SENTANI, SUARAPAPUA.com— Pemerintah Kabupaten Jayapura diminta serius memperhatikan usaha karang kapal yang dirintis mama Domminggas Kromsian sejak 2005 di Kampung Amai, distrik Depapre.
Mama Minggas panggilan akrabnya mengakui usahanya perna dilirik dinas perikanan Kabupaten Jayapura, namun akhirnya tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Malah oknum tertentu dari dinas perikanan memanfaatkan nama dari usaha mama Minggas untuk mendapatkan sejumlah dana.
“Saya menggunakan nama karang kapal dikarenakan berada di pantai Amai yang karangnya terbentang luas bagaikan kapal. Oleh sebab itu, saya pakai nama karang kapal untuk usaha pernak-pernik yang saya punya ini,” ungkap mama Minggas kepada suarapapua.com pada, Rabu (23/9/2020).
Dia mengakui semua bahan yang digunakannya diambil dari karang kapal. Di sini juga ada beberapa hiasan seperti kepala bulu kasuari dan ayam yang dipesannya dari Sarmi dengan biaya Rp500 ratus ribu hingga Rp1 juta rupiah.
Mama Domingas Kromsian sendiri sudah punya dua galeri usaha untuk menjual pernak-perniknya. Satu di Hawai dan satunya di kampung Netar.
“Saat weekend tiba saya sering berjalan sepanjang pantai Amai untuk menawarkan penyewaan pernak-pernik tersebut kepada pengunjung untuk digunakan foto dengan kisaran satu paket berupa kalung, anting dan pita paling tinggi seharga 50 ribu,” katanya.
Disinggung untuk pendapatan perbulan, katanya, bisa mencapai Rp1 hingga Rp3 juta rupiah. Itupun kalau pesanan lagi ramai.
Ia berharap kepada pemerintah Kabupaten Jayapura untuk melihat usaha yang dikelolanya itu secara serius, agar menjadi aset penting di kampung Amai distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.
Pewarta : Hendrik R. Rewapatara