Simon P Morin: Yamko Rambe Yamko Bukan Lagu Daerah Papua

0
3402
ilustrasi yamo rambe yamko yang diarasmen untuk anak-anak. (Ist - SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Simon Patric Morin, Tokoh Papua menyatakan lagu Yamko Rambe Yamko yang sudah lama dilabeli lagu daerah Papua oleh pemerintah Indonesia adalah tidak benar dan tidak ada bukti kuat yang dapat membuktikan bahwa lagu tersebut berasal dari Papua.

Morin menjelaskan, setelah penyerahan Papua kepada UNTEA, pada bulan Mei 1963 orang Indonesia yang terdiri dari seniman dan penyanyi datang bertubi-tubi ke Papua. Mereka datang dan menyanyi dengan tujuan [yang menurut mereka] menghibur orang Papua yang sudah lama menderita bersama Belanda.

Morin mengungkapkan bahwa lagu Yamko Rambe Yamko dinyanyikan pertama kali oleh group musik dari Jakarta pada Mei tahun 1963 di Biak. Saat itu, Morin sudah kelas III SMP Belanda.

“Kalo tidak salah dinyanyikan oleh seseorang yang namanya Pak Kasur, seorang pendidik untuk nyanyian anak-anak. Lagu tersebut dinyanyikan lalu dipopulerkan setelah penyerahan Papua ke UNTEA. Jadi Pak Kasur yang menyanyikan lagu itu di Biak pertama kali. Sampai dengan hari ini kita tidak tahu lagu ini dari bahasa suku apa di Papua. Apakah sudah ada suku yang mengklaim bahwa bahasa dalam lirik lagu itu adalah bahasa mereka? Saya pikir belum ada,” ungkapnya kepada suarapapua.com pada Jumat (25/6/2020) malam.

Lagu ini hangat dan ramai dibahas di sosial media, terutama Twitter pada 25 Juni 2020 setelah akun Komunitas #PapuaItuKita membuat sebuah cuitan tentang lagu Yamko Rambe Yamko bukan lagu daerah Papua.

ads

Menurut Simon P Morin, karena hingga saat ini belum ada suku di Papua yang mengklaim bahwa bahasa dalam lagu tersebut adalah bahasanya, maka dia berpendapat bahwa lagu tersebut adalah rangkaian kata dengan melodi ceria yang tidak jelas maknanya dan asal bahasa dari mana.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

“Saya pribadi berpendapat Itu [lirik lagu Yamko Rambe Yamko] hanya sekedar serangkaian kata dengan melodi ceria yang tidak jelas bahasanya dari suku mana. Kita akui bahwa pada waktu itu belum ada penelitian bahasa yang intensif dilakukan di Papua,” katanya.

Dijelaskan, Belanda demi misi keagamaan hanya mendokumentasikan bahasa-bahasa yang dituturkan oleh penduduk di wilayah-wilayah pekabaran Injil, terutama kawasan pantai dan kawasan tertentu di pegunungan. Penelitian bahasa yang intensif untuk dokumentasi dan inventarisasi bahasa-bahasa di Papua baru dilakukan oleh Summer Institute of Linguistics pada era 80 – 90-an.

“Makanya [tentang bahasa dan makna dari lagu Yamko Rambe Yamko] perlu dipertanyakan suku mana yang memiliki bahasa Yamko Rambe itu. Ato hanya sekedar serangkaian kata yang dirangkai Pak Kasur sebagai seorang seniman dan musician dengan diberi melodi yang bagus untuk mengangkat semangat orang Irian pada waktu itu,” katanya mempertanyakan.

Menurut Morin, soal bahasa dan makna lagu tersebut arus ada suku yang mengklaim bahwa itu bahasanya dan menjelaskan apa artinya.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

“Saya pernah dipertanyakan berbagai pihak tentang arti katanya. Saya hanya menjawab di Papua ada 250 bahasa. Saya hanya penutur salah satu bahasa itu. Terkesan ini bukan bahasa asli Papua dilihat dari kata-katanya. Pernah ada yang bilang dari Afrika,” katanya.

Morin mengaku pernah ditanya banyak kali oleh orang di luar Papua tentang lagu tersebut.

“Tetapi jawaban saya adalah saya tidak tahu. Dari susunan kata-katanya itu bukan bahasa papua. Karena bahasa Papua itu kadang-kadang lebih banyak huruf mati. Tapi di lagu ini bunyinya bagus tapi maknanya kita tidak paham,” terangnya.

Morin kembali menegaskan bahwa keliru dan salah jika lagu itu dilabeli sebagai lagu daerah Papua dan lagu tersebut liriknya adalah dari salah satu bahasa di Papua. Sebab, lagu itu dinyanyikan pertama oleh pak Kasur setelah penyerahan Papua ke UNTEA tahun 1963 dan dinyanyikan oleh rombongan grup musik bertubi-tubi ke Papua yang dikirim oleh Jakarta.

“Waktu itu saya kelas III SMP di Biak. Waktu itu peralihan dari SMP Belanda ke SMP Indonesia. Jadi saat itu kita dihadirkan di salah satu lapangan di Biak, lalu lagu itu dinyanyikan dan diperkenalkan. Entah rombongan itu ke Jayapura dan diperkenalkan di Jayapura juga, saya sendiri tidak tahu. Atau mungkin juga di kota-kota tertentu di Papua,” tegasnya.

Kalau kita teliti secara kritis, dari mana lagu ini, kata dia, Pak Kasur yang perkenalkan lagu itu yang jawab. Karena kita tidak tahu itu bahasa dari suku mana, kalau memang benar itu lagu dari Papua.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

Dia melanjutkan, bahasa Papua secara lengkap baru diteliti secara lengkap oleh Summer Institute of Linguistics pada era 80 – 90-an dan kemudian keluar jumlah ratusan di Papua. Kalau pak Kasur ini dapat kata-kata dalam lirik itu dari salah satu bahasa dari Tanah Papua, pertanyaannya dari mana dia bisa tahu itu? Karena di tahun 60-1n itu belum ada penelitian bahasa secara intensif seperti yang dilakukan tahun 80-90-an.

“Karena iramanya gembira jadi semua orang suka menyanyikan lagu itu. Tetapi apa maknanya, kita tidak tahu. Yang harus dipertanyakan adalah lagu dari bahasa suku apa. Kalau tidak ada, itu hanya rangkaian kata-kata yang disusun oleh seniman dan dia bilang itu bahasa Irian. Di Irian itu ada 250-an bahasa. Kalau bahasa Irian ini harus diperjelas dari mana dan dari suku apa,” katanya.

Sementara itu, Andy Tagihuma, Pegiat budaya dan pendiri Komunitas Sastra Papua (Ko’Sapa) mengatakan, lagu Yamko Rambe Yamko memang bukan lagu daerah dari Papua.

“Lagu itu bukan dari Papua. Sampai hari ini tidak ada referensi dan bukti yang menguatkan bahwa lagu itu benar-benar dari Papua. Tetapi Jakarta yang mengklaim dan populerkan bahwa lagu itu berasal dari Papua,” katanya.

Senada dengan Morin, Andy juga menegaskan bahwa lagu Yamko Rambe Yamko bukan berasal dari Papua.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKembali Pimpin DPD Hanura, Kenius Ajak Kader Kawal Pilkada Serentak 2020
Artikel berikutnyaPolisi Amankan 17 Penambang Ilegal di Buper, Kota Jayapura