Bersama Catatan Najwa: Wisuda 2020, Merayakan Angkatan LDR